D in DamHwan

747 72 38
                                    


Junghwan melirik gelas Ice Americano milik Yedam yang dari tadi tergeletak di meja tidak tersentuh sama sekali, semua esnya bahkan sudah mencair, tapi si pemilik minuman belum sekalipun menyentuh gelasnya, malah fokus ngobrol entah apa dengan Asahi.

Junghwan mendengus, mengalihkan pandangannya dari dua orang itu. Dia tahu Asahi baru kembali dari Jepang setelah sebulan pulang kampung, but honesty! Didn't they video call? Or skype? Or fucking text? Kenapa malah fokus ngobrol berdua dan bertingkah seolah-olah mereka adalah couple LDR yang jarang punya waktu bareng!

Bara-bara api kejengkelan yang entah datangnya dari mana mulai terbentuk di dalam diri Junghwan, otomatis membuat Junghwan menyilangkan tangannya di dada dan membuang muka.

"Kenapa cemberut gitu?" tanya Yoshi yang dari tadi duduk disampingnya, dan diam-diam memperhatikan.

"Aku nggak cemberut! Aku cuma kesel!" dan dia tidak bohong, karena Junghwan pikir dia memang cuma kesel.

"Kesel sama?"

"Sama Ice Americano yang kayaknya bakal kebuang sia-sia!"

Yoshi mengangguk paham kemudian menyipitkan matanya –hal yang selalu dia lakukan setiap kali sedang mencoba memecahkan masalah--. Sedetik kemudian Yoshi berdiri dan bertanya dengan keras, "Yedam, Ice Americano-nya mau kamu minum nggak?"

Junghwan terbelalak mendongak manatap Yoshi, sedangkan Yedam menatap Yoshi bingung dengan pertanyaan tiba-tibanya kemudian menjawab. "Iya, mau diminum."

"Tuh, Hwan, Yedam mau minum kok." kata Yoshi sambil menepuk pundak Junghwan kemudian menoleh lagi pada Yedam, "Tadi Junghwan khawatir kalo minuman kamu bakal kebuang sia-sia."

Junghwan masih mendongak, mengerutkan kening pada Yoshi, berharap temannya yang lebih tua ini bisa menangkap sinyalnya untuk berhenti because goddamnit everyone's attention is on him now! Junghwan bahkan bisa melihat dari sudut matanya bahwa Asahi sedang tersenyum miring ke arahnya. The dickhead!

"Kamu mau?" tanya Yedam , menyodorkan gelasnya pada Junghwan, "tapi emang kamu minum kopi ya? Aku kira kamu tadi pesen coklat."

"I –Iya, aku minum coklat aja." Jawab Junghwan dan melirik Yoshi untuk memberinya tatapan jengkel.

"Tapi kamu kayanya emang pengen minumnya Yedam deh, soalnya kamu keliatan haus banget." Kata Asahi, senyum miringnya makin terlihat jelas dimata Junghwan.

"Kalo kamu beneran mau, nggak papa, minum aja." Tawar Yedam lagi.

Junghwan menggelelng, mendorong gelas ice Americano kembali pada Yedam. "Enggak, aku minum coklat aja."

"...Okay."

Dan segera keadaan kembali seperti semula, Yedam kembali fokus dengan percakapannya dengan Asahi. Mood Junghwan makin jelek. Junghwan males ikutan ngobrol, dia juga males dengerin. Jadi setelah dia teguk habis coklatnya, Junghwan mengambil jaketnya dari belakang kursinya dan berdiri.

"Aku cabut duluan." Kata Junghwan.

Yoshi mengerutkan kening, tangannya menahan tangan Junghwan yang sudah melangkah keluar dari meja mereka, "Kenapa? Jae sama Doyoung aja belum nyampe sini loh."

Junghwan mengedikkan bahu, "agak capek aja."

"Kamu udah capek? Aku anterin pulang ya, tadi kan kita mau pulang bareng." Kata Yedam mulai merapikan barang-banrangnya dan berdiri.

Junghwan mengambil napas dalam, berusaha mengontrol moodnya, kemudian melepas tangan Yoshi. "Nggak usah, aku pulang sendiri aja, Kak Yedam anter aja Kak Asahi. Looks like you guys have a lot of catching up to do." Junghwan tersenyum pada Yedam yang menatapnya bingung kemudian berjalan secepat yang dia bisa untuk keluar dari café.

In Love With DamHwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang