00.7 ; Jaehyun

341 46 19
                                    

Ini kalo ga ngefeel kebangetan si, buat chapt. 7 ini aku udah ngerombak alurnya tiga kali anjerr😣😣

Sorry for typo's

Warning! Panjang⚠️

🎬🎬


-Flashback-

“Jadi benar-benar harus pergi?”

Jaehyun tersenyum tipis ketika melihat wajah cantik itu bersedih. Ia mengusap lembut tangan Taeyong yang menggenggamnya—dengan ibu jarinya.

“Yah mau bagaimana lagi?”

“Tidak bisakah menetap saja di Korea, Jaehyun?”

“Inginku begitu, tapi tidak ada alasan bagiku untuk menetap disini,” jawab Jaehyun, lelaki berlesung pipi itu terkekeh miris mengingat bagaimana keluarganya tetap tak ada yang peduli selama dirinya di Korea. Hanya Taeyong, yah..hanya kakak iparnya itu yang selalu ada untuknya.

Bahkan dua bulan Jaehyun di Korea, ia lebih memilih menyewa sebuah apartemen sederhana dibandingkan menginap di rumah ayah dan ibunya.

“Bagaimana dengan aku? Kau tau Jaehyun sejak kedatanganmu aku senang sekali, aku jadi merasa mempunyai kakak sekaligus sahabat, yang bisa kujadikan teman mengobrol—”

“Padahal aku adik iparmu, kkk,” goda Jaehyun. Taeyong tersenyum malu di tengah sedihnya. Mau bagaimana lagi meski statusnya adalah kakak ipar Jaehyun, tetapi tetap saja adik kembar suaminya itulah yang selalu bersikap lebih dewasa dari pada dirinya. Namun toh, pada kenyataannya Jaehyun memang satu tahun lebih tua darinya.

“Jangan pergi Jaehyun...nanti siapa yang akan mentraktirku es krim lagi,” kata Taeyong lagi setengah merengek. Jaehyun tertawa mendengarnya.

Taeyong sendiri tak mengerti mengapa ia harus melarang Jaehyun pergi. Tetapi lelaki cantik itu tak berbohong tentang apa yang dikatakannya tadi. Taeyong tak pernah memiliki teman. Sebelum menikah hanya Yoonoh lah kekasih sekaligus temannya, tetapi entah bagaimana bisa semenjak menikah Yoonoh yang sibuk menjadi super sibuk, lelaki itu jarang sekali ada waktu untuk sekedar mengajak sang istri mengobrol.

Yoonoh berangkat pagi sekali ketika Taeyong masih tertidur, dan akan pulang larut saat Taeyong pun sudah berlabuh ke mimpinya. Hingga membuat Taeyong merasa kesepian, pernah sekali Taeyong protes. Namun, Yoonoh justru menuduhnya tidak pengertian. Setelah itu Taeyong selalu enggan untuk melayangkan protes lagi, yang bisa ia lakukan hanya berusaha menekan egonya demi menjadi istri yang pengertian seperti yang dimaksud Yoonoh.

Tetapi di samping itu semua semenjak kehadiran Jaehyun, Jaehyunlah yang membuatnya tidak terlalu merasa kesepian, sering kali bungsu Jung itu mengajaknya jalan-jalan, bertemu di cafe atau restoran langganan mereka, atau sekedar menemaninya bertukar pesan jika Jaehyun sedang ada urusan lain. Intinya Jaehyun selalu menyempatkan waktu untuknya di tengah kesibukannya.

Taeyong tak bermaksud menjadikan Jaehyun sebagai tempat pelampiasan, hanya saja lelaki cantik itu membutuhkan seorang teman, sahabat, dan saudara untuk menemaninya. Dan Jaehyunlah satu-satunya orang yang memenuhi semua definisi itu.

Kembali pada dua insan yang tengah duduk di pinggir Sungai Han.

“Yoonoh bisa memberikanmu segalanya, bahkan toko es krimnya jika kamu mau,” canda Jaehyun atas perkataan Taeyong tadi. Dan ucapannya itu dihadiahi pukulan pelan pada lengan atasnya, Taeyong semakin mencebik lucu membuat Jaehyun diam-diam menahan gemas.

“Kapan kamu akan pergi?”

“Lusa.”

“Dan tidak kembali kesini?”

Redamancy [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang