Yibo berbaring diatas kasurnya dengan pandangan yang lurus melihat langitlangit kamarnya.
"Zhan.. apa yang harus aku lakukan?" Dia berguman lirih, tangannya lalu terangkat seolah meraih sesuatu di diatasnya yang nyatanya tidak ada apapun disana.
Dia seolah sedang berusaha untuk meraih kembali sesuatu yang harusnya menjadi miliknya.
Sementara di sisi lain, Xiao Zhan pun tengah berbaring dengan tatapan kosong menatap langit-langit kamarnya.
Matanya tampak sayu dan tenaganya seperti telah lenyap di suatu tempat.
"Bergantung padamu? Lalu pada akhirnya kamu akan muak dan meninggalkan aku lagi.."
"Aku, tidak bisa. Kenapa aku harus terus kehilangan? Papa, mama, nenek, lalu... Yibo.."
Xiao Zhan menghela nafas panjang, membiarkan matanya yang sayu itu kembali mengeluarkan air mata.
Dia lalu berusaha memejamkan matanya. Rumah yang tidak terlalu besar itu tampak sangat sunyi.
Yibo datang ke rumah Xiao Zhan keesokan harinya. Dia membunyikan bel beberapa kali.
Xiao Zhan yang mendengar bunyi bel berusaha membuka matanya yang masih berat karena semalam dia kesulitan tidur. Dia baru saja tidur jam 3 dini hari tadi.
Pria manis itu berdiri dengan tubuh yang tak bertenaga. Untuk sesaat dia menguap, lalu kakinya mulai melangkah menuju pintu utama.
Dia membuka pintu. Keningnya mengernyit. Dia melihat sekelilingnya, namun tak menemukan siapapun disana.
"Aku yakin tadi bunyi bel..." Dia berguman pelan, lalu saat ia hendak menutup pintu kembali, matanya menangkap sebuah kotak di bawah kakinya.
Alisnya bertaut, dia menunduk dan mengambil kotak itu. Kembali dia melihat ke sisi kiri kanan rumahnya, namun tak ada siapapun disana.
Dia memiringkan kepalanya bingung kemudian ia membawa kotak itu masuk ke dalam rumahnya.
Xiao Zhan duduk diatas kursi meja makan lalu membuka kotak tersebut. Di dalamnya ada dua mangkuk dan juga sebuah surat.
Zhan mengambil surat itu dan membacanya.
"Makanlah.. ada bubur hangat dan sup kesukaanmu.. jangan melewatkan sarapan. Walaupun sedang sedih, kamu juga harus tetap mengisi energimu."
Zhan menghela nafas panjang. Dia meletakan surat itu di atas meja, lalu mulai membuka dua mangkuk tersebut. Dia mengambil sendok dan mulai memakannya.
Xiao Zhan tentu tahu siapa yang mengirim makanan itu. Karena hanya Yibo yang tahu apa yang ingin dia makan saat keadaannya sedang tidak baik.
Lagipula, dia juga tidak memiliki tenaga untuk masak. Karena itu lupakan dulu kebenciannya dan makan saja apa yang di berikan.
Yibo tiba di kampus.
Pria Wang itu menyimpan tasnya diatas meja lalu duduk di tempat duduknya sambil menopang dagu dan pandangan yang di alihkan keluar.
"Hei Yibo.." Seseorang memanggilnya, membuatnya menoleh ke arah suara.
"Apa?" Sahutnya dingin.
"Aku dengar, neneknya Zhanzhan meninggal? Apa itu sebabnya dia tiba-tiba berlari pergi saat festival?" Tanya Gadis yang tak lain adalah A-Qing itu.
Yibo mengangguk dengan malas, "Ya." Jawabnya.
"Kasian sekali.." A-Qing tampak sedih. Dia benar-benar tidak tahu tentang hal itu bahkan hampir seluruh teman kelasnya tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (YIZHAN/END)
FanfictionKenangan masa lalu yang buruk membuat Xiao Zhan mengabaikan setiap orang yang ingin mengulurkan tangan membantunya. Dia tidak banyak berinteraksi dengan orang-orang karena dalam pikirannya dia hanya terus berpikir. "Aku akan membuktikan bahwa aku b...