TIGA

687 113 3
                                    

"Tae? Lo di dalam kan?"

Rose melangkahkan kakinya ke dalam, ini kali pertama ia masuk karena biasanya ruangan ini selalu terkunci. Baru beberapa saat di dalam, matanya langsung disuguhkan dengan pemandangan mengerikan yaitu tumpukan alat basket seperti tak di urus. Tapi, saat Rose maju selangkah lagi, ia langsung terpaku pada poster yang hampir mengisi keseluruhan ruangan. Baru sedetik mengagumi poster Lebron James, mata Rose mendadak langsung melebar ketika Taehyung keluar dari sebuah bilik dengan bertelanjang dada.

"Aaaa!" refleks Rose teriak mana kala matanya tak sengaja melihat ke perut Taehyung.

Secara otomatis juga Taehyung menutup telinganya dan berjalan mengambil seragam yang masih tersimpan di lokernya. "Berisik, gue mau ambil baju ganti."

Rose membalikkan badan membelakangi Taehyung, tangannya bertengger di sisi wajah supaya tidak ada celah bagi matanya untuk melihat tubuh telanjang pria itu. "Makanya kalo mau ganti di bawa, gimana kalo orang lain yang liat? Lo nggak malu?"

Taehyung tersenyum tipis, dia berjalan mendekati Rose yang masih membelakanginya. "Kan lo yang liat, bukan orang lain," ujar Taehyung sembari memakai seragam yang dia pegang.

"Kan gue bilangnya orang lain Tae, lain kali pakai di dalam makanya," masih membelakangi pria itu Rose terus menutup wajahnya.

Taehyung tidak berkata-kata lagi, matanya tak berpaling dari punggung Rose lalu bergulir ke pucuk kepala gadis itu. Taehyung menipiskan bibirnya sesaat ketika dia ingin mengeluarkan suara dan beranjak mengambil tas yang tersimpan di loker.

Setelah itu Taehyung menarik tas Rose keluar. "Ayo, lambat lo."

Rose berdecak dan melepaskan cengkeraman tangan Taehyung di tasnya. Keduanya berjalan bersama menuju parkiran, beruntung sekolah sudah sepi sejak beberapa jam yang lalu. Jadi, tidak ada orang yang bisa memergoki Rose dan Taehyung saat keduanya pulang bersama.

Dua minggu mengenal Taehyung membuat Rose jadi tau segalanya tentang pria itu. Di mulai dari sosoknya yang ternyata begitu terpandang di sekolah apalagi di dunia perbasketan. Awalnya Rose menyesal karena berteman dengan Taehyung, jika berteman dengan pria itu maka ia juga harus siap menjadi bulanan para wanita di sekolah ini. Tapi untungnya selama ini tidak ada yang memergoki mereka.

"Lo mau beli novel itu? Memang ngerti?" Rose bertanya pada Taehyung setelah keduanya sampai di tempat tujuan mereka yaitu toko buku.

"Nggak liat nama gue selalu terpampang di papan prestasi sekolah? Gini-gini gue peringkat ke-3 jangan salah lo," ucapnya sambil memilih beberapa novel terjemahan yang akan dia beli.

Rose memutar bola matanya malas. "Terserah lo Tae. Lo itu persis banget sama adek gue, sukanya baca buku atau ngoleksi buku-buku yang kayak lo pegang ini, memangnya seru ya baca buku itu?" tanya Rose penasaran.

Apa semua orang pintar selalu seperti itu? Mengoleksi buku-buku yang Rose tidak mengerti.

Taehyung menepuk pelan kepala Rose menggunakan buku yang dia pegang, sang empunya langsung melotot tatkala melihat wajah Taehyung yang menjengkelkan bukannya merasa bersalah karena telah memukulnya.

"Selera orang pintar mah gini, beda sama selera orang yang pas-pasan otaknya." Jawabnya santai nyari membuat Rose melayangkan pukulan. "Santai, gue nggak ngatain lo kok. Tapi kalo lo ngerasa, yaudah lah ya." Pria itu berlari ke rak sebelah meninggalkan Rose.

"Apaan sih Tae! Nyebelin banget." Rose mengejar Taehyung dari belakang.

Setelah selesai mencari buku, pria itu mengajak Rose pergi makan. Tentunya dia memilih restoran berbintang yang menyediakan berbagai macam menu, jadi Rose tinggal milih mau makan apa. Ketika Rose yang pusing dengan banyaknya menu di restoran tersebut, Taehyung malah tidak menyentuh buku menu nya. Dia lebih tertarik pada wajah Rose yang sesekali menunjukkan ekspresi berbeda.

Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang