siapa?

32 4 0
                                    

Hai, selamat datang di sebuah cerita dengan tokoh utama Choi Yeonjun versi lokal ! Untuk karakter wanita bisa berhalu menjadi diri sendiri tetapi aku tetap pakai contoh wajah karakter perempuan. Selamat Membaca !!!

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Sean dan Yudhistira meluangkan waktunya untuk live. Apapun tentang Yudhistira, aku tentu takkan ketinggalan.

 Apapun tentang Yudhistira, aku tentu takkan ketinggalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hallo, aku Sen." ujar Sean menghampiri Yudhistira yang sedang melakukan vlife.

"Sini dulu, mau kemana?." tanya Yudhis ketika Sean beranjak pergi setelah menyapa.

Sean dan Yudhistira asik bercanda gurau, tak terlihat jika sebelumnya musuhan. Aku dengan isengnya menanyakan hal tersebut, semoga saja dibaca oleh keduanya.

"Ku dengar dulu kalian tak pernah akur?." komenku menggunakan akun samaran.

Sean tertawa membaca komentarku, komentarku terbaca oleh Sean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean tertawa membaca komentarku, komentarku terbaca oleh Sean.

"Dia tuh dulu suka iri." gurau Yudhistira dengan wajah kesal yang dibuat-buat.

"Apaan sih kan udah dulu Kak." ujar Sean.

"Loh dulunya musuhan?." ujar Yudhistira membaca salah satu komentar.

"Iya dulu, sekarang kan udah damai. Gak nyangka juga debut bareng Sean. Dia pake nama panggung, aku gak biasa manggil dia Sen." ucap Yudhistira.

Yudhistira memandang Sean bangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yudhistira memandang Sean bangga. Anak itu dulu suka sekali iri pada Yudhistira perlahan memudar. Lagipula Sean juga sudah mengalahkan Yudhistira perihal masa trainee.

"Saat mau debut, kami juga diberi tes sebagai leader. Nilaiku dan Sean hasilnya sama. Sean hampir menjadi leader padahal dia masuk dalam kategori Bungsu." ujar Yudhistira memberikan tmi.

Ponselku mendadak berdering ketika aku sedang asik menonton live Yudhistira dan Sean.

"Hallo." sapaku berusaha tak kesal.

"Beneran? Ini serius?." tanyaku memastikan.

Entah aku harus kesal apa senang. Kesal karena setelah telpon itu berakhir, live Yudhistira sudah selesai. Senang karena akhirnya aku akan debut akting menjadi pemeran utama.

Empat bulan telah berlalu, kabarnya tubatu akan kembali dengan album barunya. Ditambah lagi kata produser jika dramaku nantinya ramai, aku akan kembali berakting sebagai pemeran utama.

"Yudhistira." panggil seorang perempuan tua kemudian memeluk Yudhistira.

Yudhistira reflek melepaskan pelukannya. Yudhistira tak mengenal siapa perempuan tua yang memeluknya.

"Maaf tapi Ibu siapa?." tanya Yudhistira setelah melepas pelukan.

"Maafin Ibu. Ini Ibu aslimu, yang udah buang kamu." jawab perempuan tua itu.

Dan memang benar perempuan tua itu adalah Ibu kandung Yudhistira.

Yudhistira tersenyum remeh lalu tertawa.

"Aku gak punya Ibu, aku punyanya Mama." ujar Yudhistira kemudian meninggalkan Ibu kandungnya.

Perempuan tua itu mengacak rambutnya frustasi karena gagal mendekati anak kandungnya.

Bagaimana perempuan tua itu bisa tau jika Yudhistira adalah anak kandungnya yang dibuang?

Yudhistira masih memakai kalung yang diberikan perempuan itu sebelum di buang. Tenang saja, kalungnya itu bisa di atur agar tak tercekik ketika Yudhistira beranjak dewasa.

"Kenapa lo Kak?." tanya Sean ketika tak sengaja melihat Yudhistira melamun.

"Tadi gue ketemu sama orang yang ngaku-ngaku sebagai ibu kandung gue." ujar Yudhistira.

"Siapa tau dia cuma ngaku-ngaku." ujar Sean.

Sean sudah tahu kisah Yudhistira yang di buang oleh ortu kandungnya. Awalnya Sean tak percaya, bagaimana bisa percaya jika wajah Yudha dan Yudhistira mirip satu sama lain.

"Tapi entah kenapa gue ngerasa dia emang Ibu gue, an." ujar Yudhistira.

"Yudhis." panggil sang PD tiba-tiba.

"Kenapa pak?." tanya Yudhistira.

"Di panggil sama pak ceo, permisi ya." ujar sang PD.

Yudhistira bergegas menuju ruangan ceo. Ah ternyata masalah pelukan dengan perempuan yang mengaku Ibunya.

Sang ceo juga belum tau kisah Yudhistira. Yudhistira memberanikan diri menceritakan semuanya dan Yudhistira mengakui jika dia tak tahu siapa perempuan yang memeluknya dan mengaku Ibunya.

"Ah begitu, baiklah Yudhis. Terima Kasih infonya, kamu gak usah khawatir, agensi bisa mengatasi ini." ujar si ceo menenangkan.

Sejujurnya Yudhistira marah, marah kepada orang tuanya yang telah membuangnya tapi sisi lain Yudhistira juga ingin merasakan pelukan hangat orang tua aslinya.

Perempuan tua yang memeluk Yudhistira tadi, entah kenapa Yudhistira ingin bertemu lagi, memeluk lagi. Dia merasa memang benar perempuan tua itu adalah Ibunya tetapi Yudhistira masih tak yakin.

Jika benar pun, Yudhistira senang sekaligus marah atau mungkin rasa marahnya lebih mendominasi mengingat sifat Yudhistira yang tak mudah memaafkan kesalahan orang.

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Hai, bagaimana harinya? Semoga selalu baik ya dan jaga kesehatan soalnya kopit lagi kejam. Disarankan setelah membaca untuk mengapresiasi dengan cara vote dan komen. Terima Kasih yang sudah mampir membaca serta memberi apresiasi. Sampai bertemu kembali di chapter selanjutnya !!!.

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Salam Hangat,

Pecinta Teriakan Yeonjun,

yudhistira ( choi yeonjun ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang