Save Me, Save You : 1

5.2K 589 190
                                    

"Hah?!"

Tangannya berulangkali mengucek matanya berkali-kali. Ia mendekatkan layar laptopnya— tak baik untuk retina matanya namun ia harus memastikan sesuatu.

"I-ini benar..."

Ia terdiam sejenak sembari menghempaskan punggungnya pada headboard ranjang.

"YESSSS AKU DITERIMA!!!"

Junkyu bersorak riang sembari mengangkat kedua tangannya. Lantas mengambil laptopnya kembali yang menampilkan notifikasi email bahwa ia diterima di sebuah perusahaan besar.

Tentu saja merasa senang dan berteriak heboh. Karena perusahaan yang seminggu lalu ia lamar terkenal perekrutan karyawan yang sangat sulit.

Namun, itu sepadan dengan gajinya yang tinggi. Tak heran lagi jika setiap tahunnya ribuan calon karyawan berbondong-bondong untuk melamar disana.

"Hufft, semangat untuk besok!"

Junkyu mengambil selimutnya untuk tidur setelah mematikan laptop. Menyiapkan hari besok untuk wawancara perdananya lagi sebagai karyawan baru.

🦋🌻🦋

Junkyu menghembuskan nafasnya untuk menetralkan jantungnya yang berdegup kencang sekaligus ribut karena merasa gugup dan takut.

Berkali-kali ia merapikan setelan formalnya agar terlihat rapi didepan atasannya nanti. Pemuda mania itu sejenak memikirkan hal konyol.

Bagaimana jika atasannya itu berbadan gemuk, perut buncit, berkumis dan rambut yang dibotak tengah?

"Ingin tisu? Kau berkeringat banyak"

Junkyu mengerjapkan matanya imut melihat sodoran tisu dihadapannya itu. Sementara sosok yang memberinya tisu hanya tersenyum simpul.

"A-ah, terimakasih" cicitnya tak enak.

Gadis berambut pendek itu mengangguk. Lalu menyodorkan tangannya pada Junkyu yang memiringkan kepalanya bingung.

"Aku Lily. Uhm, can we be friend?" tanya gadis itu dengan aksen bulenya yang kental.

Junkyu tersenyum manis lalu menjabat tangan itu. "Aku Junkyu. Kim Junkyu. Semoga kita bisa menjadi teman baik" balasnya.

Pemuda manis itu bisa menetralkan rasa gugupnya sedikit demi sedikit. Tenyata ruang lingkup kerjanya disini cukup menyenangkan dengan karyawan yang ramah tamah.

"Kim Junkyu?"

Ia tersentak kaget. Lalu berdiri masuk kedalam ruangan setelah namanya dipanggil.

Diruangan dengan dinding abu-abu membuat nuansa khas dominan yang kuat. Terdiri ornamen unik dan dua kursi. Satu kursi atasannya dan kursi untuk karyawan yang akan diwawancarai lebih jauh.

"Duduk"

Junkyu menelan ludahnya gugup lalu perlahan duduk dikursi yang terasa nyaman. Keningnya sedikit mengernyit tak bisa melihat rupa sang atasan karena duduk membelakanginya.

"Junkyu. Kim Junkyu, lahir dikota Chungju dan bulan 9 September besok kau akan berumur 21 tahun. Menyukai es krim rasa vanilla dan buah stroberi. Aku benar?"

Pemuda manis itu membulatkan matanya terkejut. Ia ingat sekali bahwa berkas untuk untuk melamar pekerjaan kemarin hanya mencantumkan riwayat pendidikan, prestasi dan pengalaman kerja.

Tidak sampai menjurus ke hal yang bersifat pribadi— termasuk hal yang disukainya.

"B-bagaimana kau—

"Baik. Kau bisa bekerja hari ini sebagai sekretarisku"

Junkyu terpaku. Ternyata pikiran konyol tentang dugaan mengenai fisik atasannya itu sepenuhnya salah.

Can't Control Myself [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang