6

2K 275 68
                                    

"Oke mungkin sampai sini aja ya, rapat hari ini Kita cukupkan. Makasih bagi yang sudah menyempatkan waktunya, silakan istirahat. Selamat sore."

Giselle selaku ketua umum menutup rapat himpunan yang sudah berjalan 2 jam ini. Cukup lama memang, karena ada beberapa hal yang harus mereka luruskan.



Giselle bangkit dari kursinya, merapikan pakaian yang sempat lusuh karena duduk terlalu lama.

"Latihan Selle?" Karina datang dari ujung ruangan dan menghampiri Giselle yang tengah bersiap pergi.

"Iya sore ini."

"Good luck ya, tinggal 2 hari lagi kan?."

"Iya nih, gladi nya besok bangettt jadi hari ini mau fokus latihan."

"Hahahaha, by the way gimana? Lo iyain??"



Giselle tersenyum kecil, menarik nafas kemudian mengambil tas ransel yang dari tadi ada di kursinya.

"Kan Gue bilang mau fokus Rin." Giselle berjalan menuju pintu keluar, kemudian berbalik.

"Lain kali aja, janji Gue pastiin selesai baik-baik." Kali ini raganya benar-benar meninggalkan ruang sekre.

Karina hanya menghela nafas kemudian duduk diam di bangku nya. "Gue harap Lo bahagia Selle."















🍀🍀🍀

Giselle melangkahkan kaki menuju tempat dimana Lelaki dengan surai hitam itu menunggu. Pakaiannya selalu hitam, Giselle sampai heran manusia satu ini memang bajunya hitam semua atau bagaimana sih??

"Nunggu lama?"

"Gak kok.. Ayo naik." Kata lelaki itu sembari membukakan pintu depan mobil untuk Giselle. Yang diberi afeksi pun tak terima diperlakukan seperti itu.

"Eh, Gue bisa buka sendiri."

"Hahaha, udah naik aja." Tapi bagaimana? Jeno memang seperti ini, bucin.









Didalam mobil, tudak ada yang memulai percakapan. Jujur itu membuat keduanya merasa canggung, padahal bukan hanya sekali dua kali Giselle menjadi penumpang tetap mobil Jeno. Tapi rasanya tetap sama, sama gugupnya. Dan, berdebar tentu saja.

"Udah makan?" Tanya Jeno membuyarkan lamunan perempuan itu.

"Udah tadi sama Karina."

"Ngomong ngomong soal Karina, Dia single atau udah taken sih??" pertanyaan itu datang tiba-tiba.

"Taken, Ofcourse. Kenapa?? Mau digebet?? Kena tendang Heesung tau rasa Lo!" Nada bicaranya kenapa jadi kesal begini.

Jeno terkekeh, tidak mengatakan apa-apa lagi tapi tiba-tiba memarkirkan mobilnya dipinggir jalan dimana ada taman yang sepertinya baru saja selesai dibangun ulang.

Giselle masih cemberut, sejujurnya itu menggemaskan dan Jeno tau apa alasannya.





"Kalau gitu Lo siapa? Lo dengan sangat jelas adalah gebetan Gue, inget itu!" Kata Jeno sambil melihat kedalam mata huzel perempuan itu.

Jeno baru menyadari bahwa warna bola mata mereka sama, sejak kapan Ia tau bahwa mata huzel bisa secantik ini? Itu cocok sekali untuk Giselle yang memiliki mata yang besar, sungguh itu daya tariknya.

Warna itu cocok ada dimatanya, apa lagi eyeliner tipis yang Ia pakai itu. Tunggu, sejak kapan Giselle berdandan untuk latihan? Itu membuat Jeno penasaran. Tidak, itu membuat Jeno selalu penasaran. Jeno selalu ingin mengetahui apa yang sedang dilakukan perempuan ini, mengetahui apa yang dia sukai sampai apa yang sangat dia benci.

Zoo - JenSelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang