DUA PULUH

721 93 17
                                    

Malam ini Taehyung memutuskan untuk tidak tidur, meski dia lelah dan ingin segera terbang ke alam mimpi. Tapi, demi sosok cantik di depannya, dia rela tidak tidur seharian hanya agar bisa menikmati wajah itu lebih lama. Sayang, bila wajah secantik itu diabaikan begitu saja.

Rose terlalu indah untuk diabaikan.

Sebelum hari menjelang pagi akan lebih baik jika Taehyung pergi sekarang. Dia tidak mau semakin membuat Rose dibenci oleh ibunya karena keberadaannya di sini. Dengan gerakan pelan Taehyung mencoba memperbaiki tidur Rose supaya memberinya space agar bisa turun dari ranjang. Gadis itu terlihat pulas meski banyak luka lebam di daerah lengan dan bagian tulang pipi.

Taehyung sudah melihatnya sejak semalam, tapi dia tidak berani bertanya karena takut Rose tidak suka.

"Gue harus pergi, semoga mimpi indah." Bisik Taehyung lembut tepat di telinga Rose.

Saat Taehyung ingin bergerak turun dari kasur, gerakan Rose yang menahan lengannya menghentikan aksi cowok itu. 

"Mau pergi?"

Taehyung mengangguk, meski dia tahu bahwa Rose masih belum sepenuhnya sadar.

"Mau ke tempat Yerin?"

"Nggak, gue mau pulang. Nanti lo berangkat ke sekolah kan?"

Rose menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kenapa?"

"Gue malu, kayaknya gue nggak bisa datang ke sekolah lagi." Kata Rose pelan.

Taehyung yang masih duduk di sisi ranjang kini kembali membaringkan tubuhnya di samping Rose kemudian dia menarik selimut hingga sampai di bawah dagu gadis itu, Membelai surai panjangnya dengan lembut supaya Rose kembali terbuai di alam tidurnya.

"Lo nggak perlu malu," ujarnya masih membelai rambut Rose, membuat sang empunya hampir kembali tidur.

"Gue kasian sama Jaehyun karena harus ikut terlibat ke dalam masalah ini. Selama ini gue udah banyak ngerepotin dia, gue nggak mau Jaehyun jadi kena imbasnya. Dia orang baik Tae," kata Rose pelan. "Dia orang baik." ulangnya lagi.

"Hm, gue tau."

"Lo udah kenal lama?"

Taehyung menggeleng, sedetik kemudian dia tersenyum tipis. "Gue nggak tau pasti, tapi dulu gue pernah ketemu dia dan keluarganya di rumah Jimin. Dia memang anak yang baik," timpalnya.

"Lo nggak benci kan sama dia?"

Taehyung menggeleng. "Yaudah ya, gue mau pulang dulu. Itu.. obati luka lo." ujar Taehyung setelah dia beranjak dari ranjang. 

"Makasih ya Tae."

Taehyung mengangguk kemudian dia berjalan menuju ke jendela dan menutup jendela kamar Rose dengan hati-hati. Sebelum turun dari balkon, cowok itu menyempatkan diri melihat ke arah Rose untuk yang terakhir kalinya. Keduanya saling melemparkan senyum sebagai ucapan selamat tinggal, sebelum Taehyung melompat ke bawah dengan hati-hati.

Rose kembali pada dunianya setelah Taehyung pergi. Mengingat kembali kalimat Taehyung semalam, lalu tersenyum kecut. Tidak berhenti di sana, Rose segera meraih ponselnya dan membuka sederet pesan dari Jaehyun yang dia abaikan.

Lo nggak apa-apa kan?

Woy! Rose!

Rose?

Kok telepon gue nggak diangkat?

Apapun yang terjadi sama lo, tolong cepat hubungi gue

Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang