Ch X

5 1 0
                                    

Sesuatu yang menghebohkan sepertinya sedang terjadi di sekolah Dera. Namun, ia tidak tahu pasti apa yang membuat sekolah tampak ramai dengan pembicaraan orang-orang setiap Dera melangkahkan kakinya melewati lorong-lorong untuk sampai ke kelasnya diujung bangunan ini.

Masuk ke kelas pun, keramaian tidak juga berhenti. Kelas A6 dan B6 terlihat akur satu sama lain, sudah seperti satu kelas tanpa dinding yang kadang membatasi di antara mereka.

"Selly, apa yang sedang terjadi?"

Dera langsung menuju ke tempat Selly berada saat melihat temannya seperti sibuk menjalani rutinitasnya memberikan informasi dalam kelas.

"Ah, kau tidak tahu ya, ketua kelas." Dera hanya mengangguk kecil sebagai jawaban darinya. Tidak seperti biasa, Dera yang biasanya tidak terlalu peduli dengan informasi tidak penting tentang sekolah, sekarang bertanya langsung pada Selly.

"Kau tahu Masquerella?" Dera kembali menggelengkan kepalanya untuk kedua kalinya.

"Jadi gini, Masquerella sebutan untuk pemilik sepatu yang kemarin sepatunya ketinggalan sebelah di pesta." Kali ini Dera mengangguk mengerti akan penjelasan dari Selly yang mudah dipahami. Tapi, Dera agak geli juga karena secara tidak langsung dialah Masquerella itu.

"Xavir, ketua kelas kita. Eh, maksudnya ketua kelas anak-anak sebelah akan nyari Masquerella itu di sekolah."

"Hah!" Gadis itu tersentak mendengar penjelasan Selly yang tidak masuk akal. Bukan tidak masuk akal, bisa saja itu terjadi. Namun, Dera tidak mengerti kenapa Xavir harus mencarinya sampai sejauh ini. Ia kira kemarin Xavir sudah melupakan tentang sepatu itu.

"Kenapa harus cari di sekolah?" tanya Dera semakin penasaran.

Kedua bahu Selly bergerak naik secara bersamaan. "Katanya sih karena Masquerella itu ada di sekolah kita. Aku gak sabar sih, apa jangan-jangan aku ya, Masquerella yang dicari-cari."

Gadis itu hanya tersenyum canggung setelah mendengar penjelasan Selly. Lima menit lagi kelas akan dimulai, Yasmin menarik Dera untuk kembali ke bangkunya terlebih dahulu. Tas yang masih menempel di punggung gadis itu pun belum terlepas.

"Tumben Der ke sana. Ada apa?"

Hembusan nafasnya kali ini terdengar berat. "Kamu pasti tahu tentang Masquerella kan?"

"Ah, Masquerella. Tahu dong, yang pemilik sepatu kaca yang tertinggal di pesta Xavir waktu itu kan. Emang kenapa?"

Wajahnya terlihat tidak fokus, bingung apakah ia harus memberitahu Yasmin tentang ini atau tidak. Hatinya berkata ia harus memberitahu tentang ini kepada Yasmin, apalagi gadis itu satu-satunya teman dekat yang ia percayai. Namun, otaknya selalu melarang siapapun yang tahu tentang ini. Ia sangat tidak mau orang-orang tahu siapa sebenarnya Masquerella itu.

"Mm, tidak ada. Hanya saja, hari ini sangat ramai orang-orang yang membicarakannya. Jadi aku penasaran," jelas Dera panjang lebar mengikuti kata otaknya, kali ini perkataan hatinya kalah.

Namun, Yasmin sebagai teman terdekatnya sejak satu tahun yang lalu sudah hafal gerak-gerik gadis itu apabila ia sedang mengatakan sesuatu yang sebenarnya bukan itu yang ingin ia katakan. "Aku tahu bukan itu yang kamu ingin katakan."

"Hah? Tahu darimana, aku gak gitu kok."

Yasmin memegang kedua bahu gadis itu dan menariknya agar langsung berhadapan dengan Yasmin dan bertatapan mata. "Kau biasanya akan selalu menatap orang kalau sedang berbicara. Tapi, kalau kau sedang gelisah ingin berkata sesuatu, kau selalu mencari benda yang dapat kau tatap dan menghindari tatapan mata orang yang kau ajak bicara. Dan kau sedang melakukan itu."

Rasanya sangat sulit untuk berhadapan dengan Yasmin. "Aku gak sadar kalau aku melakukan hal seperti itu."

Gadis itu melepaskan tangannya dari bahu Dera. "Dera, kau bisa berkata apapun padaku. Tentang apapun, tapi tidak sekarang juga tidak apa-apa. Atau mungkin kau punya rahasia yang tidak mau orang tahu juga tidak apa-apa. Kau bisa menyimpannya sendiri. Tapi kalau kau butuh teman untuk berbicara, aku akan menunggu kapanpun itu."

Masquerella Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang