8

1.9K 261 41
                                    

"Giselle? Dari mana??" Taeyong sepertinya adalah orang paling akhir yang berada di ruang tunggu, dilihat dari ketidak hadiran anggota yang lain.

"Kak.. Tadi,.." Giselle merasa bodoh sekali, dia lupa mengatakan kepadanya bahwa Ia harus meninggalkan ruang tunggu sementara setelah tampil.

"Bicara sama Mark ya?" Tanya Taeyong tiba-tiba.

"Ah, iya.. Kak Mark minta ketemu bentar." Giselle mendudukkan diri diatas sofa sempit disamping Taeyong.

"Udah lega?"

"Hmm, udah Kak. Tadi dia cuma minta maaf, setelah itu udah. Dan ternyata apa yang Gue tau semuanya bener kok Kak hehehe.."





Niat Giselle yang awalnya hanya ingin memperjelas status mereka akhirnya terlaksana. Mereka berdua sekarang sudah selesai, memang awalnya tidak ada kata putus diantara mereka berdua. Giselle saja yang terus menghindari Mark, alasannya karena dia sudah malas. Dan sekarang semua sudah diperjelas dengan hubungan mereka yang secara resmi sudah berakhir.

Namun tadi satu tamparan berhasil mengenai pelipis lelaki itu, anggap saja itu hadiah dari Giselle karena sudah membuatnya kesakitan. Mark menerimanya, dan dia memang pantas untuk itu.



"Gausah terlalu mikirin Mark, kasian Jeno nunggu Lo dari lama ga pernah ke notice." Taeyong berdiri dari duduknya kemudian menggendong tas ranselnya.

"Gue duluan ya, kalau Lo mau nemuin Jeno dia di tongkrongan noh. Dia bener-bener hilang semangat sama perform band yang terakhir ini. Udah sore cepetan pulang ya.." Taeyong mengelus pelan ujung kepala Giselle, sebuah gerakan untuk mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.


"Makasih ya Kak.. Untuk semuanya.."

"Santai aja, Lo adek Gue walaupun adek-adek an aja wkwk."

"Apa sih adek-adek an."

Taeyong terkekeh geli dengan panggilan baru itu. "Yaudah Gue pamit Giselle."


















🍀🍀🍀

Di tongkrongan Jeno, banyak sekali laki-laki yang sedang merokok dengan kopi sebagai minuman pendamping mereka. Jujur saja kepulan asap rokok ini benar-benar tebal, Giselle heran mengapa orang-orang ini bisa tahan dengan baunya. Tapi maklum, jadi mahasiswa memang semumet itu.

Tempat itu hanya berukuran sebesar warung kecil saja, namun memiliki pekarangan yang luas dengan kursi dan meja. Warung ini memang hanya menjual minuman dan makanan ringan. Padahal ada tempat yang lebih besar dan bersih dari ini, tapi Jeno memang lebih nyaman disini. Ini adalah tempat berkumpul teman-teman dekat nya.

Giselle menyusuri tempat itu sendirian, mencari sosok lelaki bernama Jeno. Saat memasuki wilayah mereka, lelaki disana terus saja memperhatikan Giselle dan itu membuat dia merasa tidak nyaman. Tolonglah, Giselle ingin melebur saja dia sangat malu.

Dari kejauhan dia melihat Jeno sedang merokok dengan teman-temannya. Namun raut wajahnya nampak jelas sedang kesal. Tak berfikir lama setelah menemukan Jeno, Giselle pun segera menghampiri lelaki itu dengan sedikit berlari.








"Proyek tugas akhir Lo gimana?" Renjun bertanya kepada Haechan yang sedang tepar diatas meja. Dia benar-benar lelah sudah menjadi MC acara selama seharian.

Oiya ngomong-ngomong acara pensi sudah selesai, penampilan Team Zoo tadi adalah penutup sebelum Band memainkan musik terakhirnya. Karena itulah mereka bisa bebas berkumpul disini.

"Lo bisa ga sih sehari aja gausah bahas tugas?? Liat aja dong kita baru selesai seneng-seneng masa mau bahas proyek??" Haechan geleng-geleng kepala sambil tetap meletakkan kepalanya diatas meja. Dia benar-benar lelah.

Zoo - JenSelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang