7 - The real Putus

791 163 21
                                    

Suasana mobil Jungkook terasa aneh.

Begitu hening sampai helaan napas masing-masing terdengar jelas. Semua orang yang berada di dalam tidak ada yang ingin membuka suara. Pandangan mereka bahkan menghadap ke luar jendela semua.

Mobil Jungkook saat ini sudah terparkir rapi ke tempat semula. Bisa ditebak, rencananya gagal. Jennie berhasil menghadang mereka. Bahkan saat ini sudah duduk manis di samping Taehyung.

Sudah tak terhitung berapa menit mereka diam. Akhirnya, satu-satunya perempuan di sana memberanikan membuka suara.

"Lama tidak bertemu, ya, Jungkook," yang dipanggil menolehkan kepala kemudian tersenyum setelahnya. "Joshua."

Dengan senang hati Joshua sedikit menolehkan kepalanya kebelakang agar dapat melihat wajah perempuan itu dengan jelas, "Ya, sudah lama. Aku merindukanmu, tahu."

Gelak tawa Jennie mengudara. "Ya. Tidak ada setengah tahun aku pergi, kali."

"Setengah tahun itu lama!" protes pemuda kelinci yang kini sudah memiringkan posisi duduknya agar berhadapan dengan gadis kucing. "Bahkan kau tidak pamit kepada kita!"

"Maaf, deh," hembusan napas Jennie terdengar, "waktu itu aku sedang rindu pada Ibuku." bohongnya.

Joshua dan Jungkook hanya mangut-mangut saja. Sesekali melirik satu pemuda yang masih menatap ke luar jendela.

"Je, kenapa kau tiba-tiba kemari?" Jungkook bertanya hati-hati. Takut salah.

Sedangkan Joshua sudah mengumpat dalam hati. Jelas Jungkook salah, perkataan pemuda itu terlihat jelas tidak hati-hati.

"Memangnya kenapa? Tidak boleh?"

Tuh, kan. Apa Joshua bilang.

Jungkook berdeham kikuk. "Cuma penasaran..."

Gelengan kepala Joshua berikan. Sedangkan Jennie melirik tidak terima.

"Sebenarnya, aku ada perlu dengan orang ini," Jennie melirik pemuda di sampingnya. "jadi, bolehkah kalian keluar dulu?"

"Sebentar saja." gadis itu bergumam tanpa suara.

Membaca mimik wajah Jennie yang kini tengah memberi kode. Sudah menjadi hal lumrah bagi kedua sahabat laki-laki Taehyung itu. Menjadi saksi kebersamaan antara Taehyung dan Jennie sejak dulu, mereka menjadi hafal segala jenis kode bahkan suasana hati si gadis kucing.

Kedua sohib itu dengan ragu akhirnya mengangguk. "Baiklah."

"Kami keluar dulu."

Setelah debuman pintu terdengar, suasana mobil kembali hening. Canggung menyelimuti keduanya. Satu-satunya pemuda yang masih tertinggal di mobil pun masih enggan berbicara. Justru kini memilih memejamkan mata. Pura-pura tidur.

"Ya! Aku mau bicara denganmu."

Tidak menggubris perkataan sang mantan pacar. Taehyung justru bersikap lebih menyebalkan. Tangannya ia silangkan di dadanya sendiri. Seolah-olah tidak menganggap kehadiran Jennie yanh ada di sampingnya.

Melihat itu Jennie mendengus sambil menyeringai. Masih kekanak-kanakan rupanya. Satu putaran bola mata ia lakukan.

"Lansung saja, deh. Aku ingin pamitan padamu. Setelah ini aku akan menetap di New  Zealand. Jadi, jangan sedih kau bila ku tinggal." tutur Jennie sedikit dengan nada mengejek.

Alis Taehyung menukik tajam setelah mendengar perkataan mantanya. Dalam hatinya dia mendelik. Tidak percaya dengan apa yang diucapkan Jennie.

"Cih, percaya diri sekali."

AGAIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang