kencan

62 3 0
                                    

Hai, selamat datang di sebuah cerita dengan tokoh utama Choi Yeonjun versi lokal ! Untuk karakter wanita bisa berhalu menjadi diri sendiri tetapi aku tetap pakai contoh wajah karakter perempuan. Selamat Membaca !!!

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Hubunganku dengan Yudhistira berjalan baik meski terkadang overthinking Yudhistira sering sekali muncul.

"Masih sama Yudhistira?." tanya Arjuna di sela-sela istirahat syuting.

Aku memang kembali bermain drama dengan lawan main Arjuna kembali.

"Menurut lo sendiri?." tanyaku balik pada Arjuna.

"Padahal gue bilang suka sama lo itu beneran." ujar Arjuna.

Aku menghela napas lagipula tanpa diberi tahu juga kelakuan Arjuna terlalu kentara.

"Mau sesuka apapun lo sama gue kalo hati gue buat Yudhis gimana lagi, ya maaf aja gue gak maksud bikin lo sakit hati." ujarku pada Arjuna.

"Hai cinta." ujar Yudhistira lalu merangkul pundakku.

Arjuna yang melihat adegan itu memutar bola matanya malas, terlalu sering melihatnya.

"Apaan sih geli, lo gak ada jadwal apa kesini?." tanyaku pada Yudhistira.

Yudhistira memang selalu meluangkan waktunya menghampiriku di lokasi syuting terkadang juga membawa camilan-camilan manis yang ku suka.

"Gak ada, lagian gue pengen liat lo syuting makanya kesini." jawab Yudhistira.

Aku meresponnya dengan anggukan kepala lalu sang sutradara mengatakan akan mulai syuting kembali.

Adegan ini adalah adegan berciuman intens jadi aku agak sedikit waspada karena Yudhistira juga akan melihatnya.

"Loh Yudhis mana?." tanyaku pada kru pasalnya Yudhistira mendadak tak ada di tempat.

"Tadi katanya ada urusan bentar." ujar salah satu kru.

Ah pasti saat ini dia sedang cemburu karena adegan intens itu.

"Mau kemana? Makan dulu kek." ujar Arjuna menahanku ketika aku hendak meninggalkan lokasi.

"Gue bisa makan nanti sama Yudhis. Bye." ucapku lalu melepas paksa tanganku yang ditahan Arjuna.

Aku meninggalkan Arjuna tanpa peduli sedikit pun, lebih penting membujuk Yudhistira saat ini.

Netraku menatap Yudhistira dengan seorang perempuan tua. Perempuan itu sepertinya orang yang sering mengaku Yudhistira adalah Ibunya. Keduanya berpelukan erat seperti melepas rindu.

"Saya udah kasih buktinya semua ke kamu, satpam yang pernah ngangkut kamu sebagai anak juga udah cerita ke kamu juga kan? Terserah kamu mau percaya sama saya atau tidak." ujar Yora.

Yudhistira menatap semua bukti yang diberikan Yora. Matanya mulai berkaca-kaca dan mencoba menahan nangis.

"Ibu minta maaf udah buang kamu, ibu frustasi saat itu, ibu juga gak tau kalo akhirnya Ibu malah mengandung kamu." ujar Yora.

Yora ingin meninggalkan Yudhistira. Yora sudah tak ingin lagi menjalankan rencananya, dia hanya ingin Yudhistira tau kalau memang dia adalah Ibu kandungnya.

Yudhistira menahan tangan Ibunya yang hendak pergi lalu memeluk erat Ibunya. Air matanya sudah tak kuat di tahannya lagi.

"Ibuu." ucap Yudhistira.

Yora memeluk kembali pelukan anaknya lalu ikut menangis. Dia menyesal sudah membuang anaknya yang tak punya salah apapun.

"Maaf." ucap Yora entah sudah berapa kali.

Yudhistira melepaskan lebih dulu pelukan yang lumayan berlangsung lama lalu menatap dalam Ibunya.

"Aku bakal akuin ke publik kalo Yora adalah Ibu kandung aku." ujar Yudhistira.

"Gak usah, cukup di akuin kamu, Ibu udah seneng." ucap Yora mengelus surai anaknya.

"Permisi, ganggu ya?." tanyaku menghampiri keduanya.

"Ah iya Bu, ini pacarku kalo bisa sih nanti jadi calon istri." ujar Yudhistira menarikku ke dadanya.

Aku yang mendengarkan ucapan Yudhistira itu terkejut dan merespon dengan senyuman kaku.

"Ibu tau, kalian kan terkenal jadi Ibu udah tau. Yaudah baik-baik kalian. Ibu pamit ya, kalian hati-hati." ujar Yora lalu meninggalkanku dan Yudhistira.

Aku melepas pelukan lalu mencubit pelan perutnya yang sudah seperti roti sobek.

"Sakit ih kenapa dah?." tanya Yudhistira ketika ku cubit perutnya.

"Apaan sih ngomong calon istri." ujarku dengan wajah yang memerah.

"Kok lo malah ketawa sih." ujarku ketika melihat respon Yudhistira malah tertawa.

"Daripada marah-marah mending kencan eh tapi lo gak ada jadwal kan?." tanya Yudhistira.

Aku menggelengkan kepala sebagai jawaban, hari ini memang tak ada jadwal lagi setelah syuting.

Yudhistira mengajakku berjalan-jalan kemanapun yang aku mau. Dari bermain bianglala, rollercoaster dan mencicipi makanan-makanan kuliner yang ada, aku merasa bahagia. Aku tak menyangka jika akhirnya aku bisa bersama Yudhistira.

Kita berdua beristirahat di kursi taman sembari melihat indahnya malam. Yudhistira dengan nekatnya mencium bibirku dengan lumatan-lumatan cinta.

"Thank You and I Love You." ujar Yudhistira setelah melepas ciuman yang berlangsung lama.

"Jangan bilang i love me too lagi loh." ujar kembali Yudhistira yang sudah hafal dengan jawabanku.

"I love u too Yudhistira." balasku terkekeh lalu menyenderkan kepalaku pada bahu lebarnya.

END

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Hai, bagaimana harinya? Semoga selalu baik ya!!! Setelah membaca, jangan lupa mengapresiasi melalui vote dan komen. Untuk yang sudah mampir membaca aku ucapkan terima kasih semoga kamu semangat selalu di dunia yang kejam ini. Sampai bertemu kembali di projek lokal txt atau grup lain selanjutnya !!!.

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Salam Hangat,

Pecinta Teriakan Yeonjun,

yudhistira ( choi yeonjun ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang