Biasakan follow dulu akun Authornya ya bagi yang belum follow 😁
Biasakan juga vote bintangnya sebelum membaca hehehe 😄🙏
Selamat membaca 😊
“jika kalian yang masih ada tetap berani merendahkan keluarga Aksa Tan, kalian akan berakhir seperti ini dan bahkan lebih”, seru kak Riki dengan kaki masih diperut yoga dan menghadap ke kami yang hanya memenuhi satu sisi kursi penonton di gedung ini.
“apa dia mati ya?, diinjak kuat gitu masih nggak sadar”, kata beberapa orang dibelakangku yang sepertinya penasaran dengan biang tukang gossip itu.
“tenang saja, dia tidak tewas. Gue hanya membuatnya pingsan”, seru kak Riki kembali.
“ohhh jadi dia hanya pingsan saja ternyata”, orang-orang di sekitarku merespon dengan nada santai. Kata-kata mereka membuatku tidak terlalu mendengar apa yang dibicarakan oleh Kak Riki di bawah.
“……. sekali lagi …… ada yang berani melakukan hal seperti ini lagi, gue nggak akan sungkan-sungkan untuk membunuhnya walaupun itu wanita sekalipun”, itu yang bisa kudengar, kemudian kak Riki mulai jalan menuju ke pintu keluar gedung dengan kedua tangannya dimasukkan ke saku celananya dan disusul oleh kak Andri yang jadi wasit pertandingan tadi.
“oleh gara-gara hanya bisa bela diri, seperti dunia miliknya. Untung aja dia nggak mati sia-sia, itu namanya orang bego yang hanya ngerasa dirinya hebat dan bisa melakukan segalanya. Padahal jika bisa bela diri itu digunakan untuk menolong dan ramah ke orang, bukan menunjukkan wajah sombong seperti tidak ada yang akan mengalakannya. Dunia ini luas bro, jadi harus tau posisimu ada dimana sekarang”, udah bijak belum batinku berbicara? hehehe…. Sebenarnya fungsi bisa bela diri yah untuk membela diri, bukan untuk menjadi sombong dan menambah musuh. Iya kan?.
Setengah perjalanan kak Riki dan kak Andri menuju pintu keluar. Krriiinggggg kringggg krriiiingggg……… bel tanda masuk berbunyi, semua penonton langsung mulai membubarkan diri untuk masuk ke kelas masing-masing.
Ketika mereka berlima berlalu dan hilang dari pandangan kami kemudian yang lainnya masih berupaya turun dari kursi penonton, “padahal dia anak dari program beasiswa, kenapa malu-maluin banget sih”, ucap seorang cewek yang tidak jauh dari kami berlima duduk dan aku tau dia, ya dia yang membuat lilis terjatuh oleh kakinya dikantin waktu itu. Kami hanya bisa diam seribu bahasa mendengarnya.
“maksud lo apaan hah?, bisa kagak sih disaring dulu kalau ngomong!!, lo mau cari masalah lagi hah?”, sepertinya lusi naik lagi deh emosinya dan kami kecuali asbi mencoba menahan lusi untuk tidak mulai menyerangnya.
“lho emang kenyataannya begitu kan?, nggak sadar diri sih”, ucapnya kembali memanas-manaskan kami dengan posisi tangan melipat di dadanya.
“kalau lo mau ngajak berantem bilang!!!, sini mulut lo gue sekolahin lagi sampai sarjana biar nggak banyak bacot!!”, seru lusi yang mulai tidak tahan ingin menghajar Kiki.
“sudah sudah si, tahan si tahan”, kami mencoba menenangkan lusi dan menahan lusi lebih kuat lagi.
“ini nggak bisa ditahan lagi, keterlaluan banget tuh orang kaya!!”, ucap lusi dengan nada sangat kesal. Kiki hanya tersenyum senang dan berbalik badan berjalan membelakangi kami kemudian berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best High School
Teen Fiction"mulai detik ini dan saat ini resmi aku membencimu tidak ada kata lain selain benci sama dia, tampan tidak mumbuatku berhenti membencimu", Rani Purnamasari ~~ "mulai hari ini dan detik ini, aku mulai mencintainya", Riki Aksa Tan. "hah", Andri dan Da...