Bagian 18 : Kenangan Masa Kecil

160 49 3
                                    

Selamat Membaca༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Di tengah malam yang gelap gulita disertai riuhnya angin yang berhembus kencang akibat turun hujan kala itu, Kinandara kecil tengah menangis di bawah selimut karena rasa takutnya.

Ingin kakinya melangkah mencari sang ibu, namun suara gemuruh petir menambah ketakutannya. Memanggil pun percuma, sebab suara lirihannya terdengar begitu pelan untuk didengar oleh siapa saja. Ia hanya bisa menutupi wajahnya, dan berharap hujan cepat reda.

Di tengah kegelisahannya, terdengar suara derap langkah kaki serta dorongan pintu membuat jantungnya berdegup lebih cepat. Apa itu hantu yang datang mengganggunya? Mungkin hal tersebut yang melintas dipikirannya yang semakin kalut.

DDAARRRR

Suara petir menggelegar, membuatnya berteriak histeris saat tubuhnya dipeluk oleh perempuan yang tubuhnya lebih tinggi 10cm darinya.

"Kakak disini, Dara." Milena yang kala itu berusia 7 tahun datang memeluknya.

Sontak si kecil pun membuka selimutnya perlahan setelah mengenali suara sang kakak.

"Kakak, Dala takut, hikss. Dala panggil-panggil ibu, tapi ibu ndak datang. Dala takut sama suala hujan itu, hiks." Lirihannya terdengar begitu sedih untuk anak sekecil Kinandara yang berbicara saja belum terlalu lancar.

Milena mengelap pelipis adiknya yang dipenuhi keringat dengan baju tidur berlengan panjang miliknya. Padahal udara malam ini begitu dingin, mungkin karena Kinandara benar-benar dikelilingi rasa takut dari tadi dan mencari pelindung dengan bersembunyi dibawah selimut.

"Ibu udah tidur pules, Dara sama kakak yaa. Enggak usah takut, ada Kak Na yang akan jagain kamu disini. Kakak tidur di kamar Dara sampai pagi kalau perlu." Milena kecil yang sedang berusaha menenangkan adiknya.

"Tapi kakak 'kan masih kecil kaya Dala. Nanti kalau ada hantu yang datang sampelin kita, gimana? Dala mau sama ibu aja, hiks." Melihat wajah ketakutan itu, Milena jadi gemas sendiri. Apalagi melihat bibir Kinandara yang menekuk ditambah iris mata yang terlihat begitu cantik.

"Adek lupa ya, Ayah 'kan selalu ajarin kita kalau takut terhadap sesuatu tinggal berdoa aja sama Tuhan. Nanti biar hantunya pergi dan enggak gangguin kita."

"Emang, iya?" tanyanya dengan wajah yang polos.

Milena mengangguk, lalu masuk ke dalam selimut pula karena ia merasa kedinginan.

"Sekarang Dara baca doa tidur coba."

Anak itu menaikan tangannya, lalu mulutnya mulai terbuka dan melantunkan doa sebelum tidur. Sementara Milena pun ikut bersuara, tangannya pergi ke surai hitam milik adiknya itu.

"Kakak benelan ndak tinggalin Dala sendilian 'kan?"

"Enggak Dara, kakak malam ini tidur bareng kamu. Sekarang kamu pejamin mata kamu, yaa." Milena semakin mengeratkan pelukannya, agar sang adik merasa aman dalam lindungannya.

Kinandara | Kim Dahyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang