Jangan lupa follow akun aku dan kasih vote tiap babnya, ya 🥰🥰
***
“BERENGSEK, kenapa kau meninggalkanku, hah!”
“Aku tidak sengaja melakukannya. Aku khawatir ....”
“Kau mencintainya, Eld?”
“Mungkin.”
“Kau tahu konsekuensinya, jika kau berani mencintai seorang wanita, kan?”
Mata Eldric terpejam erat. “Aku tahu.”
Laki-laki itu menutup sambungan telepon di antara dia dan Stefan. Beberapa menit yang lalu, Claudia baru saja melewati masa kritisnya. Dengan beberapa selang di tangan yang menghubungkan infus dan kantong darah yang digantung di atas tempat tidur pasien, Claudia terbaring lemah tak berdaya dengan mata terpejam erat.
“Semoga, kau baik-baik saja, Claudia.”
“E-er-ric,” rintihan tiba-tiba itu membuat Eldric siaga. Dia bangun dari tempat duduknya dan langsung berdiri di samping Claudia.
“Aku di sini, Sayang.”
Mata cantik itu perlahan terbuka. Dia menatap Eldric dengan senyuman lemah yang membuat hati laki-laki di hadapannya terasa sedang teriris belati paling tajam yang pernah ada.
“K-kau datang ... m-enyelamatkanku,” kata Claudia terbata-bata. “M-maaf, a-aku ... telah memanfaatkanmu,” gumamnya lagi.
“Tenanglah ... aku tidak marah.”
Claudia tersenyum lemah dan kembali memejamkan matanya. Tuhan masih menyayanginya. Dia mengirimkan Eric untuk menyelamatkan dirinya serta anak di dalam kandungannya.
“Eld, kau perlu makan,” kata-kata itu membuat mata Claudia kembali terbuka. Kepalanya menoleh ke asal suara dan menemukan sosok Albert dengan kantong makanan di tangannya. “Clau ... kau sudah sadar? Astaga, Tuhan masih menyayangimu! Terima kasih Tuhanku! Aku panggil dokter dulu sebentar,” katanya lalu melesat pergi dari ruangan itu.
“K-kenapa Albert ada di sini?”
“Dia tunanganmu.” Eldric menyahut singkat. “Dia yang telah menyelamatkanmu, bukan aku ....”
Eldric tahu, harusnya dia tidak memberitahukan hal itu agar Claudia semakin meliriknya, semakin memilihnya daripada tunangannya. Namun, dia tidak bisa melakukannya, Eldric tidak bisa membohonginya, dan dia tidak akan pernah bisa.
Wanita itu layak bahagia dengan laki-laki yang benar-benar diinginkan olehnya.
“Albert?”
“Iya,” jawab Eldric. “Dia yang membawamu kemari, aku datang terlambat, apa kau kesal mendengarnya?”
Claudia memejamkan mata. Dia tidak kesal, hanya saja ... kenapa Albert menolongnya?
Bukannya, harusnya laki-laki itu marah padanya? Harusnya, Albert menyiksanya? Namun, mengapa ... mengapa Albert melakukan hal sebaliknya?
Ia bahkan merawat Claudia dengan membawanya ke rumah sakit.
Dokter dan Albert muncul. Eldric menepi, menjauhi Claudia yang kemudian diperiksa oleh dokter. Albert menunggu hasilnya dengan perasaan harap-harap cemas.
Setelah keadaan Claudia membaik, mereka sepakat akan menanyakannya.
Dan Claudia harus memilih ... apakah Albert ataukah Eldric yang akan dipilih olehnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand (21+)
Romance[Follow me first] Demi membalas perbuatan tunangannya, Claudia memutuskan untuk melepaskan keperawanannya pada pria asing yang dia temui di kelab.