4. WAKE UP

202 39 2
                                    


Happy reading yeoreobun!!!!

"Mianhae Hakyeon-ssi, lain kali aku akan mentraktirmu. Sungguh aku tidak tahu kalau tugas kuliah juga pekerjaan rumah tiba-tiba menumpuk begitu saja", Karina menggigit kukunya gelisah.

"Baiklah. Aku akan tunggu lain waktu. Semoga pekerjaanmu cepat selesai.",balas Hakyeon terkekeh pelan. Berusaha mencairkan suasana.

"Aku akan menghubungimu kalau semuanya sudah rampung juga ada waktu luang",

"Oke. ",

Hakyeon menutup panggilan teleponnya. Karina terpaksa berbohong meski tidak sepenuhnya. Dia hanya jujur pada masalah pekerjaan rumah saja. Harus tetap memantau pemuda yang masih terbaring lemah diatas kasur.

Memutuskan untuk memanggil dokter kerumah dan mengaku kalau pemuda ini adalah saudara jauh yang mengalami kecelakaan saat akan berkunjung kerumahnya.

Alasan yang cukup masuk akal.

Sekarang Karina cemas, menunggu hasil pemeriksaan. Dia mondar-mandir dibelakang dokter yang sedang fokus memeriksa si pasien. Sesekali melirik, barangkali kelopak matanya terbuka. Menantikan sebuah keajaiban.

Semoga dia baik-baik saja.

"Nona Yoo", Karina langsung sigap menghadap kearah dokter. Mempersiapkan kedua pendengarannya kelewat baik agar dapat menangkap semua penjelasan sosok dengan kostum serba putih ini.

"Kondisi saudaramu sudah membaik. Juga pendarahan yang ada diarea kepalanya mendekati sembuh. Dan aku rasa dia bukan korban kecelakaan",

Karina tertangkap berbohong. Memang, dia sama sekali tidak tahu menahu tentang si pemuda ini.

"Seseorang telah memukulnya dengan sangat keras. Juga ada memar dibeberapa bagian tubuhnya. Syukurlah kau sudah memanggilku untuk memeriksanya lebih cepat",

Karina menutup mulutnya. Cukup shock mendengarnya. Apa dia berusaha melindungi siharta cantik itu sampai hampir kehilangan nyawanya sendiri?

Dokter Kim membereskan peralatan medisnya. Memberi Karina beberapa pil. Tersenyum tipis.

"Kau sangat perhatian dengan saudaramu, Nona",

Karina hanya balas tersenyum juga. Terasa aneh juga canggung.

"Semoga ia cepat sembuh dan segera menceritakan semua masalahnya kepadamu", ujar dokter Kim sambil menepuk bahu Karina. Memberi semangat pada gadis itu.

Gadis itu menghembuskan napas lega saat melihat dokter Kim sudah keluar dari rumahnya. Meletakkan obat dimeja.

Beberapa paket menumpuk disudut kamarnya. Ia segera membukanya. Beberapa setelan baju untuk anak laki-laki dan menata dimeja dekat sipemuda masih tertidur.

Kapan dia akan membuka mata dan menceritakan semua kebenaran tentangnya padaku.

Karina tidak bisa menampung orang asing dirumahnya. Apalagi itu adalah lawan jenis. Bagaimana kalau kedua orangtuanya tiba-tiba datang menjenguknya. Pasti mereka berpikiran yang tidak-tidak. Memaksa Karina kembali kerumah lamanya yang penuh dengan aturan juga drama yang sangat.....

Uh, ia tidak ingin mengingatnya lagi. Ia akan memanfaatkan waktunya dengan baik, selama tidak bersama anggota keluarganya itu.

Hidupnya serasa dirundung dengan berbagai macam masalah. Gadis itu menghela napas untuk kesekian kalinya. Tubuhnya terasa sakit semua, sebanding dengan beban yang masih setia bercokol di otaknya.

Ingin sekali menghubungi nyonya Olivia dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi tidak punya nomor kontak beliau.

Karina berjalan mendekati sosok yang masih belum sadarkan diri itu. Menundukkan sedikit wajah, guna meneliti dengan detail wajah itu. Memastikan kalau 'mereka' samapersis.

Border CarnivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang