5[}

26 9 0
                                    

Yah, hari ini seperti biasa yaitu sekolah. Sampai saat ini aku merasa sekolah ini menyenangkan, mulai dari fasilitasnya yang lengkap sampai cara mengajar gurunya yang menurutku sangat mudah dipahami walaupun soalnya sulit. Buku kumpulan soal yang diberikan sekolah untuk setiap pelajaran selalu aku jawab setelah pulang sekolah, padahal sebelum materi disekolah aku selalu mencoba menjawab soal dibuku itu tapi nihil. Ya iyalah itu isinya soal olimpiade, memang enggak dikumpul sih hanya jadi bantal aja kalau tidak dikerjakan karena buku-bukunya tebal.

Pelajaran fisika dengan pak Santoso menjadi awal mata pelajaran hari ini, tapi sekarang baru jam 06.50 di jam dinding kelasku. Tidak tau disini memang sedikit lebih ribut namun aku tidak peduli apa yang lainnya bicarakan, aku memilih mengobrol dengan teman sebangkuku sekaligus sahabatku yaitu Anggi.

"kamu tau nggak?, kalau ibunya presiden kita itu adalah istri simpanan atau bisa disebut istri mudanya pak Aksa Tan lho",

"kamu yakin han",

"iya, aku mendapatkannya dari sumber terpercaya lho",

"emang siapa han?",

"aku dapat beritanya dari yoga di kelas sebelah",

"oh gitu ya, tidak disangka kalau ibunya presiden kita itu istri simpanan dan pemuas nafsu pak Aksa Tan aja ya ternyata", tidak sengaja aku menguping pembicaraan yang sedikit samar-samar dari belakang kelasku.

"eh eh eh itu ada kak Riki presiden kita baru keluar pintu lift lantai dua sama yang lainnya", seru salah satu teman kelasku yang berada diluar kelas memberikan kabar dari pintu kemudian seketika pintu dan jendela tempat mereka berlima lewati itu ramai dengan siswa-siswi kelas masing-masing, begitu juga aku dan Anggi yang menuju pintu kelas untuk melihat mereka tapi terutama kak Arion hehehe....

Mereka baru melalui pintu kelasku, setelah melewati tangga dan kelas A. eh kak Arion tersenyum sebentar tidak tau kepada siapa, tapi awal dia mulai tersenyum saat melihatku.

"awwwwwwww, tampannya", "ohhhh manisnya kak Arion", teriak-teriak siswi yang terkena senyumnya termasuk Anggi.

"aduh senyumnya aku tidak tahan", batinku dengan pipi sepertinya mulai memerah.

Kemudian mereka masuk ke kelas C dan membuat semua orang mengumpuli kelas C termasuk aku yang melihatnya dari jendela ketiga di kelas itu dan melihat kearah papan tulis.

"mana yang namanya Yoga Imersyah?", tanya kak Riki dengan nada menekan dan tajam seperti ingin membunuh.

Semua isi kelas menunjuk cowok berkulit coklat dan terlihat bermulut ember dan suka ngomongin orang tanpa batas, aku tau karena saat regis ulang waktu itu tidak mau mendekatinya karena melihatnya sudah jijik banget. Dan itu juga dirasakan oleh dua sahabatku.

"lo tau kan akibatnya dari merendahkan nama keluarga Aksa Tan!!", seru kak Riki menghampirinya dengan jalan cepat dan mau melayangkan pukulan pada yoga yang sedang berada dekat dengan meja guru.

Aku langsung memejamkan mata karena pasti akan telak mengenainya, Bukkkkk!! "wahhhhh", teriak semua cewek dan membuatku membuka mataku untuk melihat apa yang telah terjadi atau apa yang telah aku lewatkan.

Tidak tau kenapa bisa terjadi seperti itu, tapi kak Arion menahan pukulan dari kak Riki dengan telapak tangannya dan posisi yoga juga sebenarnya sudah siap untuk menangkis pukulan dari kak Riki.

"wahhh kak Arion memang keren banget deh", gumamku kagum pada kak Arion.

"Rion kenapa kamu mengalangiku?!", tanya kak Riki sangat kesal tapi terlihat seperti sedikit takut dengan apa yang dilakukan kak Arion.

Posisi kak Arion ada disamping kak Riki masih menahan pukulannya, "kalau mau berentem untuk menyelesaikan masalah jangan disini ki, kita kan punya gedung khusus bela diri disekolah ini dan disana kamu bisa langsung membunuhnya" ucap kak David yang ada dibelakang kak Riki dan di depan kak Arion.

Kak Riki langsung menarik tangannya dan dengan sedikit merapikan jasnya yang terlipat akibat tindakkannya sendiri mau memukul yoga, "gue tunggu lo sepuluh menit lagi disana", ucap kak Riki kemudian langsung berjalan menuju keluar pintu kelas dan kami mulai bubar untuk membukakan jalan untuk mereka lewat.

"kan kamu juara dua nasional disalah satu cabang bela diri kan?, jadi persiapkan dirimu supaya tidak mati sia-sia", ucap kak Arion memperingatkan tanpa melihat lawan bicaranya kemudian berjalan mengikuti mereka berempat.

"emang dia siapa, bisa membunuh gue segampang itu", jawab yoga seperti terlihat sombong dimataku.

"bisa bela diri aja belagu (menganggap enteng/mudah) banget sih", gumamku.

Semua langsung bubar cepat menuju gedung khusus bela diri yang tidak jauh dari gedung sekolah, jalan kaki cukup 2 menit. Aku, Anggi, Lusi, Lilis dan Asbi dari program beasiswa duduk dikursi penonton berdekatan. Yoga mulai membuka jas sekolahnya, sedangkan kak Riki tidak membukanya.

"huhhh, sombong sekali lu tidak membuka jas lu", ucap yoga dengan senyum kemenangan dan kak Riki hanya memasang muka tenang tanpa ekspresi.

"tidak ada batas tempat, tidak ada alas, tidak ada peraturan, waktu sampai bel masuk berbunyi", jelas kak Andri yang jadi wasitnya. Kak Anggara, kak David berdiri cukup jauh dari mereka bertarung dengan memasukkan kedua tangan mereka ke saku celana mereka dan kak Arion menyandarkan dirinya disamping pintu keluar masuk gedung tidak jauh dari kedua rekannya, posenya itu seperti waktu pertama kami bertemu deh rasanya.

"oke dimulai sekarang!!", seru kak Andri dan langsung disambut dengan sorakkan penonton yang sangat antusias. Sebenarnya aku tidak antusias banget tapi daripada dikelas sendirian, kan menyedihkan.

Yoga langsung menyerang dengan pukulan depan dan diiringi maju kedepan, kak Riki hanya menghindarinya dengan menghadap kiri dan kanan sesuai dengan tangan yang dikeluarkan oleh yoga. Tidak lama dari itu kaki kanan yoga akan mengarah ke kepala kak Riki, dengan cepat kak Riki menunduk dan langsung menendang kaki kiri Yoga dari samping yang membuat dirinya jatuh terlentang.

Kak Riki mundur beberapa langkah dari tempat dia menendang jatuh yoga, "masih mau lanjut?", tanya kak Riki dan Yoga langsung bangkit dan menyerang dengan tendangan depan kaki kiri. Langsung dihindari kak Riki dengan menghadap ke kiri samping kaki kiri Yoga lalu menendang tulang rusuk Yoga dengan tendangan depan kaki kanannya dan membuat yoga terjatuh menghadap ke kanan.

Sepertinya Yoga tidak bangun lagi, kak Riki mulai berjalan menuju pintu keluar yang disampingnya ada kak Arion. "awassss kak Riki!!", teriak seluruh cewek termasuk Anggi, Lusi dan Lilis. 'dasar banget deh mereka'
Dari belakang datang pukulan tangan kanan dari Yoga, "ukkhhhhkk", hanya bunyi itu yang kami dengar saat kaki kiri kak Riki mendarat kuat ke perut Yoga dan membuatnya terlempar beberapa meter kebelakang jatuh seperti orang tiarap.

"uhhh, kuat banget itu pasti sampai terlempar", ucap Lilis yang sepertinya mengagumi sosok kak Riki dan aku hanya melihatnya sejenak dan kembali ke pertarungan mereka.

Sepertinya Yoga sudah mulai tidak bergerak, kak Riki kembali membalikkan badannya, "kak awasss!!", teriak Lilis kencang banget.

Kak Riki langsung menghindar lalu mengangkat tubuh yoga kemudian membantingnya dengan sangat keras dan tengkuknya mendarat lebih dulu ke lantai, setelah selesai dibanting langsung Yoga tidak bergerak lagi. 'Apakah dia mati?', 'baru saja seminggu belajar disekolah ini, dia udah mati. Malangnya nasibmu, tapi sepertinya sepadan karena mulutnya yang jadi induknya tukang gosip'.

Bukkkkkk!!, sepertinya injakkan kaki dari kak Riki di perut yoga cukup kuat, karena tubuh yoga bergerak naik keatas tapi yoga tetap tidak sadarkan diri. 'sepertinya dia benar-benar mati deh sekarang'.

To be continue....

Jangan lupa vote bintangnya ya 😇

Jika ada yang butuh di comment ya silakan, dibuka untuk umum.

Terimakasih semuanya dan tetap semangat yaaa 😊

👇

👇

Best High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang