Act Eight

86 17 7
                                    

Beberapa hari kemudian, setelah semua anggota Eternals pulih, mereka bersiap untuk kembali ke bumi. Beberapa diantaranya sudah mulai akrab dengan Phobos dan Selene.

Phobos cenderung mudah berteman dengan yang lain, sedangkan Selene lebih mendekatkan dirinya dengan Druig. Hal ini membuat perasaan Niana mengganjal, ia pun tak tau mengapa ia merasa tidak suka dengan tingkah Selene yang terus menggoda Druig.

"Kalian bisa ambil apapun yang kalian butuhkan" ucap Hellios setelah membuka pintu gudang yang berisi amunisi dan persenjataan lama mereka.

Para Eternals segera mencari benda-benda yang dapat membantu mereka sesuai kekuatannya masing-masing. Niana juga melakukan hal yang sama, mengeksplor tempat tersebut, sekiranya ada benda yang dapat ia gunakan.

Mata Niana langsung tertuju pada sebuah box bergambar bulan sabit yang berisi pakaian dan sepaket senjata yang menurutnya menarik. Ia mengamati box tersebut dengan pandangan terpukau hingga sebuah suara mengejutkannya.

"Nyx. Itu adalah barang-barang milik Nyx. Kawan lama kami" jelas Phobos kepada Niana.

"Sangat indah. Pasti ia orang yang hebat"

Niana tersenyum ke arah Phobos membuat Phobos ikut mengangguk. Ia rindu sosok Nyx yang anggun dan bijaksana.

"Kau bisa pakai itu jika kau mau"

Niana tersentak.

"Benarkah??" tanyanya antusias.

Phobos kembali mengangguk meyakinkan Niana.

+++

Kegiatan para Eternals yang sedang sibuk mempersiapkan persenjataan tiba-tiba terhenti. Seluruh atensi mereka terfokus pada seorang gadis yang memasuki ruangan dengan anggun.

Gadis itu adalah Niana. Niana terlihat serasi dengan pakaian milik Nyx beserta tongkat berujung bulan sabit digenggamannya yang tampak berkilau.

Niana yang menjadi pusat perhatian jadi salah tingkah apalagi saat netranya tidak sengaja bertubrukan dengan milik Druig yang penuh kekaguman.

Namun, tiba-tiba sebuah omongan bernada tinggi keluar dari bibir Selene yang sedaritadi duduk di sebelah Druig.

"Kau sangat tidak sopan mengenakan milik orang lain sembarangan?! Apa kau tau seberapa berharganya benda itu bagi kami" ucap Selene berapi-api sambil mendekat ke arah Niana namun tubuhnya ditahan oleh Hellios.

"Sudahlah, Selene. Nyx akan lebih bangga jika baju zirahnya dikenakan untuk kembali membela kebenaran daripada harus teronggok di gudang penuh debu" ucap Hellios untuk menenangkan Selene.

Sedangkan yang dinasihati hanya menggerutu, lalu pergi lebih dulu meninggalkan ruangan itu.

"Baiklah. Apakah semuanya sudah siap?" tanya Kingo memecah suasana.

+++

Kini mereka sudah berada di dalam pesawat mereka yaitu Domo yang menuju ke bumi. Sepuluh orang itu berkumpul mengelilingi meja yang diatasnya terpampang strategi untuk mengalahkan Ikaris dan menghentikan proses kebangkitan Celestial.

Setiap orang mendapatkan tugasnya masing-masing termasuk Niana yang bertugas mengalihkan perhatian. Niana adalah satu-satunya manusia dalam perang ini. Hal itu yang membuat Druig khawatir akan keselamatan Niana.

Druig menghampiri Niana yang sedang duduk sendirian menghadap jendela kapal.

"Hey, you good?" tanya Druig sembari duduk di sebelah Niana.

Niana hanya menjawab dengan anggukan lemah tanpa menoleh ke arah Druig. Ia masih mencerna semua peristiwa yang terjadi padanya akhir-akhir ini. Bagaimana bisa kehidupannya yang membosankan berubah menjadi penuh hal-hal di luar nalar seperti sekarang?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Prohibitos || Druig's FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang