Part 6 : Ayah dan Kue

221 62 3
                                    

Selamat Membaca༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Lilin telah dinyalakan pada kue ulangtahun yang dibeli Kinandara sepulang olahraga tadi bersama Dirga. Ayah, ibu, dan kedua kakaknya pun sudah berkumpul diruang tamu memeriahkan pesta kecil-kecilan yang diadakan oleh keluarga ini.

Ayah yang menolak meniupnya karena merasa tidak pantas menerima semua perlakuan anaknya pun hanya bisa pasrah. Ia selipkan doa untuk kesehatan dirinya sendiri, dan juga kebahagiaan yang akan selalu melindungi keluarga mereka.

Lantas satu tiupan berhasil memadamkan api pada lilin berangka 48 tahun itu. Detik berikutnya tepuk tangan serta pelukan hangat Ayah dapatkan dari orang-orang yang paling ia cintai di dunia ini.

"Selamat ulangtahun ya, Yah. Terima kasih udah jadi suami serta Ayah yang baik bagi keluarga kita. Saya janji akan temani kamu terus sampai sembuh. Simpan kenangan ini sebagai sesuatu yang bisa membahagiakan hati kamu, yaa." Ibu memberikan pelukan singkat pada suaminya itu. Tahu tidak, apa yang membuat keduanya terlihat begitu romantis dimata ketiga anaknya? Yaa, panggilan saya dan kamu yang selalu terucap dari mulut ibu dan juga ayah. Mereka terbiasa memanggil satu sama lain dengan kata tersebut dari pertama kali bertemu hingga ditakdirkan menjadi keluarga yang harmonis.

"Terimakasih, karena kamu sudah mempercayakan saya jadi kepala keluarga dihidup kamu."

Shania, Mina serta Kinandara hanya bisa menatap keduanya dengan rasa yang tidak bisa diutarakan. Ada bahagia serta rasa sedih yang membuatnya ingin menangis detik itu juga. Selalu mereka ucapkan dalam hati, bahwa ayah dan ibu harus bahagia dan menua bersama.

"Ayah, selamat ulang tahun." Kini Kinandara memajukan langkah kakinya lalu memeluk lelaki yang sudah menjadi cinta pertamanya itu. "Makasih udah didik aku dengan sangat baik, yaa, Ayah. Adek sayang banget sama Ayah."

Ayah membalas pelukan anak terakhirnya itu, lalu mengecup pucuk kepala Kinandara. Ia sangat bersyukur diberikan anak yang super aktif dan juga perhatian kepada dirinya. "Terimakasih, sayangnya Ayah. Maaf belum bisa jadi Ayah yang kamu idamkan, yaa."

"No, ayah itu lelaki terhebat yang pernah aku kenal."

Selanjutnya Shania dan Mina memeluk Ayahnya itu bersamaan. Menenggelamkan wajahnya dibalik pundak Ayah.

"Duh, anak Ayah udah besar aja. Perasaan belum lama Ayah sama Ibu ajarin kalian jalan sampe bisa lari." Keduanya terkekeh menanggapi perkataan Ayah.

"Ayah, selamat ulang tahun. Sehat-sehat yaa, Ayah, biar bisa temenin kakak terus. Aku masih butuh nasehat yang keluar dari mulut Ayah," ucap Shania tulus dari hati, sebab sama seperti Kinandara. Ayah adalah cinta pertamanya sekaligus dunia yang selalu berpihak padanya.

"Aamiin, makasih yaa, Kak. Kamu juga biar dilancarkan terus pekerjaannya. Ayah boleh pinta sesuatu enggak sama kamu?"

Shania mengernyitkan dahinya, "Apa? Bilang aja, aku pasti turutin."

Kinandara | Kim Dahyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang