1

533 82 9
                                    

01 September 2014

Jungkook mengeratkan selimut pada tubuhnya yang terasa mengigil. Tadi malam, hujan terus menguyur kediamannya tanpa henti, hingga pagi hari tiba.

Ia terpaksa membangkitkan tubuhnya, dan berjalan kearah kamar mandi untuk bersiap kesekolah lebih awal. Matahari pagi bahkan belum menampakkan diri sepenuhnya, langit masih berwarna keunguan bercampur biru tua, dengan suasana sejuk khas mentari sebelum menerbitkan wujudnya.

Ia terbiasa mengurus dirinya sendiri selama ini. Orang tuanya sibuk mengurus perusahaan di New York, karna pusatnya berada disana. Sedangkan ia adalah anak tunggal, dan tidak ingin dibantu oleh pelayan ataupun sebagainya.

Jungkook membuka lemari besarnya yang ada didapur. Menghembuskan nafasnya pelan, lalu mengambil satu bungkus mie instan dengan porsi yang besar.

"Nikah aja enak kali ya," gumam Jungkook sambil merebus mie instannya.

Jungkook mengalihkan perhatiannya sebentar dari mie yang masih berkepul asap itu, ia baru saja selesai masak omong omong. Ada yang menelponnya diwaktu pagi buta begini.

"Eoh"

"Jungkook. Jangan berangkat dulu!! Kami akan kesana, sekarang."

Jungkook memutar bola matanya malas, apalagi yang akan dilakukan kedua senior gilanya itu. Mereka selalu menempelinya.

"Untuk apa, Hyung? Aku lebih suka naik motor dari pada naik mobil Jimin Hyung yang bau minyak nyonyong pacarnya itu," ujar Jungkook sambil melanjutkan makannya.

"Ah, Kook ... Hyung sudah putusin dia kok." Jimin menyangkal. Suaranya terdengar agak jauh dari telepon, tetapi masih tetap terdengar jelas.

"Ck diamlah Jim!
Nanti pakai mobil Hyung saja, bagaimana?" Taehyung bertanya lembut pada Jungkook, seakan ia memperlakukan adik kandungnya sendiri.

"Baiklah." Jungkook langsung menutup panggilannya sepihak. Ia sudah tak sabar untuk melanjutkan makannya yang terganggu.

🧸🧸🧸

"Kau memakan mie instan, lagi?" Jimin bertanya kecewa pada Jungkook, bahunya melorot lemas.

Jungkook mengangkat sebelah alisnya tak peduli, lalu berkata jengah, "Kalau kalian cuma mau berceramah, mending pergi saja sana!!"

"Bukannya begitu, masalahnya Jimin cemas dengan perut gembelmu itu. Kami juga sudah beli sarapan kok," ujar Taehyung membela Jimin.

"Gembel?! Enak saja. Aku sudah bersusah payah memanjakannya dengan makanan enak setiap hari tau!! Tapi Hyung malah menghina!," sergah Jungkook tak terima.

Jimin menarik asal bibir Jungkook yang masih merenggut. "Berhenti mengoceh, dan makan ini!!," ujarnya sambil menyerahkan sekotak kue tart coklat yang masih terbungkus kerdus cantik dengan tutup berbahan plastik diatasnya. Terlihat tidak begitu besar, tapi tetap terlihat mewah dan lezat.

"Apa ini?!" Jungkook bertanya bingung kepada Jimin dan Taehyung yang kini sudah duduk bersisian disamping kanan kirinya.

"Kau bodoh ya? Ini kue." Taehyung berbicara pelan sambil menunjuk kearah kuenya.

"Aku tau ini kue. Tapi untuk apa?" Jungkook bertanya kesal.

"Kau ulang tahun hari ini, lupa ya?" Jimin mengingatkan Jungkook yang masih berekspresksi bingung. Sekaligus menahan keinginannya untuk memakan Jungkook sekarang juga, Jimin sudah tidak kuat dengan semua kegemasan didepannya ini.

Guilty DefensiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang