ada apa gista?

70 11 0
                                    

Hai, selamat datang di sebuah cerita dengan tokoh utama Choi Yeonjun versi lokal ! Untuk karakter wanita bisa berhalu menjadi diri sendiri tetapi aku tetap pakai contoh wajah karakter perempuan. Selamat Membaca !!!
﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Gista mengunjungi makam Ibunya. Setidaksukanya Gista, ia takkan pernah membenci Ibunya sendiri yang telah melahirkannya.

"Maafin Ayah ya Gista, Ayah gak bermaksud buat nyawa Ibu kamu melayang." ucap Ayah Gista dengan rasa penyesalan.

"Gista tau kok, Ayah cuma mau ngelindungin Gista dari Ibu. Maafin Gista juga kalau Gista suka ngelawan Ibu." ujar Gista menatap nisan bertuliskan nama Ibunya.

"Itu hal wajar, kamu masih muda. Dan itu juga jalanmu mau bercita-cita menjadi apa. Bakatmu juga memang disitu, mau mengerjakan bakat lain ya tidak bisa kalau kamu nyaman dibakatmu itu. Ayah kan selalu bilang kejar apa yang kamu impikan." ucap Ayah Gista.

Gista memeluk ayahnya erat, Gista begitu menyayangi ayahnya. Ayahnya selalu mendukung mimpi Gista. Selagi bersama Ibunya, Gista tak bisa bebas mengekpresikan mimpinya maka itu Gista tak menyukai Ibunya.

"Kabar Yudhistira gimana? Dia yang suka kepedean itu pacarmu kan?." tanya Ayah Gista.

Gista memang diam-diam selalu menceritakan kisahnya pada Ayahnya jika Ayahnya sempat mendengarkannya.

"Gista udah putus Ayah lagipula dia menyukai perempuan lain." jawab Gista.

"Apa dia menjadikan anak Ayah pelampiasan?." tanya kembali Ayah Gista.

"Awalnya iya tapi pada akhirnya dia kan jujur Ayah jadi Ayah tak perlu memarahinya." jawab Gista menjelaskan.

Ayahnya sempat ingin emosi pada Yudhistira tetapi Ayah Gista ingat kalau ia pernah mengatakan jangan memarahi orang yang jujur tapi banggalah meski jujur itu menyakitkan tetapi berbohong juga lebih menyakitkan lagi.

Pagiku hari ini berbeda, Yudhistira tak lagi memasang wajah judesnya padaku. Yudhistira bahkan tanpa malunya menggodaku dengan ribuan kalimat gombalan yang disimpannya.

"Selamat pagi cantik, sendirian aja. Mau aa' Yudhis temenin gak?." goda Yudhis padaku.

"Apaan sih Yudhis, malu diliatin orang lagian lo gak ada capeknya ngegombalin cewek sana sini." ujarku.

"Ya kan bener cewek mah cantik kalo cowok baru ganteng." ucap Yudhis dengan alasannya.

"Anjing, siapa lagi sih ini." umpat Yudhis ketika botol air mineral melayang ke belakang kepalanya.

Aku menertawai keadaan Yudhistira. Kasian sekali kepalanya terlalu sering kena benda-benda untungnya sih bukan benda tajam.

"Gausah ketawa lo." ucap Yudhistira kembali dengan nada juteknya mampu membuatku menghentikan tawa.

Apa Yudhis kembali marah karena aku menertawai kesialannya?.

"Kalo lo ketawa, lo manis dan itu gak baik buat kesehatan jantung gue." bisik Yudhis padaku kemudian meninggalkanku sendiri dengan wajah memerah padam.

"Stress." ucapku lalu menuju kelasku.

Yudhistira sedari tadi memperhatikan Gista bahkan menggodanya dengan rayuan-rayuannya tetapi Gista sama sekali tak mempedulikan kehadiran Yudhistira. Gista sibuk dengan lamunannya sendiri sampai tak sadar bel istirahat sudah berbunyi.

"Gis, kantin kiw, gue traktir deh." ajak Yudhistira tak di respon Gista.

Gista masih sibuk dengan lamunannya, ia mengingat hal buruk yang Ibunya lakukan.

"Berhentilah dengan lukisan kotormu itu jika kamu masih mau ku anggap anak." bentak Ibu Gista.

"Gista Sekar Anggika mantannya Dewangga Yudhistira Buana." teriak Yudhistira tepat di gendang telinga Gista.

"Apaan sih Yudhis, malu goblok." ujar Gista.

Sepertinya teriakan Yudhistira mampu menghentikan lamunan Gista. Tau begitu daritadi saja Yudhistira lakukan.

"Lo mau ke kantin gak? Gue traktir nih." ajak Yudhistira.

"Dalam rangka apa? Lo kan pelit." ujar Gista.

Fakta memang kalau Yudhistira itu pelit, jarang sekali menawarkan traktiran.

"Gue udah baikan Shinta. Gue rasa juga gak baik lama-lama marah sama dia padahal dia gak sengaja." jawab Yudhistira.

Gista turut senang mendengar perkataan Yudhistira. Gista juga menolak ajakan Yudhistira meski di traktir padahal traktiran adalah kesukaan Gista.

"Hai calon pacarnya Yudhistira." ujar Yudhistira padaku.

Aku terkejut begitu juga dengan murid lain, pasalnya Yudhistira menghampiriku di kelasku.

"Ke kantin lah, makan. Tidur mulu lo." ujar Yudhistira.

"Berdua aja?." tanyaku memastikan karena biasanya Yudhis akan selalu mengajak mantannya Gista.

"Iya emang berdua, emang lo mau berapa?." jawab Yudhistira.

"Bukan gitu, maksud gue lo kan biasanya selalu bareng Gista." ucapku.

"Tadi gue udah ajakin sih cuma dia gak mau. Kayaknya dia juga lagi ada masalah soalnya dikelas ngelamun terus sampai gue harus teriak sekenceng mungkin di telinganya baru sadar." ujar Yudhistira.

Tak biasanya Gista melamun apalagi dipelajaran seni. Setauku dia menyukai seni terlebih melukis. Ada apa dengan Gista.

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Hai, bagaimana harinya? Semoga selalu baik ya dan jaga kesehatan soalnya kopit lagi kejam. Disarankan setelah membaca untuk mengapresiasi dengan cara vote dan komen. Terima Kasih yang sudah mampir membaca serta memberi apresiasi. Sampai bertemu kembali di chapter selanjutnya !!!.

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Salam Hangat,

Pecinta Teriakan Yeonjun,

yudhistira ( choi yeonjun ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang