Chapter 8

93 9 2
                                    

Note : Sewaktu membuat chapter yang satu ini, Lucian selaku author malah guling-guling plus ngakak sendiri😭

Ada rasa doki-doki gitu (╥﹏╥)

••••••••••••••••••••••••••••


"Menurut laporan beberapa orangku, banyak lalu lintas ilegal belakangan ini." Yamato memulai, "Kapal yang mereka gunakan memang hanyalah kapal dagang tua, namun banyak saksi mata yang bilang kalau mereka melihat banyak orang asing di dalamnya."

Pemilik toko mengelus dagunya, "Mereka datang dari Sicilia menuju Pulau Austria. Mungkin untuk transit?"

Pulau Austria adalah pulau kecil yang terletak di dekat Venesia. Salah satu wilayah yang masih ada dibawah kekuasaannya, dan musuhnya menggunakan pulaunya?

"Oh, jangan bilang kau tidak pernah dapat laporannya?" Yamato tersenyum mengejek kelalaian Raja terhebat Venesia dengan secara terang-terangan. "Yah, mereka juga tidak salah. Anak buah Nicholas sangat pandai menyamar. Mereka menyembunyikan identitas dengan rapi."

Semuanya kini tampak lebih jelas. Musuh dalam selimut telah berkeliaran dengan bebas dalam istananya. Ada kemungkinan lawan politiknya ikut berkomplot dengan Nicholas. Bahkan sampai memata-matai ke dalam istana. Bukan hanya Gaku yang jadi incaran, ada pemuda lain yang kini sedang duduk di kursi goyang dengan raut wajah tanpa dosa--juga diincar.

Keputusannya untuk membawa Tenn memanglah benar. Gaku tidak akan tahu apa yang bisa terjadi pada pemuda itu kalau ia masih berkeliaran di istana dengan cerobohnya. Bahkan saat membawa paksa Tenn tadi pagi, Gaku masih bisa merasakan kalau mereka berdua diawasi.

"Aku pikir mereka akan segera ketahuan, tapi ternyata tidak." Tangannya dengan perlahan menggeser cangkir teh.

"Mereka tidak membawa barang yang mencurigakan." Gaku menarik cangkir teh, menatap selaput berwarna kecokelatan. "Pantas pegawaiku tidak menangkap mereka."

"Nicholas makin ahli dalam membuat identitas palsu, bisa jadi orang yang kau temui tadi malah dirinya." Yamato menghirup aroma teh krisan dengan tenang. "Jadi, apa yang akan kau lakukan, Yang Mulia?" Senyum Yamato tertarik tinggi hingga membentuk seringai yang menakutkan. Gaku menjawabnya dengan kilatan keji di bola mata.

"Apa yang akan aku lakukan?" Ia mendengus, "Tentu saja memberi pelajaran yang berharga hingga tidak bisa mereka lupakan. Siapapun yang mengusik milikku, akan ku hancurkan."

.
.
.
.
.

The Winter War

By

Lucian_Lucy_

.
.
.
.
.

"Jadi?" Yang lebih muda memulai. "Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"

Tidak ada jawaban. Gaku hanya memadang ke depan. Kakinya tidak dilapisi sepatu. Dibiarkannya pasir pantai menyentuh kulit, seolah tidak terganggu dengan fakta kalau pasir yang dipijaknya sangatlah panas. Mereka berdua memutuskan untuk pergi ke pantai yang terletak di sisi kanan pelabuhan. Hampir satu jam perjalanan yang mereka tempuh, dengan kuda yang dibeli Gaku dari Yamato--dengan harga diskon plus-plus--setelah dirinya nyaris mencincang pria bersurai kehijauan itu dengan mata pedang.

"Kita harus segera kembali." Pria bersurai silver itu menatap ke depan--memejamkan matanya. "Secepatnya."

"Lalu kenapa kau malah mengajakku ke pantai?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Winter WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang