Save Me, Save You : 6

7K 450 62
                                    

Plak!

"Mendesah"

Junkyu menggeleng kuat. Kedua tangannya berusaha mendorong dada bidang itu untuk menghentikan kegiatan mereka sebelum berbuat lebih jauh.

"Kumohon hentikan" lirihnya memohon tapi telinga Haruto seolah tuli.

Dapur yang semula berbunyi suara spatula dan pisau dengan telenan itu berubah total semenjak kedatangan Haruto disana.

Sebuah erangan dan desahan menjadi pengiring dimana dua sosok adam itu menjadi peran utama dimana adegan yang seharusnya tak senonoh diperlihatkan diruang dapur.

"Berikan aku satu alasan" ujar Haruto diselingi senyum remehnya.

Junkyu menggigit bibirnya kuat. Ia meremat rambut Haruto dengan kuat tatkala putingnya dihisap dan digigit dengan ganas.

Kancing baju tidurnya sepenuhnya terbuka. Hingga tertahan dikedua sikunya. Matanya dipenuhi pelupuk air mata meskipun Junkyu tak bisa berbohong jika rasanya nikmat.

"K-kita mmh harus pergi a-ah ke kantor!" pekik Junkyu diakhir kalimat ketika jari-jari panjang itu membelai penisnya yang masih tertidur.

Haruto melepas kulumannya. Ia menatap penuh puja bagaiman wajah itu terlihat merah dan sayu. Ah, juga buliran keringat yang menambah kesan eksotis.

"Kau tak bekerja pun, uangmu akan selalu kuberi. Karena kau milikku" Haruto mengecup lembut cuping telinga Junkyu.

"Yang menjadi tanggunganku mulai sekarang" imbuhnya lagi.

Bukan jawaban ini yang Junkyu harapkan. Apa yang orang-orang katakan jika sang atasan juga sekretaris tak berangkat bekerja dihari yang sama?

Sudah cukup Junkyu dulu sempat takut akan ucapan para pekerja diperusahaan Haruto yang mengecapnya penggoda.

Meskipun sekarang ia tak mendapati itu sebutan lagi semenjak Haruto memarahi dan mengancam siapapun yang berani mengganggunya.

"Sebagai imbalan kau harus memberi kepuasan yang belum pernah aku dapatkan" Haruto terkekeh geli sembari menyisipkan poni rambut Junkyu disela-sela telinganya.

Cantik.

"Bukan begitu sayang?" tanyanya sembari menyeringai.

Junkyu hendak menjawab namun kalah telak ketika Haruto membalikkan badannya hingga pantatnya yang sedari tadi tak tertutupi apapun nampak jelas dimata pria itu.

"Aku tak bisa berhenti jika itu dirimu"

🦋🌻🦋

"Ahh terus sayang— mhh"

Haruto mendongak kenikmatan. Menyunggingkan senyum miring begitu melihat Junkyu nampak patuh dibawah kuasanya.

Bunyi kecupan basah dan gumaman tak jelas dari Junkyu terdengar. Pemuda manis itu tampak kesusahan mengulum penis Haruto yang ukurannya tak pernah ia bayangkan.

"Uhuk!"

"Lebih cepat!" bentak Haruto akhirnya.

Karena merasa lamban, pria itu bergerak dengan sendirinya dan mendesis nikmat tanpa memperdulikan Junkyu yang menangis karena tersedak.

"Aah sayang" Haruto spontan menjilati bibir bawahnya ketika Junkyu berhasil memanjakan penisnya dengan deepthroat.

Sphrust!

Sphrust!

"Jilat" titah Haruto dingin dan Junkyu pun menuruti ucapannya.

Pemuda Kim itu mati-matian menahan rasa mual ketika lidah dan lambungnya tak bisa mengadaptasikan dari cairan Haruto yang ditelannya.

Can't Control Myself [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang