Kepala Karina terasa berat sekali. Ia ingin membuka kedua matanya meski sangat sulit. Bagaimanapun juga dia harus bangun.
Bukankah dia sedang melakukan kencan buta. Tapi hal terakhir yang dia ingat hanyalah seseorang yang berpakaian serba hitam.
Karina menepis jauh pikiran itu. Tidak ingin memulai awal harinya dengan memikirkan hal yang berat.
Saat memijakkan kakinya kelantai, Karina baru menyadari kalau ini bukanlah lantai kamarnya. Ia segera mengedarkan pandangan.
Demi apapun kamar ini sungguh luas. Hampir tiga kali lipat ukuran rumahnya sendiri. Beberapa ornamen menghiasi di setiap sudutnya. Lampu besar menggantung dengan megahnya. Ada perapian yang masih menyala, memberikan kesan hangat yang sempurna. Ini lebih bernuansa seperti kerajaan barat yang sering ia baca di Webtoon ketika ada waktu luang.
Dirinya sedang bermimpi kan? Mana mungkin ada tempat semacam ini dinegara asalnya. Ia segera mencubit lengan kirinya.
Ini sungguh nyata. Wah, apa mungkin Karina sudah berpindah dimensi kemasa lalu, seperti yang ada di drama drama menyedihkan itu.
Ia segera bangkit. Dinginnya lantai pualam menyapa telapak kakinya untuk pertama kali. Ia memejamkan kedua mata rapat-rapat. Takut kalau ini hanyalah ilusi semata.
"Kau sudah bangun",
Karina segera memfokuskan pandangan kearah sumber suara barusan. Tidak berkedip sama sekali saat menatap makhluk satu ini.
"Bagaimana bisa...",
Lelaki itu tersenyum hangat sambil membawa nampan berisi roti juga susu.
Karina menggeleng keras menyadarkan diri sendiri. Tingkahnya barusan menyebabkan ia seperti orang bodoh. Ia ingin mengajukan pertanyaan, tapi sudah didahului oleh sebuah perhatian yang manis.
"Kau harus sarapan. Butuh energi banyak sebelum bertanya macam-macam padaku.", Lengan mungilnya ditarik oleh sang lawan bicara agar duduk ditepian kasur. Karina segera memakan roti itu tanpa pikir panjang. Perutnya sudah terasa perih sejak bangun tadi, minta diisi oleh karbohidrat.
"Ini sungguh Lee Heeseung yang aku kenal kan", Karina mulai bertanya setelah rotinya tandas.
Pemuda didepannya ini hanya mengangguk malu. Mendapati dirinya ditatap intens oleh Karina.
"Lalu tempat apa ini, bagaimana bisa...",
"Habiskan dulu sarapannya. Setelah itu mandi. Pakai apapun yang ada dilemari itu", ujarnya sambil menunjuk kearah lemari kayu besar dengan ukiran rumit dipojok kamar. " Aku menunggumu dibawah, nona penyelamat", ia tersenyum tulus, tak lupa mencubit pipi Karina gemas.
Iya segera berlari keluar sebelum mendapat ocehan panjang dari mulut Karina.
"Berani sekali dia",
************
Sebenarnya Karina merinding saat melihat anak tangga yang berjumlah hampir 100 menjuntai dihadapannya. Salahkan karena didalam lemari tadi hanya ada gaun berat dengan tali yang mencekik perutnya. Karina kesulitan bernafas.
Belum lagi memakai sepatu kaca yang permukaannya licin. Bagaimana kalau dirinya tergelincir? Kepalanya hancur mengeluarkan banyak darah saat berada dilantai dasar itu.
Bocah ini berniat sekali mengakhiri hidupku.
Karina mencebik kesal. Lihatlah si Heeseung itu, malah bersantai sambil minum teh, menikmati udara pagi hari yang sejuk.
Gadis itu mulai memantapkan diri untuk menginjak anak tangga. Dia menapakinya dengan sangat hati-hati. Lantai nya saja sangat mengkilap. Pasti ini licin sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Border Carnival
FantasiYoo Karina, sigadis cantik yang terjebak dengan lelaki asing karena permintaan aneh salah satu konglomerat dari Prancis. Dan karena itu, dia jadi terseret bersama masa kelam yang pernah dialami oleh lelaki asing dengan pesona yang meluluhlantakkan h...