7(>

15 5 3
                                    

Riki Aksa Tan's POV

Hari ini gue sibuk banget, tugas numpuk hari ini. Entah kenapa semua guru mata pelajaran itu ngasih tugas dan dikumpulkan dihari yang sama, benar-benar merepotkan. Yah mau gimana lagi, harus dikerjakan walaupun sebenarnya ogah.

Gue berjalan di koridor lantai 4 gedung utama untuk menemui guru yang ada digedung sebelah yang sebenarnya ada dilantai 1, karena kami diberi tempat khusus jadinya kami hanya mengumpulkan tugas atau menemui guru dilantai 4 nya tepat digedung yang ada tiang jam sekolah diatasnya. Saat gue mendekati pintu lift gedung utama, gue melihat ada seorang yang pasrah akan terjatuh dengan posisi terlentang. Dengan cepat, gue melepaskan apa yang gue pegang saat itu dan berusaha menangkap tubuhnya.

Bukkkkk!, syukurlah gue bisa menangkapnya. Gue lihat wajahnya, ternyata cantik juga dengan mata berwarna coklat dan gue tidak tau saat ini waktu berjalan berapa detik atau berapa menit lamanya. Tidak tau kenapa makin lama badan ini terasa gugup dibuatnya, jantung berdetak cukup cepat atau mungkin sangat cepat dari yang pernah gue rasakan selama hidup. "oh God ada apa dengan gue saat ini?", batin gue bertanya-tanya.

"ehemmmm!", batuk yang sepertinya disengaja oleh seseorang dari dalam lift membuat suasana menjadi kacau dan dia langsung masuk dalam lift lalu berdiri disamping seseorang yang telah ada didalam lift itu.

"kenapa kalian pakai lift ini?", tanya gue sedikit bingung karena lift itu seharusnya khusus untuk kami gunakan.

Mereka dengan senyum seperti orang tidak jelas dan menggarut bagian belakang kepala yang sebenarnya tidak gatal, "maaf maaf kak hehehe", mereka langsung menekan tombol dan pintu lift langsung tertutup.

Untung saja saat gue berhasil menangkapnya tadi, gue secara tidak segaja melihat ID cardnya dan melihat namanya. 'Rani Purnamasari', nama yang cantik secantik orangnya.

Gue langsung mengambil apa yang gue lepaskan saat menangkap dia, yaitu tugas-tugasku yang akan dikumpulkan kemudian langsung berjalan menuju gedung sebelah sambil mengingat kejadian barusan beberapa kali. 'apa ini rasanya cinta pandangan pertama?' tapi sebelum dengannya, gue pernah beberapa kali bertatapan langsung dengan cewek dan hasilnya tidak begini. 'bodo lah, yang penting enggak mendapatkan benjolan secara Cuma-Cuma'.

"hei ki, gimana tugas tadi udah dikumpul kan?", tanya Arion saat baru masuk ke tempat kumpul kami berlima yang berada di sekitar daerah rumah gue (rumah keluarga Aksa Tan)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"hei ki, gimana tugas tadi udah dikumpul kan?", tanya Arion saat baru masuk ke tempat kumpul kami berlima yang berada di sekitar daerah rumah gue (rumah keluarga Aksa Tan).

"sudah sudah, gue letakin di ruang guru kita", jawab gue sambil tetap fokus membidik sasaran di permainan.

"tugas mulu yang lo tanyain Rion", kata David yang baru duduk disofa merah sambil merangkul dua cewek yang ada dikiri dan kanannya. Memang David sering membawa cewek yang berbeda-beda untuk menemaninya atau melakukan hal lainnya bahkan lebih dari itu, hal seperti itu sudah mendarah daging ditubuhnya.

"dari pada lo, cewek mulu lo ajak main dan tiap hari ganti lagi", balas Arion sambil meminum minuman kaleng yang dia ambil dari kulkas.

"namanya juga enak Rion hahahaha....", David tertawa senang.

Best High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang