kenapa?

104 11 0
                                    

Hai, selamat datang di sebuah cerita dengan tokoh utama Choi Yeonjun versi lokal ! Untuk karakter wanita bisa berhalu menjadi diri sendiri tetapi aku tetap pakai contoh wajah karakter perempuan. Selamat Membaca !!!
﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Hari ini aku memberanikan diri datang menemui adik Yudhistira berharap saat ini adiknya tak bersama Kakaknya, untungnya dewi fortuna kini memihakku.

"Dek maafin Kak Shinta ya, gue gak sengaja, gue gak maksud buat nyelakain lo." ujarku menatap Yudha dengan kursi rodanya.

"Kak, gue udah berkali-kali bilang sama lo, gue gak papa dan gue udah maafin lo,  gue juga minta maaf atas kelakuan Kakak gue ke lo Kak." ujar Yudha dengan senyuman.

Senyuman Yudha manis sama seperti senyuman Kakaknya, Yudhistira. Aku jadi membayangkan jika Yudhis akan tersenyum padaku nantinya.

"Lo. Ngapain lagi lo disini, mood gue udah rusak ya jangan sampai mood gue hancur cuma karna kehadiran lo." ujar Yudhis membuatku tersadar dari lamunan.

"Udah sih Kak, marah-marah mulu nanti cepet tua." ujar Yudha mencoba menenangkan Yudhistira.

"Gue tetep bakalan ganteng walopun udah tua nanti." ujar Yudhistira dengan pedenya.

Yudha tertawa mendengar ucapan Kakaknya, aku sendiri juga ingin tertawa tetapi aku menahannya karena raut wajah Yudhis sangat serius.

"Hahahaha kepedean lo Kak Yudhis." ucap Yudha masih diiringi tawanya.

"Ngapain lo senyum-senyum? Ngetawain gue?." tanya Yudhis membuatku berhenti tersenyum.

"Udah kenapa sih Kak biarin aja dia ketawa, kasian anak orang disuruh nahan ketawa." bela Yudha.

Yudhistira berjalan menuju kamar setelah pembelaan Yudha padaku. Aku tak terkejut, Yudhis hanya tak peduli padaku karena insiden tak sengaja itu.

"Maafin Kakak gue ya. Gue gak tau harus ngomong apa lagi ke Kakak gue gimana." ujar Yudha merasa bersalah.

"Gak papa itu artinya Yudhis sayang banget sama lo makanya dia marah, hal yang wajar." ucapku.

Aku hendak pamit setelah berbincang dengan Yudha entah itu tentang Yudhistira atau yang lain. Langkahku terhenti tepat di pintu kamar Yudhis.

Dalam kamarnya, aku mendengar isakan-isakan pelan sepertinya Yudhis menangis.

"Kenapa gue? Kenapa harus gue?." tanya Yudhistira pada dirinya sendiri sembari mengacak frustasi rambutnya.

Aku mendengar teriakan frustasinya. Aku tak paham maksudnya kenapa harus dia. Inginku membuka pintu kamarnya lalu memeluknya membiarkannya menumpahkan segala kesal yang ada.

Baru saja aku memegang gagang pintu, pintu kamar itu terbuka lebih dulu. Wajah tampan Yudhis terlihat sembab. Ingin sekali ku mengelus wajahnya tetapi aku terlalu takut.

"Lo nangis?." ujarku memberanikan diri.

"Bukan urusan lo kalo gue nangis apa enggak." balas Yudhistira.

"Yudhis lo gak... Eh ada Shinta toh." ujar Gista yang sepertinya tau alasan Yudhis menangis.

"Kita keluar aja Gis." ucap Yudhis sembari menggandeng tangan Gista.

Yudhistira melemparkan bebatuan kecil yang ada di dekatnya itu ke sungai untuk melampiaskan marah dan kekesalannya.

Gista menghela napasnya, Gista tau apa masalah Yudhistira.

"Ga seharusnya lo memaksa diri lo untuk bisa di semua bidang, Yudhis." ujar Gista.

"Gue tau lo sayang sama Yudha tapi apa lo liat adek lo itu gak pernah mau nganggep lo sebagai kakak." tambah Gista.

"Gue cuma berusaha jadi Kakak yang baik buat dia. Lo kan juga tau kalo gue cuma anak pungut di keluarga Yudha." ucap Yudhistira.

"Dengan lo yang terus berpura-pura jadi Yudha di depan orang tua angkat lo? Lo pikir itu baik?." tanya Gista.

"Gue cuma nurutin apa keinginan Yudha." jawab Yudhistira.

"Adek lo itu licik, gue yakin suatu saat dia pasti bakal bongkar semua ke mama papanya dengan fitnahan-fitnahan yang dia buat." ucap Gista.

"Yudhis, gue tau ngerasa bersalah sama berterima kasih karena msh bisa diterima di keluarga Yudha dan itu gak salah tapi jangan pernah mau lo diperbudak. Gue pamit." ujar Gista meninggalkan Yudhistira sendiri dan memberinya makanan kesukaan Yudhistira.

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Hai, bagaimana harinya? Semoga selalu baik ya dan jaga kesehatan soalnya kopit lagi kejam. Disarankan setelah membaca untuk mengapresiasi dengan cara vote dan komen. Terima Kasih yang sudah mampir membaca serta memberi apresiasi. Sampai bertemu kembali di chapter selanjutnya !!!.

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Salam Hangat,

Pecinta Teriakan Yeonjun,

yudhistira ( choi yeonjun ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang