12. SUSU KOTAK

160 39 25
                                    

Waktu menunjukkan pukul empat sore ketika rapat OSIS selesai. Namun Kalani, Rara, dan Justin tidak langsung pulang. Ketiganya masih berkumpul di ruang OSIS dan lanjut membahas rencana kegiatan mereka.

"Jadi pengajuan pinjaman modal kita ke kas OSIS disetujui," ucap Rara mengawali obrolan. "Tapi karena harus dibagi sama pendanaan buat Pekan Seni, kita nggak bisa dapat banyak. Cuma 750. Cukup kali, ya?"

"Cukup lah. Paling belanja bahan makanan sama craft berapa, sih?" timpal Justin.

"Terus buat dana Pekan Seni berapa?" tanya Kalani.

"Sejuta gitu kalau nggak salah. Lumayan lah bisa ngurangi beban buat cari dana ke sponsor," jawab Rara.

"Ngomong-ngomong, dana dari sumbangan guru sama sekolah udah beres?" Kali ini Justin yang bertanya.

"Udah." Rara mengangguk. "Kalau ditotal ya, sumbangan dari guru, murid, sama pihak sekolah, ada tiga juta setengahan gitu, deh."

"Akeh, yo,*)" celetuk Justin.

"Katanya dari dulu, kalau SMA Sarasvati ada gawe**), semua orang di sekolah ini tuh all out. Jadi ya nggak heran kalau sumbangan dari murid sama sekolah aja udah banyak," jelas Rara.

"Berarti kalau ditotal, kira-kira kekurangan kita tiga juta, ya?" Pertanyaan Kalani membuat Rara dan Justin kompak mengangguk. "Harus banget tiga sponsor? Misal empat atau lima gitu, gimana? Supaya lebih cepet nutupnya. Karena nominalnya 'kan lebih kecil."

Kedua remaja berkacamata di hadapan Kalani tersebut sama-sama berpikir. "Iya juga, sih," gumam Justin.

"Coba nanti kita usulin, ya." Rara berucap seraya mencatat pada bukunya.

Setelah itu, ketiga anggota Sekbid 6 tersebut mengobrol ringan seraya mengemas ransel masing-masing dan bersiap meninggalkan sekolah. Kalani pamit ke toilet sebentar untuk menuntaskan kebutuhannya sebelum kembali ke ruang OSIS.

Tempat itu sudah sepi saat Kalani kembali untuk mengambil ranselnya yang dititipkan pada Rara. Melalui pesan singkat, Rara mengatakan jika ransel Kalani dia simpan di atas meja. Cewek berkacamata tersebut sekaligus meminta maaf karena terburu pulang.

Kalani hendak memanggul ranselnya saat menyadari ada benda asing disimpan di salah satu kantong samping tasnya. Cewek tersebut urung memanggul ransel dan mengambil benda tersebut.

Ternyata sebuah susu kemasan kotak rasa cokelat kesukaan Kalani. Bahkan mereknya pun favorit cewek itu. Kalani masih keheranan atas kehadiran susu kotak misterius tersebut, sebelum mendapati secarik kertas post-it menempel di salah satu sisinya.

Kamu pasti capek banget, ya?

Semoga hadiah kecil ini bikin kamu semangat lagi.

-S-

Bibir Kalani menyunggingkan senyum saat menyadari siapa pengirim susu kotak tersebut. Bertanya-tanya bagaimana orang itu menyimpannya di ransel Kalani tepat di saat cewek tersebut ke toilet dan–mungkin–pada waktu teman-temannya telah meninggalkan ruang OSIS.

"Harus kirim chat nggak, sih? Buat bilang makasih," gumam Kalani. Dia berpikir sejenak sebelum mengambil ponsel dan mencari nomor Sunny.

Hingga saat ini, Kalani belum mendapat petunjuk mengenai pengagum rahasianya tersebut. Ketika mengintip info profilnya pun, orang itu tidak memasang wajahnya sebagai foto profil. Hanya sebuah foto langit berwarna jingga kemerahan.

Terima kasih. Semangat juga buat kamu.

Kalani mengirim pesan singkatnya beserta foto susu kotak yang dia dapat, lalu meninggalkan ruang OSIS. Dia lelah hari itu. Namun entah bagaimana, perasaannya begitu bahagia. Apakah ini karena hadiah sederhana dari Sunny?

ADMIRER (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang