8

284 49 4
                                    

Note = Mungkin bahasa disini akan sedikit berubah, jadi gak akan terlalu baku. Dan maaf buat seluruh typo yang ada. Sekian, terima kasih.

Jungkook mengetuk ngetuk mobil depan Namjoon dengan menggunakan kedua kakinya. Dia kesal, tapi tidak ada yang bisa dilakukannya sekarang.

Acara bertemu dengan teman temannya batal, dan sekarang malah harus satu mobil dengan Namjoon. Paman yang belum terlalu tua itu dengan seenaknya merangkul dirinya dan mengaku sebagai ayah kandung darinya. Bagaimana bisa dia bertingkah segila itu.

Tapi karna hal itu, teman temannya mendadak bersikap baik dan sok akrab dengan dirinya. Jungkook tak habis pikir, bahkan dia tidak peduli dengan status Namjoon yang seorang Ceo coklat terkenal, katanya. Tapi kenapa mereka begitu menyukai Namjoon sampai rela bersikap sok tidak jijik kepadanya.

Karna semua kekesalan Jungkook hari itu yang akhirnya menumpuk jadi satu, dia akhirnya memilih untuk menyeret Namjoon keluar cafe. Dan diluar dugaannya, Namjoon malah menyuruh Jungkook untuk pulang satu mobil dengannya.

Jungkook menolak, tentu saja karna dia sudah terlampau malas menghadapi Namjoon. Jungkook sudah pernah bilang, kalau dia tidak semurahan itu, sudah cukup dengan semua bapak bapak yang entah bisa berfikiran dari mana kalau dia adalah anak mereka. Lelucon mereka sangat tidak lucu dan tidak bermutu, sama seperti bapak bapak komplek face buak pada umumnya.

Jungkook terkejut saat Namjoon menjentikkan jarinya tepat dihadapan wajahnya. Dan saat ia menoleh dengan wajah yang sewot, Namjoon malah dengan santainya menunjuk jalanan dengan kedua alisnya yang keatas bersamaan.

"APASIH PAMAN?! AKU TIDAK TULI!!!" Jungkook berteriak kesal pada Namjoon yang hanya bisa menutup telinga rapat rapat agar gendang telinganya tidak pecah.

"Rumahmu dimana? Daddy ingin meminta izin kepada orang tua angkatmu untuk membawa anak kesayangan daddy ini pergi, dan sekalian juga berterima kasih," jelas singkat Namjoon.

"Paman- mau mati apa bagaimana, huh? Sudah kubilang kalau aku tidak membutuhkan daddy sugar manapun. DUITKU BANYAK!!" teriak Jungkook, berharap Namjoon akan kesal lalu menyuruhnya segera keluar dari mobilnya. Tapi tidak, Paman gila itu malah meliriknya jahil sambil terkekeh berat seperti bapak bapak pada umumnya.

"Sombong sekali, heh. Tapi sayangnya, aku lebih percaya diri untuk mengatakan kalau hartaku lebih banyak. Jadi kau tidak boleh menyombongkan hartamu begitu didepanku, mengerti Nak?" Pongah Namjoon sambil mencoel dagu Jungkook.

"Nak? Cih." Jungkook berujar dengan wajah tak percaya. Lalu dia memalingkan wajahnya sebentar dari Namjoon sebelum akhirnya menatap orang tua itu dengan tatapan lebih tajam.

Namjoon mencoba untuk tersenyum. Berusaha bersabar atas sikap galak Jungkook, padahal sebelumnya dia tidak pernah mau mengalah pada siapapun."Jadi kau mau memanggilku apa, hm? Ayah?" Namjoon bertanya lembut.

"Aku sudah punya Ayah!!" bantah Jungkook dengan galak.

"Oh, jadi- Papa?" Namjoon menawarkan yang lain.

"Aku juga sudah punya Papa!!"

Namjoon terkekeh, tapi tetap melanjutkan tawarannya. "Appa?"

Jungkook terdiam sejenak, sebelum melanjutkan dengan pelan, "Aku juga sudah punya Appa,"

"Ayahmu banyak sekali, Kook. Ibu angkatmu senang sekali menikah ya?"

"JANGAN SEMBARANGAN BICARA!!"

"iya iya! Kau tidak perlu berteriak lagi, haisshh. Mirip seperti ibu kandungmu ya, suka berteriak kencang seperti tinggal dihutan." Namjoon akhirnya mendumel kesal, tidak tahan jika harus terus diteriaki.

Bukannya menjawab Namjoon, Jungkook malah menatap sendu kearah pria itu dan menelisik keseluruh wajahnya. Entah mengapa Jungkook merasakan aura hangat dibalik sikap menyebalkan Namjoon yang sama sekali tidak mencerminkan aura seorang ayah yang dewasa.

"Kenapa menatapku begitu? Terpesona? Paras tampan mu itu jelas menurun dariku," ujar Namjoon percaya diri.

Jungkook menggulirkan bola matanya malas. "Paman serius mau tinggal sama aku?"

"Iya seriuslah!! Gak mungkin Papi ngulangin kesalahan yang sama sampai kamu pergi jauh dari Papi belasan tahun yang lalu. Papi gak mau kamu pergi lagi" jelas Namjoon membuat Jungkook tak habis fikir dengan sifat blak blak an Namjoon.

"Papi?" tanya Jungkook.

Namjoon tersenyum lembut, membuat kedua dimplenya muncul dengan sangat manis.  "Kenapa? Udah punya Papi juga?"

Jungkook menggeleng sambil menahan tawanya. "Enggak kok. Oke deh. Papi, kalau Papi bener pengen buat tinggal bareng aku. Ada syarat yang harus Papi setujuin."

"Syarat?"

Jungkook mengangguk sambil tersenyum manis. Dalam hati berdoa, agar kelak rumahnya tidak menjadi perkumpulan para kakek kakek jompo.

○○○

"Jungkook, sudah pulang?" Seokjin bertanya lembut. Lalu terkejut setelahnya saat melihat kehadiran orang lain dibelakang Jungkook.

"Siapa orang dibelakangmu?" Yoongi bertanya langsung pada intinya.

"Oh dia-"

"Kenalkan, Papi kandung dari Kim Jungkook," ujarnya penuh percaya diri.

Yoongi berdecih meremehkan, sedangkan Seokjin hanya tersenyum penuh arti.

"Kim Jungkook itu putra kandungku," ujar Seokjin tak mau mengalah.

Jungkook melotot. "Kenapa kalian seenaknya saja mengganti marga orang, heh?" tanyanya tak habis fikir.

Yoongi terkekeh, lalu berujar, "Lebih cocok dengan Min Jungkook kan?"

"Ayah!! Kenapa ikut ikutan?!" Jungkook mencebik sambil menggoyang goyangkan lengan kanan Yoongi, seperti anak kecil.

"Oh, Jungkookie sudah pulang? Makan bareng yuk, ada pizza hangat didalam." Hobi tiba tiba datang sambil berteriak dengan ceria.

"Oh, jadi ini Appa mu??" Namjoon bertanya sambil menunjuk Hobi dengan dagunya.

"Bukan-" Jungkook belum selesai berbicara.

"Aku guru konselingnya, setidaknya bisa lebih berharga seorang appa. Kau siapa, heh?!" Hobi mulai berbicara serius saat menyadari kehadiran Namjoon. Sifat overprotektifnya mulai keluar.

"Kook ah, dengar Ayah. Kau tidak seharusnya membawa orang lain sembarangan, kalau dia berniat menyakitimu bagaimana?" Yoongi menjelaskan dengan lembut.

"Jangan sembarangan!! Malah justru kau yang harus diwaspadai. Kook, Papi tau dia karna bawahan dari mafia kejam ini pernah mencari masalah dengan perusahaan Papi." Namjoon tidak mau mengalah, dia jelas tidak menyukai kahadiran Yoongi sejak pertama kali bertemu.

"Aku tidak bertanya tentang itu, kan?" Jungkook bertanya sarkas.

"Eum, iya. Maksud Papi, kau harus lebih waspada kepada orang orang disekitarmu. Dia orang jahat, Kook." Namjoon kebablakan saat Jungkook bertanya.

"Tolong mengaca!!" Yoongi masih tak mau kalah.

"Sudah cukup!! Ayo kita makan pizza." Jungkook menarik lengan Namjoon dan berjalan masuk ke ruang tengah, agar yang lain bisa mengikutinya juga.

Tapi hal itu malah membuat sebagian yang lain merasa kesal, apalagi saat Namjoon yang diam diam mengacungkan jari tengahnya pada mereka sambil tersenyum jahil.

Tbc,-

Maaf, aku ketiduran dari pulang sekolah tadi🙏

ASTAGFIRULLAH, LUPA HAPUS OUTLINE!!! MAAF

Guilty DefensiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang