Teman kecil

1.7K 183 2
                                    

Hubungan Lana dan Jeff berjalan semakin baik. Mereka makin mengenal satu sama lain. Lana tidak akan mengganggu Jeff apabila setelah operasi, kekasihnya itu tidak bisa dihubungi. Itu artinya hasil operasinya tidak berjalan baik. Lana akan memberikan waktu untuk Jeff menyendiri sampai kekasihnya itu meresa lebih baik. Melakukan operasi bukan sesuatu yang baru untuk Jeff, tapi dokter bedah anak itu memiliki ikatan tersendiri dengan pasien anaknya.

Seperti malam itu, Jeff tampak begitu tegang sebelum operasi, karena dia akan melakukan operasi besar. Lana yang kebetulan sedang tidak dinas hari itu memberi semangat kepada kekasihnya itu melalui pesan singkat. Kebetulan Natasha ikut dalam operasi tersebut jadi Lana akan lebih mudah mengetahui kabar kekasihnya.

Lana tertidur di kamarnya. Saat terbangun Lana memeriksa handphone-nya berharap ada kabar baik yang ia terima. Satu pesan dari Natasha. Lana sudah mengerti. Jika Jeff tidak menghubunginya, itu berarti hasilnya tidak baik. Lana berterima kasih pada Nat karena sudah mengabarinya. Info terakhir dari Nat, Jeff masih ada di ruangannya beberapa waktu lalu saat Nat ingin pulang.

Lana berusaha tidak tidur menunggu kabar dari Jeff, tapi rasa kantuknya terlalu kuat. Lana terbangun saat mendengar suara pesan masuk di handphonenya. Segera dibuka kode sandi handphonenya, ternyata Natasha. Lana langsung mengerti maksud dari pesan itu. Operasinya pasti tidak terlalu baik.

Lana terdiam dan seketika tersentak saat mendengar suara bell apartmentnya berbunyi. Sudah selarut ini siapa yang datang berkunjung. Terlihat di layar monitor Lana, seorang pria berdiri di depan pintu. Jeff. Lana segera bergegas membuka pintu dan mendapati kekasihnya itu sedang tertunduk lesu. Tanpa kata Lana segera memberikan pelukan hangat untuk Jeff. Tangan mungil Lana membelai lembut pundak Jeff. Jeff semakin mempererat pelukannya pada Lana.

Lana membawa Jeff masuk ke ruang tamu dan Jeff duduk di sofa yang sudah menjadi spot favoritenya, sementara Lana pergi ke dapur membuatkan teh hangat.

Lana menghampiri Jeff dengan secangkir teh hangat dan beberapa lembar roti yang sudah dioleskan dengan nuttella. Lana tau pasti Jeff belum makan. Lana meletakan teh dan roti di meja, kemudian tangannya menggenggam tangan Jeff. Aksi Lana itu membuat Jeff menatap Lana. Lana menyambutnya dengan senyuman hangat.

"Makasih ya sayang udah datang ke sini," kata Lana sambil mengelus lembut tangan Jeff yang sedang ia genggam.

"Aku capek banget," Jeff berujar pelan. Lana mengambil cangkir berisi teh di meja dan menyodorkannya pada Jeff. Ia memastikan Jeff meminum teh itu agar sedikit punya tenaga.

"Makan sedikit ya, aku suapin," Lana menyodorkan roti yang sudah dipotong kecil. Jeff menggeleng menolaknya. Lana tidak menyerah. Tangannya tetap mengarah ke mulut Jeff yang tertutup. "Aku pegel nih, ayoo aaaaaa," Lana membuka mulutnya mencontohkan pada Jeff. Jeff pun berhasil memakan beberapa suap roti yang disiapkan Lana.

"Ini bukan pertama kalinya, tapi kenapa rasa sakitnya selalu sama ya. Aku selalu kepikiran kemungkinan yang terjadi. Seandainya anak itu dibawa lebih cepat ke rumah sakit, mungkin bisa ditangani lebih baik. Atau mungkin seandainya aku bukan dokter yang mengoperasi, mungkin keadaannya tidak akan jadi begini. Hal-hal yang kaya gini bikin aku mau berenti jadi dokter," Jeff mulai meluapkan isi hatinya.

Lana memandang kekasihnya itu ada memegang ke dua pipi Jeff dengan tangan mungilnya.

"Apa yang terjadi sekarang adalah skenario terbaik dari Tuhan. You did your best and God do the rest, right" ucap Lana mengelus pipi Jeff dengan tangannya.

Jeff menurunkan tangan Lana dari pipinya dan memeluk tubuh kecil Lana yang langsung menyambutnya. Lana merasakan hembusan nafas Jeff yang terdengar sangat lelah.

"Istirahat ya, gak usah mikirin yang lain dulu."

Malam itu Lana menemani Jeff di ruang tamu sampai tertidur. Tanpa sadar keduanya sama-sama tidur karena lelah.

10.000 hoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang