01

159 12 3
                                    

Hari ini tepat 4 bulan keberangkatan Bang Jion ke luar negeri, dan hari ini juga aku pindah ke sekolah baru karena suatu masalah. Tepat hari ini aku berjanji tidak akan melakukan hal hal fatal seperti di sekolah lama ku dulu.

Pagi pagi sekali jam 5 harsa sholat subuh lalu pergi mandi pagi, menyiapkan sarapan di meja makan untuk dirinya dan kedua orng tuanya yg sibuk. Harsa baru ingat bahwa baju yg harus di pakai hari ini ke sekolah belum sempat di setrika namun karna sudah hampir pukul 6 Harsa rela menggunakan baju istimewa nya itu tanpa sentuhan akhir.

Jam berlalu begitu cepat Harsa terus berlari menuju halte bus karena bus yg di naiki Harsa datang tepat pukul 6 pagi. Sesuai harapan Harsa bus itu datang saat dia sudah sampai di sana.

Sesampainya di sekolah Harsa terdiam di depan gerbang sekolah mengamati setiap rincinya. Gedung bertingkat 4 dengan pilar yg besar dan kokoh, pepohonan yg tinggi, serta banyak siswa siswi saling mengumbar tawa bersama membuat Harsa membuka lebar matanya, ia tak percaya akan di pindahkan di sekolah ini. Entah apa yg membuat ayahnya memindahkannya di sini tapi Harsa sangat bersyukur.

"Wow" Ucap Harsa terkagum.

Harsa menyusuri sekolahnya yg begitu luas ia masih sangat kagum dengan sekolahnya itu karena sekolah ia sebelumnya tidak semewah ini. Harsa terus menerus bertanya dalam hatinya
"Apa papa mulai sayang kepadaku?" monolognya sambil tersenyum tipis.

Tepat pukul 7 bel sekolah berbunyi, siswa siswi mulai berlarian memasuki kelas masing masing.

"PERHATIAN!" Sentak pak ahok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"PERHATIAN!" Sentak pak ahok.
Kelas yg tadinya ramai menjadi sunyi seketika.

"Kelas kita kedatangan murid baru" Lanjutnya.

"Pak" Seru salah satu murid.

"Kenapa kamu?" Tanya pak ahok.

"Cewe apa cowo pak?" Jawab murid itu.

"Cuma pengen modus kan kamu? Saya hajar nanti"

"Harsa? Silahkan masuk" Ucap pak ahok mempersilahkan Harsa.

Dengan rasa grogi nya Harsa memasuki kelas dengan senyuman.

"Halo, aku Harsa Hantara kalian bisa panggil aku arsa atau harsa " Sebongkah kalimat berhasil di ucapkan Harsa dengan lega.

"PAK!!" Ucap murid itu lagi.

"Kenapa lagi kamu Jaevan?" Ucap pak ahok pasrah.

"KATANYA CEWE?" Teriak Jaevan.

"saya belum bilang cewe. Kamu diam saja buat orang susah apalagi berulah, sudah diam kamu" Tegas pak ahok.

"Harsa silahkan duduk dibangku yang kosong" Ucap lanjutnya.

Ada beberapa bangku kosong. Namun, Harsa lebih memilih duduk di bangku pojok belakang dekat jendela. Kata Harsa ketenangan adalah nikmat yang harus di syukuri.

GAIS GAIS, gimana awal ceritanya? ngebosenin ga? Ayo ayo jangan lupa vote yang banyak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GAIS GAIS, gimana awal ceritanya? ngebosenin ga?
Ayo ayo jangan lupa vote yang banyak!

STILL LIFE - HARUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang