Menikah karena kesalahan bukanlah sesuatu yang membahagiakan. Ditambah menikah bukan karena cinta atau sayang. Dan itu yang dirasakan Diva, menikah dengan orang yang baru ia temui beberapa kali. Angga.
Selama 2 bulan menikah, Diva hidup seperti biasa. Hanya status yang merubahnya juga tubuhnya yang berbeda karena kehamilan.
Dirinya tidak pernah mencampuri urusan Angga, begitupun sebaliknya. Dirinya juga masih lupa Angga kuliah dimana dan tidak ada niat untuk bertanya soal itu. Tidak tahu tempat dan tanggal lahir Angga. Di mana sekolah Angga dulu dan masih banyak lagi. Karena pernikahan ini, tidak ia inginkan.
Diva menghela napasnya. Hidupnya berubah semenjak ia hamil.
Hari ini adalah hari Senin. Di tengah hari yang panas ini, dirinya merasa bosan. Sudah lama dirinya tidak keluar rumah karena dilarang Ratih. Sebenarnya Ratih memperbolehkan dirinya pergi keluar untuk kuliah. Kata Ratih kandungan di usia sekarang rentan mengalami keguguran. Diva tidak mau berdebat jadi dia memilih untuk menurut.
Diva benar-benar merasakan bosan. Tidak ada yang bisa dijadikan alasan untuk keluar atau sekadar kuliah karena ujian tulis salah satu mata kuliah sudah dilaksanakan dua hari yang lalu. Sedangkan project mandiri beberapa mata kuliah sudah Diva kumpulkan, tersisa 2 mata kuliah yang deadline-nya masih sekitar seminggu. Itu pun sudah Diva selesaikan, tinggal menunggu dosen mengirim link untuk pengumpulan setelah itu masa remedial dan libur.
Ia mengambil ponselnya. Baru akan membuka aplikasi game favoritnya, ada notifikasi telepon WhatsApp dari Jani.
"Kenapa Jan?"
"Gue pengen cerita, ke luar yuk."
Diva bingung harus mengiyakan ajakan Jani atau tidak. Karena dirinya tidak diizinkan keluar bila tidak ada yang menemani dna bukan urusan kukiah. Bisa saja ia meminta Ratih menemaninya, hanya saja rasanya tidak mungkin mengajak Ratih nongkrong-nongkrong di kafe dalam waktu yang lama seperti anak muda sekarang. Usia Ratih bukan lagi seperti dirinya.
"Lo kenapa emang?" tanya Diva. Ia merasa ada yang berbeda juga dari suara Jani, terdengar bergetar seperti sedang menangis.
"Pengen cerita. Semalam gue habis diputusin Angga."
Diva bingung harus menanggapi Jani bagaimana.
Angga menepati omongannya untuk memutuskan hubungannya dengan Jani 2 minggu yang lalu. Dan sekarang Jani menangis ingin bercerita padanya.
"Div, yuk. Atau gue ke rumah lo ya? Gue butuh temen cerita."
Diva masih diam.
"Lo enggak boleh keluar kan sama kakak lo? Di rumah lo aja, gue ke rumah lo sekarang."
Diva kembali merasa bersalah. Seperti dulu. Jani menangis karena hubungannya telah selesai dengan Angga, dan penyebabnya adalah dirinya sendiri.
"Enggak usah di luar, Jan. Gue ke rumah lo aja."
Diva akhirnya bicara. Sebenernya ia terpaksa. Ia kasihan dengan Jani.
"Makasih, gue tunggu, ya."
Diva akhirnya bangkit dari tidurannya. Ia mengambil handuk berniat mandi, sejak pagi sampai sekarang hari menunjukkan pukul 11 siang dirinya belum mandi. Malas.
Tak butuh waktu lama, Diva keluar dari kamar mandi lalu memakai pakaian di dalam kamar. Beruntung Angga sedang tidak ada di kamar. Pria itu tengah melakukan kuliah online di ruang tengah.
Setelah siap, ia keluar dari kamar. Mengamati situasi, takut-takut ada Ratih di luar kamarnya.
Tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Decision
RomanceAwalnya Adeeva dan Brihangga hanya orang asing. Mereka bisa bertemu dan mengenal karena Angga adalah pacar dari sahabat Diva, Anjani. Lama sejak awal pertemuan mereka, Diva dan Angga harus mengambil sebuah keputusan terberat dalam hidup mereka. Men...