Rose menjatuhkan rahangnya setelah tiba di sebuah studio besar yang dipenuhi dengan alat musik dan beberapa lukisan. Kakinya bergerak menjelajahi studio itu yang besarnya mengalahkan ruang keluarga di rumahnya.
"Ini beneran punya lo?" Tanya Rose penasaran karena tidak mungkin Taehyung yang memiliki studio sebesar ini.
Pertanyaan nya untuk apa? Pria itu kan hanya tertarik pada buku dan pelajaran.
Taehyung berjalan ke salah satu bangku, melipat satu kakinya dan mengambil ukulele yang ada di atas meja. "Menurut lo? Nggak liat itu ada foto gue." Taehyung menunjuk ke frame foto menggunakan dagunya.
"Kok bisa?"
Satu alis Taehyung terangkat. "Maksud lo gimana? Kok bisa, ya kan ini memang punya gue." Jawab Taehyung ketus.
"Bukan gitu maksud gue. Lo kan anak pinter, namanya terpampang di papan prestasi sekolah, terus hobi lo kan ngoleksi buku-buku yang nggak gue ngerti, tapi kenapa orang kayak lo bisa membuat studio kayak gini." ujar Rose yang sudah duduk di samping pria itu.
Taehyung meletakkan ukulele yang dia pegang. Matanya menatap Rose sekilas sebelum bersidekap dada. "Bilang aja lo iri, Gimana lo suka sama tempat ini?"
Rose terdiam. Bukan hanya suka malah Rose benar-benar jatuh cinta pada studio ini. Matanya tak memungkiri bahwa ia menikmati setiap karya yang ada di studio ini. Tapi dari semua itu, mata Rose hanya terkunci pada satu lukisan yang berada di sudut sana tertutup dengan barang-barang. Rose ingin membuka kain penutup lukisan itu.
"Gue boleh buka yang itu gak Tae?"
Taehyung menaikkan sebelah alisnya, keningnya berkerut ketika melihat ke arah pandang Rose lalu menggeleng sebagai jawaban.
"Nggak, itu belum selesai."
"Why? Nggak apa-apa gue mau liat bentar aja, boleh ya?" Pinta gadis itu menyatukan kedua tangannya di depan Taehyung.
Tapi Taehyung tetap tidak mengizinkan. Pria itu malah membawa Rose ke salah satu pintu di dalam studio.
"Mau merekam sesuatu? Gue bisa jadi produser lo hari ini," kata Taehyung setelah keduanya memasuki ruang utama.
Rose berjalan tanpa kata dan duduk di salah satu kursi. Matanya melihat ada banyak tombol dan alat-alat canggih yang belum pernah ia lihat secara langsung. Nyatanya tombol ini lebih banyak di aslinya daripada yang ia lihat dari video. Rose mendongak menatap ke arah Taehyung.
"Ini beneran?" Tanya gadis itu.
Taehyung mendekatinya dan membungkuk supaya tubuh mereka sejajar. Mata tajam pria itu melembut kala melihat wajah cantik Rose dari dekat.
"Hm, mau mencoba merekam sesuatu?" Suara khas Taehyung yang berat menimbulkan degupan kencang pada jantung Rose.
"Beneran boleh?" Rose berusaha keras untuk menahan perasaan itu, ia juga menikmati wajah Taehyung yang tidak pernah bosan menjadi tampan.
Taehyung mengangguk.
"Mau." Jawab Rose dengan senang hati.
.
"Lis, akhir-akhir ini kok gue perhatiin nilai lo makin turun sih." Kata Minnie pada gadis berponi itu.
Lisa menggeleng lemah. "Gue cuma manusia Min, kadang nggak bisa selalu jadi yang sempurna."
Yeri meletakkan cermin ke meja Lisa, kupingnya meradang mengingat gosip tentang sahabatnya yang akhir-akhir ini sering diperbincangkan. "Lo sama Taehyung itu sebenarnya ada hubungan gak sih?" akhirnya dia mengeluarkan juga unek-unek yang selama ini ingin diutarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter
FanfictionPilih kasih. Itulah yang Rose rasakan saat ia berada di rumah. Mama nya yang terus menyimpan kebencian padanya tapi tidak pada kembarannya. Ia di doktrin untuk menjadi anak yang bisa membanggakan dengan selalu meraih nilai tertinggi. Tapi, tidak per...