33.. Hurt

248 14 0
                                    

Tanpa menghiraukan omongan ayah aku segera naik ke kamar dan menjatuhkan diriku diatas ranjang

"Yang ayah ingat dari Taehyung adalah sifat kekanakan dan kelakuan genit Taehyung"

Aku melempar bantal kearah foto keluarga yang menggantung di kamarku

Tanganku berusaha menggapai ponsel yang ada dimeja riasku dan menekan nomor Taehyung

Terdengar nada sambung tak lama Taehyung mengangkat panggilanku

"Ya sayangku"sahutnya

Aku menangis begitu mendengar suaranya

"Lui, kau kenapa? Kau dimana? Sayang bicara dulu ada apa?"tanyanya panik

Tidak mau membuatnya khawatir aku terpaksa menyembunyikan keadaan yang sebenarnya

"Aku merindukanmu"

"Astaga Lui, aku kira kau kenapa sayang.. Besok malam aku jemput kau mau kemana?"

"Jemput saja dulu"jawabku singkat

"Baiklah, sudah kau jangan menangis sayang"

"Bekerjalah dengan baik sayang, oyaa jangan genit-genit"sambungku

"Genit? Genit dengan siapa sayang? Tidak tenang saja aku akan jadi laki-laki yang baik"

"Baiklah aku tunggu besok malam"

Aku menutup panggilan teleponnya, air mataku tidak dapat aku tahan hingga aku terisak didalam kamar

"Lui...."panggil kakakku dari balik pintu kamarku

"Masuk saja, tidak aku kunci"

"Kau kenapa?"tanya kakakku lalu duduk di sisi ranjangku

Aku menangis memeluknya

Kakakku mengusap punggungku pelan dan hati-hati menanyakan apa yang sebenarnya terjadi

"Kak, apakah aku salah kalau aku jatuh cinta?"cicitku

Kakakku melepas pelukannya

"Dengan Taehyung?"jawabnya sambil mengusap air mataku

Kakakku menggeleng pelan

"Tidak Lui, kau tidak salah.. Soal ayah, kakak tidak sengaja dengar percakapanmu dengan ayah, yakinkan lah ayah kalau Taehyung itu laki-laki yang baik"

"Kak yang ayah tau Taehyung itu laki-laki yang genit dan kekanak-kanak an.. Bukankah dulu ayah selalu bilang pada kita tidak baik terlalu cepat menilai orang, lalu kenapa ayah mengambil kesimpulan buruk tentang Taehyung yang baru dia kenal"ucapku dengan berderai air mata

"Ayah hanya takut ada laki-laki yang menyakitimu Lui, karena ayah terlalu sayang pada dirimu. Ayah tidak mau kamu jatuh pada laki-laki yang salah"sahut kakak

"Lalu aku harus bagaimana? Aku mencintainya"

"Yakinkah ayah, buktikan pada ayah kalau pilihanmu benar"

Kakakku mengusap dan menangkup pipiku dengan tangannya yang hangat

"Lebih baik sekarang kau tidur, kakak temani disini yah. Kalau ada sesuatu yang ingin kau ungkapkan ceritalah pada kakak, tidak perlu sungkan"

"Oiyaa kita akan nonton konser BTS di Jamsil kau sudah beli army bomb? Kakak juga mau yah"candanya

Senyum tipis mengembang di bibirku berkat kakak

Pagi harinya seluruh anggota keluargaku sudah berkumpul dimeja makan

"Lui...."panggil ibu

Aku turun dan segera bergabung dimeja makan

Behind The Scene | TAEHYUNG ✔️ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang