Part 23

1.4K 154 17
                                    

      Di sebuah kamar bernuansa dominan warna lilac, terlihat seorang gadis mengenakan kaos oversize dan celana jeans hotpants, sedang sibuk membolak-balik halaman soal di hadapannya. Tangannya tak henti untuk menulis berbagai rumus guna memecahkan deretan-deretan soal latihan ujian. Dia sekarang duduk di bangku kelas 12 SMA dan dalam beberapa bulan ke depan ia akan mengikuti Ujian Nasional yang mana menjadi salah satu syarat kelulusan. Itu sebabnya, mulai dari sekarang dia sudah sibuk untuk belajar latihan soal-soal ujian.

Sudah hampir 2 jam, gadis itu berkutat dengan soal-soal di hadapannya. Namun, sepertinya dia masih enggan untuk berhenti dan terus lanjut untuk mengerjakan soal-soal yang lain.

"Neth, makan malem dulu" sebuah tepukan lembut di pundaknya berhasil membuat Anneth terlonjak kaget.

"Astaga, mami. Ngagetin Anneth aja sih" gerutu Anneth.

"Abisnya mami panggilin daritadi gak nyaut-nyaut, pas mami cek ke sini ternyata kamunya lagi serius belajar. Sampe-sampe gak sadar mami masuk ke kamar kamu" kata mami Anneth.

"Iya, mi. Maafin Anneth ya, mi? Soalnya ini tadi Anneth lagi keasikan ngerjain soal, makanya sampe gak ngeh kalo mami manggil Anneth" gadis itu hanya cengengesan di hadapan maminya.

"Ya udah, sekarang tinggal dulu kerjaan kamu. Kita makan malem dulu. Belajar kan juga butuh tenaga yang banyak"

"Oke mami"

Anneth merangkul pinggang maminya dan berjalan berdampingan menuju ruang makan. Ternyata, papi dan adiknya sudah menunggu dirinya di ruang makan. Anneth jadi merasa tidak enak, gara-gara dirinya, keluarganya harus menunggu lama untuk makan malam.

"Maaf ya papi, Ao. Nungguin Anneth-nya lama" sesal Anneth.

"Gapapa, Neth. Papi sama Ao juga baru aja duduk di sini. Bener gak Ao?" papinya menoleh ke arah anak bungsunya dan mendapat anggukan persetujuan dari Alvaro.

"Ayo sekarang kita makan! Keburu makanannya dingin, nanti gak enak" mami Anneth mengambil alih piring papi Anneth dan menyendokkan nasi ke dalamnya.

Sedangkan Anneth dan Alvaro secara mandiri mengambil nasi dan lauk mereka sendiri.

Tak banyak hal yang dibahas oleh keluarga Anneth selama mereka makan malam. Paling hanya pertanyaan-pertanyaan basic, seperti apa saja yang sudah dilewati di hari ini, bagaimana sekolah, dll. Selesai makan, Anneth membantu maminya untuk membereskan meja makan dengan memindahkan piring-piring kotor ke tempat cucian.

"Kamu langsung lanjut aja belajarnya, sayang. Piring kotornya biar mami sama mbak yang nyuci" titah mami Anneth.

"Oke, mami. Anneth ke atas dulu ya" Anneth mencium sekilas pipi mamanya dan bergegas kembali naik ke kamarnya.

Sesampainya di kamar, selera belajar Anneth justru langsung menghilang saat melihat tumpukan kertas dan buku berserakan di atas meja belajarnya. Karena sudah tidak minat untuk melanjutkan belajar, Anneth pun memilih membuka pintu balkon kamarnya dan duduk di kursi yang memang sengaja ditaruh di balkon.

Dinginnya angin malam tidak mengurungkan niat Anneth untuk duduk di luar seperti itu. Matanya menatap ke langit, memandangi bintang-bintang yang bertaburan di sana. Sangat indah, batin Anneth. Tiba-tiba bayangan seseorang muncul di pikiran Anneth. Ah, laki-laki itu.

Iya, Anneth teringat akan sosok Betrand. Sudah hampir 2 minggu, Anneth dan Betrand tidak lagi terlibat pembicaraan. Bahkan sekarang, gadis itu cenderung menghindari Betrand dan malah terlihat intens dengan Kenzo.

Bukan tanpa alasan Anneth tiba-tiba menghindari Betrand seperti itu. Itu semua terjadi karena Anneth merasa tidak dianggap oleh Betrand. Anneth selama ini tulus berada di sisi Betrand, Anneth menerima Betrand apa adanya. Namun, laki-laki itu justru menutup mata akan semua ketulusan yang telah ia berikan. Anneth tidak terima saat Betrand mengatakan kepadanya bahwa laki-laki itu tidak mau terbuka kepadanya karena takut dia akan meninggalkan Betrand. Apa selama ini yang dilakukan Anneth masih tidak cukup di mata Betrand? Sampai-sampai pandangan Betrand kepadanya masih sereceh itu. Apa Betrand pikir, Anneth adalah gadis yang tidak bisa menerima orang apa adanya?

LaGata [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang