Bagian 22 : Mencari Bukti

166 53 12
                                    

Selamat Membaca༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•

Dirga membawa Kinandara ke sebuah taman saat kondisi gadis itu sudah mulai membaik dalam segi emosional. Ia sengaja memilih tempat yang tenang dan jauh dari kata ramai agar sang sahabat merasa nyaman.

Mereka berdua datang kemari bukan tanpa sebab, melainkan sedang mencari tahu siapa dalang dibalik fitnah yang menjelekan nama Kinandara. Lewat laptop yang dibawa lelaki itu, keduanya fokus menatap layar yang memperlihatkan kamera cctv di dalam kafe.

Tepatnya pada hari selasa, orang yang diduga menjadi korban akibat minuman yang dibuat Kinandara itu memang terlihat datang seorang diri dan duduk di kursi yang menghadap langsung ke sisi tembok kiri.

Kata Dirga, Kak Shania sudah melihatnya bersama Pak Damar terlebih dahulu guna mengecek kembali apa benar Kinandara melakukan hal tersebut. Dan memang benar pada saat itu hanya ia dan Raehan yang bertugas menjaga kafe. Di bar pun tergambar jelas Kinandara yang membuatkan minumannya lalu mengantarkan sendiri ke meja pelanggan.

"Raehan kemana?" tanya Dirga sambil memilih tombol pause, dan video terhenti.

"Dia bilang sama gue kalau ibunya nelpon, dan karena kondisi yang cukup berisik dia izin pergi ke belakang." Jelas Kinandara yang mengingat kejadian tersebut.

Namun sedetik kemudian ada hal lain yang mungkin ia lupakan. Dimana Raehan, laki-laki yang lebih tua 2 tahun darinya itu sempat menitipkan pesan kepadanya tentang pesanan korban.

"Ga! Bisa lo mundurin durasinya enggak, pas Raehan izin ke belakang." Pintanya.

Dirga pun menuruti permintaan Kinandara.

"Lo ingat sesuatu, Ra?"

Kinandara mengangguk, lalu tangannya ia arahkan ke buku pesanan yang terhalang oleh beberapa vas bunga hiasan milik bunda Dirga.

"Ini, Ga! Raehan nyuruh gue buatin minuman ini lewat note yang ditulis dibuku itu sebelum dia ninggalin gue sendirian."

'Coffee canister ada di rak atas ya, kalau kakao bubuknya abis boleh pakai persediaan di wadah itu.'

"Jadi hari itu pelanggan lagi enggak banyak. Lo bisa liat di cctv cuma ada beberapa orang aja, makanya gue sama Raehan berani untuk kerja berdua. Nah, si pelanggan yang ini pesan Mocha hot chocolate, yang kebetulan bubuk coklat yang ada ditempat biasa itu lagi abis. Gue yang liat ada note disitu pun langsung ikutin petunjuknya."

"Ga, lo percayakan?"

Dirga terdiam sebentar, ia ingat telah memasang cctv di area belakang untuk berjaga-jaga saat kejadian Alvaro datang ke kafe.

Dengan sigap jari-jemarinya langsung mencari jam dimana Raehan ke tempat itu. Dan benar saja, Kinandara bilang Raehan sempat meminta izin untuk mengangkat telpon. Namun yang terekam di sana adalah moment dimana laki-laki itu hanya diam sambil mengamati Kinandara dari jauh.

Kinandara | Kim Dahyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang