Prolog

675 77 22
                                    


28 November 2014

Jungkook terburu buru melangkahkan kakinya turun melewati tangga rumahnya yang super mewah. Seragamnya belum terlalu rapih, tali sepatunya belum diikat sempurna. Jungkook sudah seperti dikejar hantu centil dari pancoran, bahkan matanya sudah celingak celinguk kesekitar seperti seorang pencuri. Jungkook mendramatis sekali.

Tapi tidak, sebenarnya waktu jam sekolah masih ada sekitar tiga jam lagi. Sekolahnya pun terbilang masih dekat walaupun dia masih mengenakan motor. Jungkook hanya menghindari orang orang yang belum lama ini memaksa untuk tinggal bersamanya.

Hih, mengingatnya saja Jungkook sudah merasa merinding. Seketika dia membayangkan menjadi seorang Pangeran Jungpunzel.

Tapi naas, kebodohannya membuat keseimbangannya terguncang dan terjatuh dari ketinggian beberapa anak tangga. Tapi untung saja, ada yang dengan cepat menangkap tubuhnya dari bawah.

"Hati hati dong, Sayang. Nanti Papi sedih kalau kamu kenapa napa," Namjoon, laki laki belum terlalu tua itu berkata lembut pada anak satu satunya. Sangat perhatian sekali.

Jungkook hanya mendelik ngeri, tapi dia masih mengatupkan bibirnya diam.

Sekali lagi, tangannya ditarik oleh yang lain. "Ayo. Ayah antar ke sekolah naik mobil," ujarnya tanpa ingin dibantah.

Jungkook menggeleng, ingin membantah tapi yang tertua diantara mereka lebih dulu menyela.
"Jungkook akan berangkat bersamaku Yoon, akan lebih mudah kalau searah, Bukan?"

Lalu dia, dengan seenaknya menarik tangan Jungkook kearah ruang makan. "Tapi sekarang harus sarapan dulu ya. Papa Seokjin yang tampan ini sudah buatin kamu makanan yang spesial," bangganya dengan percaya diri.

"Ck, apasih Hyung. Lebih dekat juga dengan kantorku." Namjoon berprotes sambil mengikuti Seokjin kearah ruang makan. Begitu pula dengan Yoongi yang masih merenggut tak terima.

"Cha, makan yang banyak ya My Son!! Biar kedua monyet itu bisa cari makan sendiri" Seokjin berkata semangat, tanpa mempedulikan ucapan Yoongi ataupun Namjoon yang masih berusaha merebut Jungkook untuk diantar menggunakan mobil mereka.

Sedangkan Jungkook, anak itu sudah mengumpat dalam hatinya. Menangis, menjerit menggumamkan nama orang tuanya yang sedang bekerja diluar negri sana.

Dia menangis keras dalam hati, lelah berfikir tentang dari mana mereka berasal sampai tiba tiba mengklaim dirinya sebagai anak mereka yang hilang.

Apakah mereka frustasi karna kehilangan anaknya masing masing? Tapi mereka bahkan masih terlihat sangat muda untuk disebut sebagai seorang ayah.

Apapun itu, Jungkook tidak mau ambil pusing dulu. Lebih baik dia menikmati sarapan yang dibuat Seokjin, enak juga ternyata.

😏😏😏

Mau kenalan dulu?

PAPA SEOKJIN

PAPA SEOKJIN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Guilty DefensiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang