9 END

2.9K 275 42
                                    

Perempuan itu terlihat gugup saat keluar dari ruangan ganti dalam kamarnya. Ia berjalan lurus menuju cermin besar didekat pintu masuk. Melihat dengan seksama penampilan "baru" yang ingin dia coba.

Dari ujung rambut hingga ujung kaki dibalur dengan perintilan cewek yang mengundang perhatian. Bagaimana tidak? Gaun merah marun selutut yang ia kenakan sekarang menempel dengan bagus di tubuhnya. High heels hitam 10 cm itu juga terlihat elegan saat dipakai. Rambutnya Ia gerai polos dengan poni yang menambah kadar keimutannya.

Namun dengan ragu ia memastikan lagi bisakah ia mengenakan ini saat bertemu dengan Jeno nanti?? Terlalu berlebihan?? Atau terlalu mencolok?? Ia menatap cermin dengan keraguan kemudian berbalik melihat Karina yang masih takjub, lebih tepatnya pangling dengan penampilan Giselle kali ini.




"Gue... Beneran gapapa pake ini??" Giselle menatap ragu kearah Karina.

"Beneran Selle.. Astaga cantik banget temen Gue. Cukup, perfect banget.. Ini ga berlebihan. Kecuali lo mau pake gaun pengantin ke acara dinner pasangan baru ya baru berlebihan. Ini menurut gue cocok banget di elo.." Karina memuji penampilan Giselle sambil menyentuhnya berkali-kali.





Ngomong-ngomong, pakaian ini khusus dipilihkan oleh Karina karena dirinya tau Giselle bukanlah orang yang terlalu ambil pusing dengan penampilan. Baju di lemarinya saja dipenuhi baju hitam, tidak ada warna yang mencolok. Itu membuat Karina merasa harus turun tangan untuk kencan pertama Giselle dengan Jeno.

Kalau Karin boleh berpendapat, "Lo harus cantik malem ini, setidaknya untuk kencan pertama lo. Untuk seterusnya terserah, mau pake hoodie kek kaos terserah. Yang penting lo harus cantik malem ini."

Jadi begitu..






Giselle yang tadinya ragu akhirnya mengangguk dengan mantap. Benar kata Karina, setidaknya malam ini dia harus terlihat cantik. Yah walaupun sejujurnya dia cantik setiap waktu.

"Gue mau ketemu Winter dulu, balik kesini jam 5. Kita siap-siap buat kencan lo nanti malem. Make up lo harus on point ya, tenang ada gue." Karina berberes tas kemudian berjalan menuju pintu kamar Giselle.

"Inget ya Giselle.. Cantik, multitalent, pinter, itu ada semua ada di elo.. Dan sekali lagi lo deserved, jangan lupa bahagiaa yaa gue cabut dulu.." kemudian Karina benar-benar meninggalkan ruangan.



Dalam hati Giselle panjatkan rasa syukur karena Ia telah dibesarkan di tempat yang baik baik saja. Ia dipertemukan dengan orang baik yang selalu ada untuknya. Karina contohnya, ia sangat bersyukur diberi sahabat sepengertian Karina. Giselle tersenyum kecil kemudian membuka handphone nya. Membuka room chat Jeno dan bertukar pesan sebentar dengannya.







"Gimana? Deg-deg an ga mau ketemu Gue?"

Satu pesan datang dari Jeno. Didalam hatinya memang ia gugup, tapi tidak semenegangkan itu kok. Giselle tersenyum tipis kemudian berbaring diatas kasurnya dan mengetikkan sesuatu.

"Ga, lo kali."

"I'll save it later. Oh yaa don't forget to brush your teeth, Jeno. Byee aku mau siap-siapp.."


"GISELLE I DARE U!! Bilang apaa barusaann??"







Namun pesan terakhir dari Jeno hanya berakhir dengan centang biru oleh Giselle. Ia beranjak santai sambil tersenyum jahil lalu berhenti tepat didepan cermin.

"Jeno. Arkana Jeno. Mahasiswa fakultas teknik yang berhasil banget bikin gue jatuh cinta lagi. Dia pake pelet apasih?" Giselle menyugar rambutnya kemudian menatap lurus kearah bayangannya sendiri.

Zoo - JenSelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang