SEMBILAN

6 3 0
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM
.

.

.

JANGAN LUPA FOLLOW!
HAPPY READING

****

"aku berhasil minta id line nya gus faiz tau"

"Iya tambah ganteng aku aja sampai pangling"

"Semoga penantian ini gak sia-sia deh"

"Siapa sih yang gak mau sama gus faiz"

Fanesa menggaruk kepala nya yang tidak gatal,dari awal pelajaran sampai berakhir telinga nya selalu saja mendengar nama gus faiz dari orang-orang di sekitar nya,apa mereka tidak ada pembahasan lain yang lebih berpaedah?

"tenang nes,tutup aja kuping lo"Ucap bella yang berada di samping nya.bella juga merasakan dampak yang sama seperti fanesa,ia merasa gusar di mana selalu saja gus faiz yang di bahas.

Mereka berjalan beriringin menuju asrma untuk bersiap-siap melaksanakan sholat zuhur di mesjid, setelah itu mengantri untuk makan siang,perut fanesa sudah berbunyi sejak tadi.

Cekrek

"Astgfirullah"Ucap tiya terlonjak kaget.

"bikin kaget aja!"lanjut tiya pada bella dan fanesa.

Fanesa dan bella yang baru saja masuk ke dalam kamar pun langsung penasaran apa yang di lakukan teman-teman nya di pojok ruangan.

"ngapain lo pada ngepojok gitu,lagi narkoba ya"Fanesa secara refleks menampar pelan mulut bella.

"Gilak lo bibir gue lagi sariyawan malah di tampar"Kesal bella tidak terima.

"mulut lo perlu di sekolahin"sahut fanesa tanpa rasa bersalah.

Fanesa melihat ada banyak kertas origami bermacam motif berserakan di lantai di sana juga ada sebuah kotak kado berbentuk hati, satu mini box coklat serta satu buah al-qur'an lengkap dengan kaligrafi berdesain nama gus faiz di sana.

"hehe kalian jaga mulut ya"cengir caca

"Idih pake ada love-love segala, kalian pada mau nembak cowo?"Ucap bella hitris sendiri,pasal nya jihan,caca,winda dan tiya termasuk anak yang kalem di asrama nya jadi tidak mungkin mereka bisa terang-terangan bucin seperti ini.

"Buat apaan sih? Kok ada nama gus faiz?"tanya fanesa juga penasaran lalu duduk lesehan di samping jihan yang sibuk mendekor kotak kado.

"Kita gak lagi nembak cowok,tapi kita mau ngasih hadiah kecil-kecilan buat gus faiz biar romantis dikit"Jawab jihan terkekeh pelan

Fanesa dan bella saring melempar pandang merasa heran sekaligus lucu.

"iya jarang-jarang ngasih hadiah sama gus faiz satu tahun sekali,bukan cuma kita  santriwati lain juga pasti banyak yang ngasih ginian sama gus faiz"Sahut caca menyetujui ucapan jihan.

"Kalian selalu ngasih ginian setiap gus faiz pulang?"tanya fanesa penasaran.

"enggak,cuma berani ngirim surat sih tapi gak pernah di bales sama gus faiz"jawab winda

Takdirku Seorang Santri√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang