Chapter 25 ♥

11 0 0
                                    

Sudah hampir dua jam lebih Rune berada di ruang sidang Mahkamah Tinggi. Dia sudah memasukkan semua bukti tentang dirinya dan segala kejahatan Onyx beberapa hari yang lalu.

Onyx terlalu sibuk dengan persiapan penyerangan ke Seanon. Ini dimanfaatkan Rune untuk memasukkan gugatan ke Mahkamah Tinggi.

Dokter Warner mendapat panggilan sebagai saksi. Hari ini dia juga hadir di Mahkamah Tinggi. Dia bersaksi di depan para juri tentang apa yang disangkakan Rune pada Onyx. 

Kalani juga hadir. Dia juga bersedia bersaksi baik untuk Rune maupun masa lalu Atticus.

"Kau tegang sekali," kata Kalani. Dia menggenggam tangan Rune, lalu mengelus elusnya. 

Rune menghela napas. Dia mencoba tersenyum, "aku sangat berharap semua ini dapat diterima para juri."

"Jangan khawatir. Kita sudah memberikan semua yang kita punya. Kita sudah melakukan yang terbaik."

Dokter Warner menyeka keringat yang membasahi dahinya. "Seumur hidup, ini pertemuan yang paling membuatku tidak ingin meninggalkan bangkuku sebelum semua berakhir. Biasanya aku selalu menyelinap keluar sebelum pertemuan berakhir."

Kalani tersenyum. "Kalian semua hebat dan pemberani."

Hari ini Mahkamah Tinggi langsung melakukan penyelidikan. Setelah mendapatkan informasi dari para saksi dan juga bukti.

Saat mereka keluar dari Mahkamah Tinggi, kabar tentang kekalahan Atticus pada penyerangan ke Seanon terdengar santer. Bahkan kematian Onyx pun langsung tersebar kemana-mana.

Isla sudah berada di Pentagon saat Rune dan dokter Warner sampai. Banyak Soren lain yang terluka juga dirawat di sana. 

"Mana Isla?" Tanya Rune pada seorang Soren yang berdiri dekat dengannya. Lelaki itu menunjuk ke salah satu ujung Pentagon.

Aidan ada di sana. Sedang koordinasi dengan Soren yang lain.

"Mana Isla?" Rune sudah tidak sabar mengetahui kondisi adiknya itu. Sebenarnya tadi Kalani bersikeras untuk ikut ke Pentagon, tapi Rune melarangnya. Dia berjanji akan segera menghubunginya begitu mendapat kabar tentang Isla.

Aidan berbalik lalu berkata, "dia terluka. Tapi dia baik-baik saja."

Aidan berjalan menuju ruang perawatan Isla. Rune mengekor di belakangnya.

Aidan membuka tirai penyekat ruang perawatan dan mendapati gadis itu meringis, menahan sakit. 

"Kenapa kalian menatapku seperti itu? Aku hanya terluka, jangan terlalu berduka," protes Isla saat Rune dan Aidan menjenguknya dan memasang wajah iba padanya.

"Syukurlah kau hanya luka ringan," kata Rune saat melihat beberapa luka Isla di bagian wajah. Ada beberapa lebam dan satu jahitan di pelipisnya.

"Luka ringan?!" Lagi-lagi Isla meringis. "Aku tidak pernah menyangka pukulan Onyx sekeras itu." 

"Yang penting kau selamat. Itu yang lebih penting," tambah Rune mencoba menenangkan Isla.

"Dan Onyx tewas," tambah Aidan. Suaranya pelan.

"Kabar itu sudah menyebar," kata Rune. Dia mendengar itu pertama kali saat sedang berada di ruangan Mahkamah Tinggi.

"Bukankah itu baik untukmu. Lebih mudah dari yang diperkirakan," ucap Aidan. Kalimatnya merujuk pada apa yang sedang diusahakan Rune di Mahkamah Tinggi.

"Entahlah. Semoga." Suara Rune rendah, penuh harap.

Rune berdehem lalu berkata, "jika tuntutanku dikabulkan Mahkamah Tinggi, akan ada penangkapan besar-besaran terhadap petinggi Soren. Ditambah lagi banyak Soren yang terluka ... ada kemungkinan terjadi perombakan struktur organisasi Soren ..."

THE SIGN [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang