Part 25

1.6K 150 15
                                    

"Pulang bareng aku ya? Tapi, aku dijemput sama supir gapapa kan?" Betrand sudah berdiri di samping Anneth yang masih duduk di bangkunya dan sedang sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

"Kayaknya gak bisa deh, aku ada janji sama Ari mau ketemu sebentar. Ada yang mau diomongin" tolak Anneth dengan halus.

Sebenarnya, Anneth juga sangat ingin pulang bersama Betrand apalagi setelah mereka resmi berpacaran. Tapi, hal itu harus tertunda karena dia sudah terlanjur berjanji kepada Ari untuk bertemu hari ini.

"Ngomongin apa?" Betrand mengelus puncak kepala Anneth sekilas.

"Mmm..." Anneth nampak berpikir.

Apakah lebih baik dia memberitahu Betrand bahwa tujuan dia bertemu dengan Ari adalah untuk membicarakan perihal Betrand? Tapi, Anneth takut jika ia mengatakan yang sebenarnya, maka Betrand akan marah kepadanya.

"Bilang aja, aku gak akan marah" ujar Betrand.

"A-anu...itu...aku sama Ari mau ngomongin soal kamu" kata Anneth ragu-ragu.

Betrand sempat mengernyitkan dahinya saat mendengarkan penuturan dari Anneth. Namun, sedetik kemudian, dia paham apa yang dimaksud oleh kekasihnya itu.

Tiba-tiba rasa takut merasuk ke dalam tubuh Betrand. Apa sekarang waktu yang tepat untuk Anneth mengetahui yang sebenarnya? Betrand tidak siap. Dia takut jika Anneth akan pergi meninggalkannya kalau gadis itu sudah tahu semua masa kelamnya. Apalagi, dia dan Anneth baru saja bersama. Tapi, kalau dipikir-pikir, mau sampai kapan dia menyimpan rapat-rapat tentang masalalunya? Apalagi Betrand dan Anneth sudah berpacaran, seharusnya tidak boleh ada lagi hal yang ditutup-tutupi di antara mereka berdua. Betrand menarik napasnya dalam-dalam dan memejamkan matanya sebentar. Apapun yang terjadi, dia akan siap dengan segala resikonya termasuk kehilangan Anneth.

"Aku kan pacar kamu, ngapain kamu nanyain soal aku ke orang lain hmm?" Betrand menatap wajah Anneth.

"Ya kan-" belum sempat Anneth menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba ada seseorang yang memotongnya.

"HAH??! PACARAN?!" teriak orang itu, berhasil membuat Anneth dan Betrand terlonjak kaget.

"ZARAAAAA...!!! KUPING GUE BUDEG GARA-GARA LU TERIAK DI KUPING GUE PERSIS!" protes Nayla dengan nada suara yang sama tingginya dengan Zara.

"Berisik banget kalian sumpah! Ngerusak momen aja sih. Gue lagi asik liat drakor secara nyata, jadi bubar kan gara-gara kalian" Shanna memukul kepala Nayla dan Zara dengan buku tulis miliknya.

"Iye maap" Nayla mengelus kepalanya yang baru saja dipukul oleh Shanna.

Sedangkan Anneth hanya tertawa melihat kelakuan sahabat-sahabatnya itu. Betrand? Tentu saja menatap ketiga manusia absurd itu dengan tampang datarnya seperti biasa.

"Eh Neth, jangan ketawa-ketawa aja lu. Jawab pertanyaan gue bestie" desak Zara dan langsung mendapatkan dukungan dari Shanna dan Nayla.

"Pertanyaan apaan?" Anneth pura-pura tidak mengerti dengan maksud Zara.

"Ah...jangan pura-pura dalam perahu alias kura-kura tidak tau kayak gitu ah bestie. Gue yakin lu tadi denger pertanyaan gue"

"Kebalik bego!" Shanna menoyor kepala Zara.

"Sakit heh! Kepala gue udah difitrahin nih. Enak aja main mukul-mukul aja daritadi. Kalo gue gegar otak terus jadi amnesia dan gak inget lagi sama lu gimana? Sedih lu nanti"

"LEBAY!" Shanna hendak menoyor kepala Zara lagi, tapi Zara berhasil menghindar.

"Malah jadi pada ribut sendiri sih?! Udah gais, ayo kita duduk anteng aja dan mendengarkan klaripikasi dari kedua belah pihak di hadapan kita ini" Nayla kembali duduk di bangkunya, diikuti Zara dan Shanna.

LaGata [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang