14. Pertarungan Terakhir

459 28 3
                                    

Sudah sekitar 2 jam lebih mereka menunggu kemunculan Retakka, namun belum ada tanda-tanda alien itu akan datang. Padahal menurut perkiraan Anara, alien itu harus sudah sampai 1 jam lalu.

Suara dari jam kuasa Boboiboy mengalihkan pandangan mereka. "Tok Aba?" gumam Boboiboy, tanpa pikir panjang ia menjawab panggilan itu.

"Kau pikir aku tak tau rencana kau budak? kau ada dua pilihan, nyawa kau atau nyawa pak tua ni." Retakka memperlihatkan kondisi Tok Aba yang terikat

"Atok! Apa yang telah kau lakukan pada Tok Aba hah?!" geram Boboiboy. Teriakan Boboiboy menarik perhatian Anara dan yang lainnya. Mereka mendekat pada sang pemilik kuasa elemen, kondisi Pulau Rintis yang sudah porak poranda menyapa penglihatan mereka

"Mak!"

"Mama!"

"Appa!"

Bukan hanya Tok Aba, orang tua ketiga teman Boboiboy juga terikat dengan keadaan tak sadarkan diri

"Hadapi aku kalau kau nak mereka selamat," panggilan itu diakhiri dengan tawa menyebalkan Retakka

Boboiboy menggeram marah, pemuda dengan setelan orange itu berlari memasuki kapal angkasa diikuti teman-temannya. Dengan kecepatan penuh mereka menuju Pulau Rintis, hanya butuh waktu sedetik untuk mereka kembali berada di langit Pulau Rintis

Boboiboy keluar terlebih dahulu tidak peduli pesawat itu yang belum menapak di tanah. Anara yang melihatnya ikut melompat dari atas ketinggian 20 meter di atas tanah. Melupakan dia yang tidak bisa terbang seperti Yaya atau Boboiboy Taufan.

"Cahaya teleportasi!" Anara langsung menapak di tanah. "huft... aku hampir mati karena mengikuti kegilaan bocah itu," Anara menatap kesal pada Boboiboy Taufan yang terbang bebas.

Kapal angkasa mendarat tidak jauh dari tempat Anara berdiri. Fang keluar disusul teman-temannya, alien berwajah rupawan itu mendekati Anara dan langsung menoyor kepala yang lebih tua.

"Bodoh! kau pikir kau itu burung?" Anara hanya diam karena tau dirinya yang salah telah membuat khawatir Fang.

Boboiboy Taufan mendarat di samping Gopal, "mereka di sana, ayo pergi!"

Ucapan Boboiboy diangguki oleh teman-temannya kecuali Fang, pemuda itu hanya menatap Boboiboy dengan kesal. Boboiboy, Gopal, Yaya dan Ying berlari menuju tempat yang dikatakan Boboiboy.

"Ayo kapten!" Fang ikut menyusul teman-temannya

"Padahal aku bisa menteleport kita langsung kesana," gumam Anara. Dengan tidak iklas, Anara ikut berlari

***

Kondisi Pulau Rintis sungguh memprihatin kan. Jalan-jalan retak, rumah-rumah hancur dan beberapa terbakar. Seluruh penduduk berhamburan mengungsi ke daerah lain.

Boboiboy berhenti di depan rumah Tok Aba yang hangus terbakar, tempat yang menyimpan banyak memori indah. Tanpa sadar air mata Boboiboy menetes, rumah antik nan kokoh itu sudah hangus di lahap si jago merah.

Gopal ikut berhenti di samping sahabatnya, tangan itu merangkul pundak Boboiboy. "Saat semua ini selesai, kita akan bangun kota semula."

Boboiboy mengangguk setuju, senyum penuh keyakinan kembali terukir.

Yaya, Ying, Fang dan Anara yang baru sampai ikut menatap iba kondisi kota mereka. Padahal mereka sengaja memancing Retakka ke tempat lain agar tidak ada orang lain yang menjadi korban, tapi malah hal seperti ini yang terjadi.

"Ayo!" ujar Anara singkat sebelum meneleport kan mereka ke hadapan Retakka. Gadis itu tidak sanggup menahan sesak di dadanya

"Hahaha baru sampai? Ku pikir kalian akan kabur lebih jauh," sambut Retakka

[Boboiboy] Kapten - do you know me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang