04

81 11 8
                                    

Malam itu, setelah Harsa menyelesaikan pekerjaan rumah dan tugas sekolahnya Harsa mendengarkan musik sambil menatap langit dan bintang-bintang yang indah.

"Bunda Lili, bunda baik baik aja kan? Harsa seneng kalo bunda juga seneng" Kata nya sambil tersenyum tipis dan perlahan memejamkan matanya.

Angin malam membuat rambut Harsa berantakan seakan angin membawa pergi beban Harsa perlahan.

Suara deringan hp membuat semua hilang begitu saja. Tapi saat melihat satu nama di sana semua yang seketika hilang kembali lagi.

"Bang Jion.. " Kata Harsa tersenyum senang, lalu buru buru mengangkat panggilan telpon itu.

"Arsa... maaf gue ganggu. Lo belum tidur?" Suara khas Jion terdengar jelas, suara yang Harsa rindukan.

"Belum bang" Jawab Harsa sambil tersenyum senang di balik layar hp itu.

"Gue tiba tiba inget lo sa, gue kangen rumah" Katanya.

"Arsa juga kangen bang Jion.. " Arsa ingin sekali curhat semua beban nya ke abangnya itu namun waktunya tidak tepat mungkin bukan sekarang, tapi Harsa berjanji akan menceritakan nya.

"Yaudah sa, mama papa udah tidur kan? Lo juga harus tidur sekolah yang pinter" Kata Jion yg hendak menutup telponnya.

"Hehe iya bang"

TUT

Sambungan terputus, Harsa ingin menangis saat itu juga ingin sekali dia bercerita semuanya kepada abangnya itu. Harsa rindu bunda, Harsa rindu abang.

----

Esok harinya, Harsa bangun sangat pagi sehingga saat ia berangkat mama dan papanya belum menampakkan diri sekali pun.

"Kalo mama sama papa nanya Arsa, tolong bilangin Arsa udh berangkat ya bi" Ucapnya kepada bibi Ningsih alias pembantu dirumahnya.

"Iya den" Jawab bi Ningsih.

Setelah mendapat jawaban dari bi Ningsih, Harsa keluar rumah dengan memakai headset dan mendengarkan lagu-lagu klasik yang menenangkan lalu menuju halte bus seperti biasanya.

----

Kejadian yang lumayan jarang dilakukan oleh Saina adalah bangun pagi.

Saina bersiap untuk berangkat sekolah, memakai seragam lengkap dan memoles bibir nya dengan lipbalm agar tidak terlalu pucat setelah itu ia turun ke kamar untuk menemui orang tuanya.

"MAMI, PAPI!! SELAMAT PAGII" Teriaknya sambil menuruni tangga.

"EH KODOK" Kaget Irene.

Suho yang melihat Irene pun tertawa terbahak-bahak.

"HAHAHAHAHA NGGA ADA KODOK DISINI MI" Ucap Saina sambil terkekeh.

"KAMU TUH YA SUKANYA GODAIN ORANG TUA AJA" Kesal maminya.

"Bener tuh kata mamimu, lagian kamu tumben banget bangun pagi? abis kesambet apaan?" Tanya papinya.

"Ish papi sama mami mah ngeremehin Saina mulu kalo soal bangun pagi, ini Saina ada piket tau!" Jawab Saina dengan nada sedikit kesal.

"Ah yakin? biasanya juga piketnya males malesan" Ujar maminya.

"Ah udah ah mi, Saina berangkat dulu, pi Saina ijin naik bus ya sekali sekali Saina naik kendaraan umum bosen dianter pak Aji terus" Kata Saina.

"Yaudah terserah kamu, yang penting jaga diri ya" Jawab papinya.

"Siap pi!! saina berangkat ya mi,pi"

STILL LIFE - HARUTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang