Taehyung menatap datar pada benda persegi yang berada di tangannya. Terhitung sudah dua belas hari, dia pergi meninggalkan wanita itu. Dan selama dua belas hari itu Taehyung tidak pernah berhenti memikirkannya. Kadang setiap malam atau saat ingin tidur, dia sempatkan untuk melihat aktivitas Rose melalui akun Instagram pribadi milik wanita itu. Ternyata selama Taehyung tidak ada di dekatnya, ada sosok lain yang menggantikan tempat kosong itu. Dan yang paling mengejutkannya lagi bahwa kini Rose bekerja.
Jangan bertanya dari mana Taehyung bisa tahu. Tentu saja dari dua wanita yang dekat dengan Rose. Siapa lagi kalau bukan Alice dan Joan.
Oleh sebab itu, pagi ini. Taehyung memutuskan untuk kembali ke Seoul. Dia sedang berdiri di stasiun kereta menunggu kereta tujuan Seoul yang akan sampai 15 menit lagi.
Drrt drrt
Taehyung mengalihkan atensinya pada layar saat benda persegi itu bergetar.
Tae, kalo udah sampai jangan lupa kabari aku ya...
Taehyung bergeming, sedetik kemudian dia mematikan layar ponsel dan kembali pada aktivitasnya yaitu menunggu kereta.
.
"Kamu mau ke mana? Pagi-pagi udah rapi?" Dara bertanya saat tidak sengaja berpapasan dengan Rose di dapur.
Rose menghentikan kegiatannya mengoleskan roti dengan selai strawberry, ia menoleh sekilas lalu kembali pada rotinya.
"Aku mau ke gereja sekalian ke toko buku ada yang mau aku cari." Rose berbohong karena ia tidak mau Dara sampai tahu bahwa selama ini dirinya bekerja sebagai pelayan kafe di kafenya Jaehyun.
"Mama dengar dari pihak sekolah, sekarang nilai kamu makin naik. Syukurlah kamu ternyata sudah sadar, bahwa betapa pentingnya belajar agar bisa meraih masa depan yang cerah daripada menghabiskan waktu duduk di balkon sambil bermain gitar."
Rose tersenyum tipis. "Aku pergi ya Ma," Rose meraih tangan ibunya, mengecupnya sebentar sebelum beranjak pergi dari sana.
.
"Kalo tau lo jago nyanyi, dari dulu udah gue boking buat ngisi musik di sini."
Rose melipat tangannya ke depan dada, ia menatap Jaehyun yang sedang bersandar pada dinding kasir. Kalo diperhatikan baik-baik, kedua insan ini memang terlihat cocok. Tidak ayal bahwa dua orang ini sering dijodoh-jodohkan oleh pegawai di sana. Tidak terkecuali Jihyo.
Jihyo bahkan pernah memergoki Jaehyun yang diam-diam mencuri pandang saat Rose sedang bekerja atau saat Rose sedang mencuci piring di dapur. Ingin menertawakan bosnya tapi Jihyo masih ingin bekerja di tempat itu. Pernah sekali Jihyo gemas pada kelakuan Jaehyun waktu Rose ketiduran di ruang waiters . Waktu itu Jaehyun meminta pada Jihyo untuk mengambilkan selimut yang berada di ruangan pria itu dan menyuruhnya untuk menyelimuti Rose. Padahal, Jihyo tahu bahwa Jaehyun ingin melakukannya sendiri, tapi karena gengsi atau apalah.. pria itu malah jadi menyuruh Jihyo.
Mau memberitahukannya Rose tapi Jihyo takut Jaehyun marah.
"Eh, lo ngapain senyum-senyum? bukannya kerja." Tiba-tiba Jaehyun datang dan menepuk bahu Jihyo.
"Apasih bos, sama gue aja galak banget coba pas sama Rose, kalemnya." cibir Jihyo di depan orangnya langsung pas ada Rose juga.
"Diam lo, mau gue potong gaji?"
"Ya ya ya.. Ros, jangan dekat-dekat awas nanti kena gigit." Jihyo memelankan suaranya, tapi Jaehyun masih bisa dengar.
"Ji!"
"Iya, ini gue mau ke dapur."
Rose menaikkan satu alisnya saat Jaehyun menyugarkan rambutnya ke belakang. "Jae, itu muka lo memar lagi?" tangan wanita itu terulur untuk menyentuh lebam biru yang ada di dahi Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter
FanficPilih kasih. Itulah yang Rose rasakan saat ia berada di rumah. Mama nya yang terus menyimpan kebencian padanya tapi tidak pada kembarannya. Ia di doktrin untuk menjadi anak yang bisa membanggakan dengan selalu meraih nilai tertinggi. Tapi, tidak per...