berubah

166 21 2
                                    


Setelah acara kemarin hubungan kedua belah pihak semakin dekat, bahkan kedekatan mereka di ibaratkan seperti bukan sebagai sahabat melainkan saudara kandung.

Namun bukan kehidupan namanya jikalau tak ada tantangan berupa ujian hidup. Roda kehidupan terus berjalan tak selamanya selalu mulus, kadang bisa dibawah dan bisa diatas mungkin juga bisa diantara bawah atas?

Mereka memang belum dihadapkan dengan itu, tapi... Percayalah tak ada satupun mahluk hidup berakal dimuka bumi ini yang jalan hidupnya selau mulus! Kita tinggal tunggu saja tanggal mainnya, berdoa saja agar ujian hidup yang mereka hadapi tidak terlalu sulit! 
~

Druar!!

" eomma!! "

Umji tersentak, ia terbangun dalam keadaan menutup telinganya guna meredakan suara petir yang terus menggema didalam kamarnya.

Jam menunjukan pukul 11 malam, Hujan lebat disertai dengan angin kencang dan dilengkapi suara petir  menggelegar yang dapat memekakkan telinga.

Druar!

Umji semakin merapatkan tangannya ke indra pendengarannya, jantungnya bekerja dua kali lipat tanda dia sedang merasa takut.

Umji turun dari kasur, tangannya masih setia berada di telinganya. umji butuh pelukan hangat dari eonni-eonninya untuk menghilangkan rasa takutnya.

Kamar pertama yang ia tuju adalah kamar sowon, karena letaknya tak jauh dari kamarnya berada. Umji Mencoba membuka pintu kamar sowon tapi pintunya terkunci itu artinya penghuni kamar tidak ada didalam, karena biasanya sowon tidak akan pernah mengunci pintu kamarnya, karena sowon tahu umji akan datang kekamarnya kalau umji itu kesulitan tidur dan berakhir sowon mennyanyikan lagu tidur untuk adiknya itu.

Umji pindah kekamar eunha, tubuhnya sudah bergetar dengan hebat. Suara - suara keras itu tak berhenti saling bersautan bahkan ruangan yang tadinya gelap seketika terang akibat cahaya yang muncul bersamaan dari suara-suara yang memekakkan tekinga tersebut.

Umji memanggil sambil mengetuk pintu eunha berharap pemilik kamar mendengarnya. namun harapan itu hanya sekedar harapan, sudah hampir 10 menit umji berdiri didepan kamar eunha memanggil-mangil nama eonninya itu, tapi tidak ada tanda-tanda pintu akan terbuka.

Eunha tidak seperti sowon, ia akan mengunci pintu kamarnya supaya tidak ada yang mengganggunya ketika ia sedang istirahat. Jangan salah eunha adalah satu dari sepuluh orang didunia ini yang jika tidur suara meteor jatuh pun tidak akan terdengar!

Biasanya dalam kondisi seperti ini han ajhuma lah yang biasanya langsung sigap menghampiri umji. Namun kali ini sepertinya tidak akan ada yang bisa menolong gadis malang itu, karena han ajhuma sedang tidak ada, sebab anak dari han ajhuma sedang sakit dikampung, jadi dua hari yang lalu han ajhuma pergi pulang kampung.

Druar!

Umji terduduk didepan pintu kamar eunha ia sudah tidak sanggup berdiri lagi, peluh sudah membasahi wajahnya. Mau bagaimanapun kuatnya ia mencoba menutup telinganya suara petir itu masih saja terdengar kuat.

" u-umji..ta..kut.. "

Disaat tubuhnya kian bergetar hebat seseorang memeluknya mengucapkan kata-kata yang menenangkan memberinya kehangatan guna untuk menghilangkan rasa takutnya.

" y-yuju e-eonni.. "

" ya, ini eonni..uljima! Eonni akan menjagamu! "

Yuju! Orang itu adalah yuju. Gadis yang selama ini terang-terangan mengatakan benci kepada umji,  gadis itulah yang memeluk umji saat ini.

Pertahanan yuju untuk tetap membenci umji hancur, rasa bencinya memang besar tapi rasa khawatir seorang kakak kepada adiknya lebih besar melebihi apapun.

 TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang