"Jen, ajakin Giselle coba."
"Giselle anak himpunan sebelah? Emang mau? Gue liat mereka sibuk sibuk semua. Dia ketua himpunan kalo Lo lupa Kak."
"Coba dulu deh, denger-denger lagu nya pernah dipake kelompok paduan suara kampus kita. Lo inget, yang kemarin juara 2 itu."
"HAH? LO SERIUS KAK?"
"Iya lah, makanya ajakin dulu siapa tau mau."
"Hmm, oke."
🍀🍀🍀
"GISELLEEE.. LO DICARI... SAMA COGAN--"
Lelaki itu kelabakan, bego sekali Dia lupa memperkenalkan diri. Oh dan terimakasih sudah memanggilnya cogan.
"Eh, Gue Jeno. Anggota BEM." bisiknya pelan, sejujurnya Dia malu.
"OH NAMANYA JENO... CEPET KESINI." Karina, perempuan yang baru saja berteriak. "Ditunggu aja. Bentar lagi dateng kok. Gue tinggal ya."
Setelah mendapat perintah dari Taeyong untuk mengajak Giselle, akhirnya sekarang Jeno disini. Di depan lab botani, tempat dimana Ia akan bertemu perempuan yang dimaksud Taeyong kemarin.
"Halo? Siapa?" Tanya Giselle pelan. Ia datang dari berberes perlengkapan setelah praktikum. Bahkan jaslab masih Ia pakai.
"Jeno. Arkana Jeno, staff BEM angkatan 20. Gue ada perlu sama Lo, bisa kita bicara sebentar?"
"Ah sure. Give me a minute, I'll be back. Tolong tunggu di lobby ya bentar lagi Gue turun."
Jeno hanya mengangguk kemudian melukis senyum tipis di bibirnya. Ia berbalik, sedikit tertunduk dalam langkahnya.
Bukan, Ia baru saja bertemu seorang perempuan dengan nada bicara terlembut yang pernah Ia dengar. Bahkan mata besar itu menarik perhatiannya.
'Cantik' pikirnya.
Ngomong ngomong soal keperluan Jeno tadi, akan ada acara Dies Natalis kampus mereka dalam beberapa minggu lagi. Dan perwakilan anggota BEM memutuskan untuk menampilkan rapp performance yang akan dibawakan oleh Taeyong, Jeno, Hendery, dan Yangyang. Tapi sang pemrakarsa Taeyong ingin menambah anggota, yaitu Giselle.
Ia berfikir bahwa akan bagus jika ada perempuan dengan bakat yang mumpuni tampil bersama mereka. Namun tentu sangat sulit mencari perempuan dengan kemampuan rapp alami yang bagus.
Tapi ternyata Taeyong punya beberapa kenalan yang akhirnya mempertemukannya dengan Giselle, Ia yakin She will eat it karena Ia tau seberbakat apa perempuan itu.
"Tapi masalahnya Gue bukan anggota BEM Jen yakin nih gapapa?"
"Kak Taeyong bilang ga masalah kok. Dia cuma pingin nampilin yang terbaik makanya pingin Lo join."
Giselle terlihat berfikir sebentar. Oiya mereka ini satu angkatan, jadi wajar tidak ada panggilan khusus seperti Kak dan Dek.
"Eh tapi ini Gue ga ada unsur paksaan ya, murni keputusan ada di Elo. Kalo engga, it's ok."
Jeno sebenarnya sedikit gugup. Karena yah, Giselle bukanlah seorang yang biasa-biasa saja. Ia memang low profile dan hanya beberapa orang yang sangat mengenal dirinya. Ia pendiam tapi mahasiswa berprestasi di bidang akademik maupun non akademik. Lagu yang Ia tulis bahkan menembus juara 2 saat dibawakan oleh team paduan suara. Jabatannya di himpunan sekarang pun sudah naik menjadi ketua umum.
Kalau begini untuk ukuran Jeno yang hanya anggota BEM, saat berhadapan dengan Giselle pastinya sedikit gugup.
"Boleh, Gue ambil ya. Oh wait, bisa Gue liat jadwalnya dulu kan? Waktu Dies Natalis nanti himpunan juga lagi hectic soalnya, jadi minta tolong segera dishare biar bisa Gue pertimbangin lagi. Lo perlu nomer Gue ga?"
"Oh santai Selle, Gue udah punya kok."
"Lah kenapa ga coba ngehubungin lewat whatsapp dulu aja sih Jen? Lo sampe mampir ke gedung fakultas gini, mana sampe depan lab lagi."
Jeno agak tersentak karena Giselle tiba-tiba jadi halus begini. Tadi masih tegas, sekarang nada bicaranya kayak Ibu yang nasehatin anaknya, lembut.
"Hahaha, ga enak aja kalau lewat chat. Kebetulan Gue juga pingin nya ketemu langsung."
"Eh apa?"
"Gak, lupain."
Jeno awkward, kenapa kalimat itu terlempar dari mulutnya? Astaga Jeno rasanya ingin tenggelam saja. Dimana image badboy itu? Sekarang malah jadi shy shy cat begini.
"Kalau gitu Gue duluan ya. Nanti Gue hubungin lagi." Jeno berdiri, bersiap pergi.
"Owkey, makasih juga udah ngajakin Gue ya. Semoga kita cepet akrab, Gue suka senyum Lo kayak samoyed ya hahaha. Gue naik ya Jen, selamat sore." Giselle beranjak dari kursinya kemudian pergi meninggalkan Jeno yang agak shock.
Tadi Giselle tersenyum, itu senyum termanis. Tidak permasalahannya, mengapa itu jadi yang termanis? Dan apa tadi? Ia dibilang mirip samoyed? Ia terdiam kemudian beranjak juga dari tempatnya. Berjalan cepat menuruni tangga kemudian menaiki motor sport nya.
Diperjalanan senyum perempuan itu kembali terbayang di pikirannya, membuat dirinya mau tidak mau harus mengukir senyum yang sama.
Ia hanya terpesona.
🍀🍀🍀
Hahahahahahaha Gue gatau, tiba-tiba banget dapet inspirasi dari manaaa ini Wkwkwkwkwk
Gemes aja liat chemistry nya Jeno sama Giselle di Zoo.. Gatau kenapa kayak cocok banget. Ah Giselle mah dipasangin sama siapa aja cocok kan ya..
Udah deh, ketimbang ditimbun mending Gue ketik disini kan ya..
Jadi, lanjut atau ga???
KAMU SEDANG MEMBACA
Zoo - JenSelle
FanfictionGiselle yang diminta bergabung dalam perform anak BEM membawakan rapp track berjudul Zoo.. Serta, pertemuannya dengan manusia tampan, Arkana Jeno.. Klik aja dulu siapa tau sukakkk Cerita ini murni dari ide pribadi dan kehaluan pribadi semataa.. Jika...