2

3.2K 387 38
                                    

Langit senja jingga kemerahan, sama seperti rona wajahnya. Giselle kedinginan, membuat hidung hingga pipinya berubah merah. Jaket tebal Ia kenakan dengan rapat, heran saja padahal kemarin tidak sedingin ini.

Ia duduk sendiri di taman fakultas menunggu teman lain datang. Jaketnya Ia rekatkan dan meniup halus telapak tangan nya yang kedinginan.

Dari jauh sosok perempuan lain datang menghampirinya, Dia menggunakan setelan baju yang tidak kalah tebal. Tapi itu terlalu tebal.



"Astaga Karin Apa Lo bisa napas kalau pakaian Lo setebel itu?? Gue yang liat aja engap pliss." Giselle merasa engap melihat penampilan Karina yang padat sekali.

"Diem, dingin banget buset hari ini. Langsung ke kos Gue aja ya Selle."

"Siap Bundahara."


Karina, teman seperjuangannya di jurusan biologi yang sama sama sedang banyak kerjaan. Giselle hari ini menginap di kost nya karena pagi-pagi sekali Ia harus sudah di lab.

"By the way, Lo ambil Selle?"

"Tentu." Giselle tahu dengan pasti kemana arah pembicaraan mereka.


"Tumben bener dah. Mereka nyogok Lo pake apa sampe Lo iyain??" Tanya Karin penasaran.

"Hahaha. Track dari Kak Tae udah di Gue. Dan Gue dikasih kesempatan buat nulis lirik nya. Mana bisa Gue tolak kalau tawarannya begitu sih Rin."

Karin memutar bola matanya malas. "Serah Selle yang penting Lo ga lupa rapat. Juga, siapa itu yang kemarin nyariin Elo di depan lab??"


Giselle mengerutkan dahi, berfikir sebentar.

"Ah, Jeno?"

"Nah Jeno, mayan tuh Selle gebet sana."

"Cangkem mu Rin."

"Eits, mulutnya Kakak. Kasian banget hidup Lo ya Selle ga punya ayang?"

"Putus sama yang sebelah tau rasa Lo"


Giselle memang zonk banget kalau soal cowok. Tapi Ia sudah kenyang dicekoki Karin berbagai macam jenis cowok. Bak tawar menawar barang kiloan, Karin sering memperkenalkan teman-teman nya ke Giselle tapi tidak ada yang berhasil. Ini cewek memang temboknya tinggi dan tebel banget susah ditembus.







🍀🍀🍀

"Giselle ya? Kenalin, Hendery angkatan 19." Laki-laki tampan yang satu ini antusias sekali saat mendengar kabar Giselle mengiyakan tawaran mereka.

Apa alasannya coba?

Karena Giselle ini wibu.


"Selle ini Yangyang, anaknya lagi agak pendiem soalnya nintendonya habis ilang. Kasian padahal barang langka."

"Aahhh Bang Hendery mah, cepu banget." Yangyang cemberut, tetapi tetap berjalan mendekati Giselle kemudian menawarkan jabat tangan.

"Gue Yangyang, Giselle kan? Bang Tae banyak cerita soal Elo."

Jabat tangan itu digapai Giselle, wah ternyata dingin juga tangannya. "Giselle, Biologi angkatan 20"


Giselle mengedarkan pandangan ke seluruh ruang, "ga ada Jeno." Mungkin Dia masih ada kelas.

"Yaudah, sambil nunggu Jeno kalian bisa latihan mandiri dulu. Giselle bisa mulai nulis lirik juga, Lo bisa ke sudut sana, take your time ya." Taeyong menunjuk bagian lain ruang latihan.

"Owkey Kak."

Giselle duduk lesehan, mengeluarkan notebook kemudian menguncir rambutnya menjadi ponitail. Bajunya bernuansa hitam karena Ia penyuka warna hitam.

Zoo - JenSelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang