22. Seratus sepuluh?

1.1K 155 46
                                    

Hallo semuanya.

Ada yang nungguin aku update?

Lama banget ya? hehe maaf.

Gak usah lama-lama lagi ayo baca!

Jangan lupa vote dan juga komen di setiap paragraf oke?

Selamat membaca 🤍.

22. Seratus sepuluh?

Rio tersenyum tipis untuk membalas beberapa sapaan dari karyawan di perusahaan untuknya. Cowok dengan setelan jas yang sangat rapi itu melangkah menuju pintu keluar. Hari ini ia merasa sangat lelah setelah belajar untuk membiasakan diri dan membantu beberapa pekerjaan papanya.

Rio sekarang sangat merindukan pelukan hangat dari Ria. Membayangkannya saja sudah membuat Rio ingin menemui istrinya itu sekarang juga.

Saat sampai didekat motornya Rio melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Jam itu menunjukkan pukul lima sore. Dengan segera Rio mengenakan helm nya dan mengendarai motornya menuju rumah.

Diperjalanan menuju rumah Rio melihat permen kapas menggantung dengan warna dan bentuk yang menarik disebuah gerai dipinggir jalan. Melihat itu Rio menjadi teringat sesuatu.

"Kok gak ada ya?" gumam Ria sambil melihat sekelilingnya.

"Nyari apa?" tanya Rio.

"Permen kapas, biasanya disini ada yang jual." kata Ria

Refleks Rio menepikan motornya dan membeli permen kapas itu. Rio sangat ingat wajah sedih Ria saat tidak mendapatkan permen kapas waktu itu. Jadi sekarang Rio akan membelikannya agar istrinya itu merasa senang.

"Mbak saya mau beli yang bentuk bintang sama yang love itu ya?" ujar Rio pada wanita yang menjual permen kapas nya.

"Baik, tunggu sebentar ya mas." balas wanita itu dengan ramah lalu mengambil permen kapas sesuai yang di pesan oleh Rio.

Setelah selesai Rio langsung mengambil dan membayarnya dan kembali naik keatas motornya. Tapi saat di atas motor Rio teringat sesuatu. Cowok itu menatap kedua permen kapan yang lumayan besar itu lalu menghela nafasnya.

Rio berdecak kesal. "Gimana cara gue bawanya? sialan".

****

Rio melangkahkan kakinya memasuki rumahnya yang lumayan besar. Senyum di wajah tampan cowok itu mengembang saat melihat dua perempuan yang ia cintai sedang duduk bersama sambil bercerita.

"Assalamualaikum. ORANG GANTENG PULANG!" teriak Rio.

Ria dan Ara yang tadinya asik bercerita langsung menoleh bersamaan pada Rio.

"Waalaikumsalam."sahut Ria dan Juga Ara, mamanya.

"Kamu itu ya, kebiasaan teriak-teriak bikin Mama kaget. Kalo mama jantungan gimana? kan kasian adek kamu." omel Ara sambil mengusap-usap perutnya yang sudah besar.

Mendengar omelan mamanya membuat Rio menyengir kuda. "Maaf ma." ucapnya lalu terkekeh pelan.

"Papa kamu mana?" tanya Ara karena tidak menemukan suaminya pulang bersama dengan Rio.

"Papa masih di kantor, bentar lagi pulang." jawab Rio.

"Yahhh, padahal mama kangen sama papa kamu." ujar Ara merasa sedih.

Ria yang melihat wajah cemberut Ara langsung memeluk mama mertuanya itu.

"Mama gak usah sedih, kan masih ada Ria yang nemenin mama sampai papa Niko pulang." ucap Ria.

Ria Rio (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang