Chapter 20 ♥

14 0 0
                                    

Rune mengedarkan pandangan begitu dia sampai di Pentagon. Sosok yang dicarinya tak menampakkan batang hidungnya. Aidan.

Rune mencoba mencari tahu, tapi tak satu pun rekannya yang bisa menjawab.

Rune hampir saja meninggalkan Pentagon saat melihat Aidan keluar dari lift. Dia sengaja menghadang lelaiki itu.

"Kita perlu bicara!" kata Rune.

Sejenak Aidan berpikir alasan Rune datang menemuinya. Dia lalu berjalan mengikuti lelaki itu ke ruang ganti. Semua Soren sedang berlatih. Bisa dipastikan ruangan itu kosong.

Aidan menciba tenang. Tidak mau meladeni lelaki di depannya yang mulai berapi-api. Ini bukan pertama kalinya mereka berhadapan. Rune selalu bersikap sinis padanya. Dan hingga saat ini, Adidan tidak pernah tahu alasannya.

"Masalah penting apa yang membawamu kemari? Ingin berterimakasih padaku karena sudah membawa pulang kembali adikmu?"

Aidan berdiri tegak. Tangannya bersidekap di depan dada seolah menantang. Dia berharap Rune tidak datang membawa masalah. Hari ini Aidan sudah cukup pusing dengan permintaan Onyx soal Isla.

"Apa yang kau rencanakan?" Rune langsung ke persoalan.

Dahi Aidan berkerut. "Apa maksudmu?"

"Jangan berlagak bodoh!" Suara Rune tegas. "Kau meminta data pribadi Isla dari dokter Warner, kan?"

"Oooo ... Jadi itu yang membawamu kemari?" 

"Jangan bertele-tele." Suara Rune meninggi. Setengah membentak.

"Aku perlu data Isla untuk keperluan Soren."

"Keperluan apa? Tidak pernah ada Soren yang butuh data sedetail itu!" Rune berusaha mencerca Aidan dengan ketidak percayaannya.

"Aneh!" Aidan tersenyum sinis. Lanjutnya, "kau penasaran kenapa aku butuh data pribadi Isla, tapi tak pernah penasaran siapa Isla sebenarnya?"

Mata Rune membulat. "Kau lancang, Aidan!"

"Apa kau tidak pernah berpikir selama ini, bagaimana bisa tiba-tiba kau punya adik? Kau tidak pernah berusaha mencari tahu dari mana dia muncul?" Kini Aidan berbalik mencerca Rune dengan berondongan pertanyaan yang membuatnya gelagapan.

Aidan berkacak pinggang. "Andai saja kau punya keberanian bertanya, atau paling tidak punya rasa penasaran tentang itu ... Kau akan mendapatkan jawaban yang mengejutkan!"

Rune mendekat ke Aidan. "Apa sebenarnya maksudmu?"

Aidan mengaktifkan jam tangannya, menekan beberapa tombol hingga muncul layar di depannya. 

"Perhatikan baik-baik!"

Adian menekan beberapa tombol lainnya, kemudian muncul tampilan lembar laporan. "Ini adalah data yang kuminta dari dokter Warner. Aku minta dia untuk mencocokoan DNA Isla dengan DNA kalian."

"Perhatikan! Tak satupun dari DNA kalian yang cocok dengan DNA Isla. Tidak juga Kalani, atau pun Onyx, lelaki yang selama ini kau dan Isla panggil ayah!"

"Sampai di sini kau paham?"

Rune terdiam lama, membaca satu per satu laporan dokter Warner. Semakin dia membacanya semakin dia butuh menarik napas panjang.

"Kau ingin kejutan yang lain?" Tantang Aidan.

"Isla bukan adikmu. Bahkan dia bukan dari Klan Atticus. Dia keturunan Eldris." Aidan memberikan tekana pada kalimat terakhirnya.

Lagi-lagi Ruen menarik napas panjang. "Aku tahu. Tapi memangnya kenapa kalau Isla bukan adik kandungku? Memangnya kenapa kalau Isla dari Eldris?"

"Isla berhak tahu siap dirinya sebenarnya." Suara Aidan mulai tinggi. "Dia juga berhak tahu kenapa dia bisa sampai ke Atticus. Dan apa yang telah Onyx lakukan pada Isla itu ... mengerikan!"

THE SIGN [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang