00.4 ; Jaehyun

338 50 4
                                    

Senyummu segalanya bagiku, sayang. Maka, tersenyumlah selalu, bahagialah selalu istriku.

Kemari, biar kuusap air mata pilumu. Mata cantikmu tak boleh terlalu sering mengeluarkan air mata, hatiku sakit melihatnya.

Aku yang suaminya saja selalu berusaha untuk tak membuat air mata kesedihan itu jatuh. Namun, mengapa kau yang hanya bagian dari masa lalunya tega membuatnya menangis?

Aku ingin egois, Yoonoh. Pergilah, bawa seluruhnya asal jangan istriku. Pergilah, asal jangan tinggalkan kesedihan untuk istriku.

Biarkan tangis, tawa, senyumnya hanya untukku, milikku.

- Jaehyun

.

-Flashback-

“Sepertinya ada yang butuh teman mengobrol, hm?”

“Jaehyun! Hai!” Lelaki berdimple itu tersenyum begitu lebar hingga memamerkan dua lubang cacat di kedua pipinya, yang sialnya malah membuatnya terlihat manis, ia kemudian duduk dihadapan lelaki cantik yang tadi menyambutnya girang, seraya mengusak helai cokelatnya.

“Menunggu lama?”

“Hm..lumayan, lihat milkshakeku bahkan tinggal setengah Jaehyun! Kau harus mentraktirku kali ini,” kata Taeyong yang sok kesal, dengan bibir yang mencebik lucu membuat lelaki tampan di hadapannya tertawa.

“Baiklah nyonya Jung pesan lagi apapun yang kau mau.”

Taeyong memekik riang, dengan semangat ia memanggil pelayan dan asyik memilih menu yang ia inginkan, tak lupa makanan dan minuman untuk Jaehyun yang ia rekomendasikan, untung saja lelaki itu tak protes dan bukan tipe pemilih makanan.

Bersamaan dengan itu, Taeyong sama sekali tak menyadari bahwa sedari tadi Jaehyun menatapnya lekat, dengan senyum tipis yang sangat samar. Taeyong begitu manis dimatanya, apalagi dengan warna rambut yang baru ia sadari telah berubah. Juga, auranya setelah seminggu menikah dengan Yoonoh membuatnya terlihat lebih bersinar.

Oh, dan ini pertemuan mereka yang ketiga. Yang pertama saat acara makan malam yang berlangsung tak mengenakan di kediaman Jung, kedua saat Yoonoh dan Taeyong melangsungkan pernikahan. Selebihnya mereka hanya sering bertukar pesan, Jaehyun pun awalnya tak menyangka kalau hubungannya dengan lelaki cantik yang berstatus sebagai kakak iparnya itu jauh dari kata canggung seperti yang ia bayangkan. Malahan keduanya nampak akrab meski dengan pertemuan minim.

Yah, usaha Taeyong untuk menjalin komunikasi dengan Jaehyun tak sia-sia, sebab lelaki itu pun menanggapinya dengan baik. Taeyong hanya tak ingin menjadi seperti keluarga suaminya yang menjauhi Jaehyun, pemilik manik bulat itu hanya ingin menjalin hubungan yang baik dengan sang adik ipar dengan dia sebagai anggota keluarga baru Jung.

Kini hubungan keduanya sudah seperti sahabat saja. Taeyong yang tak henti bercerita ini itu, dan Jaehyun yang akan mendengar dan menanggapi dengan sabar. Tentu hal itu diketahui oleh Yoonoh, namun suaminya sama sekali tak mempermasalahkan itu.

Lagipula bukankah bagus kalau istrinya akrab dengan sang adik?

“Kau mengganti warna rambutmu, kakak ipar?” tanya Jaehyun, setelah pelayan meninggalkan mereka. Taeyong mengangguk semangat.

“Iya! Bagaimana menurutmu, apa aneh?”

“Siapa manusia yang mengatakan kau aneh, hm? Kemari biar kuajak dia ke dokter mata, barang kali ada yang salah dengan pengelihatannya.” Taeyong sukses terbahak dengan tanggapan berlebihan itu. Kemudian pipinya memanas saat Jaehyun melanjutkan kalimatnya

Redamancy [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang