Kesembilan

76 66 75
                                    

Hari Jum'at, hari ke-3 Mayra dirumah, hari dimana keputusan akan dibuat oleh Arkan apakah Mayra akan dikembalikan ke pondok pesantren atau sekolah disini dan tentunya hal itu sudah Arkan rundingkan dengan Annisa selama dirinya mengetahui Mayra pulang kerumah

Pukul 08.00

Arkan, Annisa, Elvano dan tentunya Mayra sudah berada diruang keluarga untuk mendengar keputusan dari Arkan

"Ngomong-ngomong mau ngapain ngumpul?healing kah?" Tanya Elvano dengan tangan kanan yang memasukkan keripik kentang ke dalam mulut

"Ko serem gini aura nya ya" Elvano bergidik ngeri melihat Arkan yang seperti akan memakannya hidup-hidup

"Kenapa si mbu?" Elvano memberanikan diri untuk bertanya kepada Annisa yang sedang melihatnya dengan tatapan tajam

"Syut jangan ngomong mulu" jawab Annisa tanpa suara

"HAH?ka kedengeran lailahaillah"

"DIAM ELVANO KARASYHA" Bentak Arkan sambil menggebrak meja

"Ampun paduka raja" Ucap Elvano dengan tangan yang memohon

"Udah langsung ke point penting pembicaraannya aja" sinis Annisa pada suaminya 'daripada diem mulu, patung idup lo' lanjutnya dalam hati

"Ayah sudah pikirkan matang-matang---"

"Pastinya dengan diskusi sama mbu" Annisa tersenyum lebar ke arah Arkan

"Hm, Ayah dan mbu sudah diskusikan hal ini dan kami juga sudah pikirkan juga masalah ini" sambung Arkan

"Emang siapa yang punya masalah?" Tanya Elvano, sedangkan Mayra ia daritadi hanya diam dan menyimak apa yang dilakukan ke-3 orang yang ada di hadapannya sambil memakan keripik singkong

"Tentang Mayra akan dikembalikan lagi ke pondok atau sekolah disini, sekarang ayah tanya dulu Ay mau nya gimana?"

"Kalau dipulangkan kepondok oke, sekolah disini juga oke" ucapnya

"Tapi menurut Elvano mening sekolah disini aja, kalau mondok lagi takutnya pengen pulang lagi, lagian kan minggu besok baru mulai tuh sekolah jadi Ay ga ketinggalan pelajaran" Ujar Elvano dengan tangan kanan yang masih setia mengambil dan memasukkan keripik kentang ke dalam mulut

"Bijak" Annisa memberikan Jempol ke arah Elvano

"Benar apa kata Elvano, ayah akan memberikan kamu 2 pilihan sekolah yaitu SMA 5 Bandung sama SMA 2 Bandung"

"Beasiswa yang kemarin Ay dapet di MAN 10 Bandung masih berlaku ga yah?" Tanya Mayra

"Masih tapi harus hari ini dan harus  jam 9 atau ga jam 2 siang kita kesananya" jawabnya

"Mending kemana bang?" Elvano menyenggol tangan Elvano

"Mending bawa Beasiswa nya karna nanti pasti masuk kelas unggulan, maybe" jawabnya dengan santay

"Menurut mbu juga gitu, tapi terserah Mayra nya aja"

"Ayah kasih waktu sampai jam 9 untuk berpikir" Arkan tidak langsung menyuruh Mayra untuk bersekolah di sekolah yang sudah ia dan Annisa pikirkan matang-matang, karena dirinya ingin mengikuti keinginan Mayra

Arkan berharap sekolah yang Mayra pilih sama dengan sekolah yang ia dan Annisa pilih yaitu MAN 10 Bandung, bukan karena adanya beasiswa namun kalau Mayra sekolah di SMA pasti susah buat ngafalin Al-qur'an kayak waktu di SMP

Arkan berdiri dari duduknya lalu pergi ke ruang kerja yang berada di lantai 2, untuk hari ini ia akan bekerja dirumah terlebih dahulu agar bisa berbagi waktu dengan urusan sekolah Mayra soalna kalau di kantor sudah dipastikan ia akan berangkat pukul 08.00 dan pulang sore

ALMAYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang